[30] Bunuh Diri

4.7K 474 97
                                    

Sebelum mulai baca part ini.
Sudah ada Lihat SPOILER di Instagram-ku Belum? Part ini bagian dari SPOILER yang bikin ugh

Bagi yang belum yuk follow yuk
@Sarifatulhusna_

Aku bakal rajin kasih Spoiler lagi. Biar makin penasaran.

Sad Reading
Part ini mengandung bawang

Ramaikan dengan komentar lagi yuks👐

***

Shaela berjalan mondar-mandir dengan gelisah di kamar luas Argean. Ia tak hentinya mengigit kuku jarinya. Matanya memerah, otaknya tengah berpikir keras. Ia sangat takut jika mimpinya menjadi nyata.
Apa yang harus dia lakukan?

Getaran ponsel membuatnya mencari asal suara. Ponsel Argean yang tertinggal di atas nakas membuatnya buru-buru meraih benda itu. Nomor yang tidak bernama. Shaela menggeser tombol hijau ke atas dan menempelkan benda itu ke telinga kiri.

“Selamat pagi Pak Argean. Saya melaporkan kalau Oma sudah tiada.”

Deg!

Suara bariton yang menyampaikan berita itu dengan datar, terutama akan kata terakhir itu membuat lehernya terasa dicekik.  “Ma … maksud Anda apa?” Ia menyentuh dadanya yang berdetak kencang.

“Pak Argean?"

“Saya istrinya!”

Hening menyelimuti. Shaela yakin laki-laki diseberang sana enggan melanjutkan ucapannya. Sebelum benda itu dimatikan, Shaela menukas. “Oma siapa yang Anda maksud?”

“JAWAB!”

“Maaf, Buk. Ta-“

“Oma saya di mana?!” pekiknya dengan air mata lolos. Tangannya gemetar memegang ponsel itu. Ini … kenapa mimpinya nyata?

“Oma saya di mana,” mohonnya menangis.

***

Shaela menjatuhkan tubuhnya di lantai melihat pemandangan menyakitkan dihadapannya. Persis seperti mimpi, hanya saja obrolan itu tidak ada. Hanya ada Oma di kamar dan kasur yang sama.
Air matanya luruh, Shaela terisak.

“Oma nggak bisa nemenin Shaela lagi.”

“Waktu Oma tidak banyak. Oma senang melihat Shaela Tersenyum. Oma hanya ingin Shaela tahu, Oma sayang Shaela, Oma mau Shaela bahagia, Oma mau Shaela sholat, Oma Mau lihat Shaela nggak dendam lagi.”

Diremasnya kuat selimut yang masih menutup tubuh Oma. Shaela menguncang tubuh itu memohon. Kepalanya menggeleng. “Kenapa … kenapa seperti ini cara Oma meninggalkan Shaela.”

“Kenapa Oma?! Kenapa?”

“Oma nggak sayang lagi sama Shaela! Oma jahat ninggalin Shaela di dunia yang kejam ini. Shaela punya siapa lagi?” tangisnya memilu. Beberapa penjaga dan seorang perawat yang ada di sana hanya terdiam sedih memperhatikan.

Perasannya sakit, benar-benar sakit.

“Shaela takut Oma. Shaela takut ….”

“Kenapa … kenapa Oma nggak bawa Shaela. Shaela … Shaela hancur Oma. Shaela hancur, Shaela ingin ikut Oma,” Ia tersedu-sedu. Shaela menatap tak kuat mata terpejam itu. Tatapan lembut, penuh kasih, dekapan hangat, sentuhan menghangatkan itu kini sudah sirna.

“Kenapa Tuhan kejam sama Shaela, kenapa Oma? Kenapa kebahagian Shaela direnggut semua? Shaela dosa apa?”

“Buk, jenazah Oma harus segera di urus.”

Skenario Pernikahan CEO Licik (Salah Akad) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang