[6] Murka Argeano

3.3K 390 17
                                    

Sebelum lanjut, tekan bintang di bawah Dulu ya teman-teman 👐

***

"Ya. Nanti kirim seluruh data karyawan Kepada saya. Untuk pelatihan karyawan baru, kita adakan dua Minggu lagi."

Wanita cantik yang kini duduk di meja berpapan nama Manager SDM itu kini tersenyum setelahnya, memberi anggukan begitu sekretaris bagiannya pamit keluar ruangan.

Soal perkerjaan Shaela tidak pernah main-main. Professional tetap profesional. Semua bagiannya akan ia dalami dan lakukan dengan semaksimal mungkin. Bahkan Shaela sudah mempelajari profil dan kinerja perusahaan ini. Tidak sulit baginya, karena tidak beda jauh dari perusahaan yang Argieno pimpin.

Seorang laki-laki berkharisma dengan jasnya yang kini muncul dari balik pintu membuat senyumnya pudar dan berganti kekesalan. Melihat Argeano saja sudah langsung membuat moodnya buruk.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Seraya membereskan berkas di mejanya, ekor mata Shalea tak lepas melihat Argeano yang kini memutari sofa ruangannya hingga berdiri di depan mejanya dengan tangan dilipat di depan dada.

"Apa?" Sedikit geram melihat Argeano hanya diam membisu dan hanya menatapnya dingin. 

"Kamu tidak lihat ini jam pulang?"

"Ya terus? Saya juga tahu." Lalu urusan Argeano ini apa? Ya mana mungkin dia mau mengajak pulang bersama. Argeano pasti terbentur kalau iya.

"Kau tidak lupa ini masih Kantor?" Shaela mendongak. Menatapi tatapan tajam itu membuatnya teringat. Benar juga. Dia lupa.

"Oh oke."

"Untuk gaji setiap bulan nanti, akan di TF pihak Kantor ke rekening baru kamu. Saya sudah buatkan."

Shaela berdiri. Mengambil tasnya dan berhadapan dengan Argeano. Dahinya berkerut. Kenapa tiba-tiba pria ini berubah baik?

"ATM dan bukunya saya yang pegang."

Matanya sontak melotot. "Apa. Enak saja! Itu kan gaji saya!" Bagaimana Shaela tak protes. Apa-apaan Argeano.

"Saya tidak butuh protes kamu. Kekuasaan di tangan saya. Paham?" 

Hendak protes. Tangannya yang kemudian di genggam membuat Shaela membeku. Ini bukan pertama kali tangannya di genggam selain di akad dan tadi pagi. Namun tetap saja ada gelanjar aneh yang ia rasakan begitu tangan dingin itu bersentuhan dengannya.

"Saya kasih tunai."

"Aku bukan-"

Shaela merasa tak bergerak begitu tubuhnya ditarik ke depan hingga wajah itu hanya beberapa senti. Dua mata hitam milik Argean kini menatapnya tajam. "Pulang. Bersikap baik dihadapan semua orang." 

Ia menahan nafas. Mengangguk. Argeano tersenyum puas, lalu membawannya keluar.

"Senyum," bisik dingin Argeano kemudian.

Dan sandiwara itu berhasil dia lakukan. Argeano dengan wajah dinginnya dan Shaela yang tersenyum melewati beberapa karyawan yang menyapa hormat begitu keduanya lewat.

Skenario Pernikahan CEO Licik (Salah Akad) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang