“Kau bisa cepat sedikit?”
Kacau. Gara-gara dia semalam tidak bisa tidur, ia jadi terlambat bangun dan sekarang ia semakin dikejar waktu. Belum lagi teriakan Argean yang membuat kepalanya jadi pening.
“Tunggu, aku lupa menaruh handphone-ku di mana.” Tubuhnya berbalik, namun gagal ketika Argeano dengan tidak manisnya, menarik krah bajunya ke luar rumah.
“Tidak usah bawa handhphone. Jangan membuat saya malu terlambat ke kantor.”
“Astaga, kamu kan CEO tuan Argenao. Apa salahnya telat dan bisa tidak, jangan menarikku seperti tersangka?” Ia mendelik kesal, menjauhkan tangan itu dan merapikan kembali bajunya.
“Cara pikiran kau bodoh. Pemimpin itu harus disiplin dan kasih contoh yang baik. Ini yang mau rebut posisi tinggi perusahaan?" decihnya. "Apa kabar karyawannya kalau pemimpinnya mau kayak gini?" Satu sudut bibir Argean naik, laki-laki yang tampak gagah perkasa dengan kemeja biru laut bersama setelan jas hitam yang melekat di tubuh atletisnya itu kini melangkah dahulu.
Shaela melongo lalu berdecak karena sindiran itu.
“Tunggu, kita langsung pergi? Tapi aku sudah masak, kita tidak sarapan?” Peringatnya jika saja Argeano lupa. Ia kini membututi Argeano di belakang. “Kopi kamu juga sudah siap. Seperti biasa.”
“Tidak usah. Masakan kau tidak enak.”
Wah kurang ajar! Selama ini laki-laki itu memakan masakannya dan sekarang dengan santainya berkata seperti itu? Jika ia tidak ingat misinya, Shaela bersumpah tidak akan mau lagi memasak untuk CEO licik itu.
“Aku lapar.”
“Bukan urusan saya.”
Baiklah. Bersama Argean harus siap bersabar. Begitu menaiki mobil dan Argeano sudah melajui mobil itu, Shaela hanya diam dengan bosan. Biasanya menghilangkan aura menggerikan di mobil dia akan sibuk dengan handphone-nya, tapi lihatlah sekarang. Ia hanya bisa duduk dengan tak nyaman.
“Kamu punya pacar?” Shaela teringat apa yang dia lihat kemarin.
Tidak menganggap ada yang bicara Argeno hanya diam. Mata elang itu hanya fokus menatap ke depan. Shalea mendengus kecil, melihat jendela sambil mengutarakan pertanyaan selanjutnya.
“Apa dia tahu kamu udah nikah?”
“Ah, dia pasti frustasi.”
“Tapi … kalian masih pacaran setelah kita menikah?” Kepalanya sontak menoleh terkejut. Mendapati tatapan tajam Argeano membuatnya tersenyum kikuk. “Aku hanya bercanda. Tapi jangan-jangan kalian masih pacaran. Kamu selingkuh kan?”
“Bukan urusan kau!” Suara itu menggeram kesal.
“Ah aku pasti tersakiti karena suamiku selingkuh.” Dramanya. “Dengar, walaupun pernikahan ini di luar dugaan. Aku tidak suka kamu selingkuh.” Shaela menggeleng sedih, menelungkupkan tangannya di depan dada memohon. Tidak peduli ekspresi jijik Argean saat ini.
“Kau gila. Lebih baik diam.”
Shaela menoleh malas. Benar, ia gila dengan kehidupannya sekarang sampai-sampai ia jadi seperti ini. Terkadang ketakutan berhadapan dengan manusia kasar itu, terkadang dia berani seperti ini.
“Kira-kira ada kemungkinan kamu mencintaiku tidak?” spontannya.
Cit!
Shaela terkisap begitu Argean menghentikan mobilnya dengan mendadak di tengah jalan. Tidak peduli lala lalang, untung tidak terjadi kecelakaan. Mata itu menatap tajam, memegang dagu Shaela hingga gadis itu menatap dua sorot matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Pernikahan CEO Licik (Salah Akad) ✓
Romance"Kamu-" Argeano menatap tajam. Mata elangnya kini menatap penuh kemenangan Shaela yang kini meremas sisi gaun pengantinnya. Laki-laki berperawakan tegap dan tinggi itu kini mengikis jarak hingga Shaela tersudut dengan pucat. "Kamu bukan Argiano!" ge...