Dibalik Rasa.

76 13 3
                                    


Malam, gaiss!

Selamat membacaa, muachhh*

....

....

Beomgyu berdiri di sebelah mobilnya, persidangan telah selesai dan ia hanya menunggu Chaewon juga Jaemin yang sedang membicarakan sesuatu. Mungkin mengenai masa depan mereka. Beomgyu tidak terlalu penasaran. Yang ia inginkan dari mereka hanyalah sebuah pernikahan.

Alisnya naik satu ketika melihat hanya Chaewon yang berjalan mendekat, sementara lelaki yang satu nya lagi pergi menjauh. "Kau akan berbicara pada kakek, bukan?."

Baeomgyu mengangguk, masih menatap punggung Jaemin yang menjauh. "Dia kenapa?."

Mata Chaewon ikut mengikuti arah pandang Beomgyu, yang ternyata pada Jaemin yang sedang menghampiri mobilnya sendiri untuk pualng. "Aku mengajaknya makan malam hari ini."

"Dia bilang terlalu cepat, dia punya jadwal."

Beomgyu terkekeh. "Kau di tolak?."

Tangan Chaewon membuka pintu mobil, memilih mengabaikan pertanyaan Beomgyu yang mengejeknya. Setelah itu pun, Beomgyu ikut masuk ke dalam. Ia berencana kembali menyusun rencananya dengan teliti. Di mulai dari hal yang kecil terlebih dahulu untuk ia beresi. Salah satunya Kim.

"Kakek sebenarnya sedang tidak terlalu ramah." Ucapan itu menjadi pembuka pembicaraan Chaewon saat mereka sudah sampai di kediaman Kim. 

"Tidak ada yang berubah disini." Beomgyu mengingat terakhir kali kakinya mengunjungi tanah Kim. Mungkin sekitar 5 tahun lalu saat dirinya sudah memulai karirnya. Meninggalkan semua perasaan yang biasanya menjadi euforia paling indah ketika dirinya berada di kediaman Kim. 

"Tidak ada, termasuk hati ku." gumam Chaewon.

Semua itu tertinggal dan sudah terhapus waktu, bagi Beomgyu.

Dan kini, ia harus menyerahkan sesuatu yang masih berharga di kehidupannya pada temannya sendiri. 

"Salam Kakek Kim." Otomatis Beomgyu berlutut melihat Kakek Kim sedang terduduk di bawah dengan beberapa buku yang ia pegang.

Lelaki dengan kaca mata baca itu menoleh, terdiam sebentar. Seperti nya tengah mengingat siapa yang kini berada di depannya. Tampak familiar. "Beomgyu?."

"Benar, kakek. Ku dengar Anda sedang tidak enak badan."

Buku itu di letakkannya, badannya berputar menghadap pada Beomgyu dan Chaewon yang duduk berlutut, bersebelahan di depan Kakek. "Kau datang kemari, setelah berhasil meruntuhkan Kim?."

"Aku tidak akan bergerak, jika tidak di sentuh." Beomgyu tersenyum kecil. Ia mengangkat pandangannya untuk balik melihat Kakek yang pandangannya sudah keras sedari ia datang. "Bukan kah seharusnya aku mendapatkan permintaan maaf?."

Kakek Kim tertawa. Ia sudah tidak bisa melawan jika keadaannya sudah seperti ini. Ingin memperbaiki guci yang sudah pecah belah sangat sulit. Sekalipun kau mempunyai alat untuk membuatnya kembali seperti semula. "Kau benar, anak ku yang satu itu memang gila. Jadi, kau menginginkan apa hingga datang kemari?."

Beomgyu juga tidak ingin basa-basi lagi. "Minggu depan Bungsu Na akan melamar Chaewon. Aku berharap, Bungsu Na akan mendapatkan kursi yang sedang Kakek tempati kini."

"Kau menawarkan kesepakatan untuk ku?."

Beomgyu mengangguk. "Kim memang sudah runtuh, namun aku akan memasukan Kim dalam Bangsawan Na."

"Kau mengatakan seakan kau akan membuat si Bungsu Na menjadi pemimpin di keluarga Na." Tentu, Kim akan kembali menjadi bangsawan jika salah satu keturunan kembali menikah dan terikat dengan bangsawan lain yang adalah Tuan Sejati ataupun Nyonya Sejati.

Our , Secret (우리, 비밀) -Ryujin&BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang