[29] Aku Mohon Argean

3.7K 404 52
                                    

Kebangetan Argeano. Main ngancem 😭
Cerita ini DOUBLE UPDATE, Sesuai paksaan Argeano. Ck ck.😂

Pelan-pelan aja ya bacanya. Terima kasih banyak bagi yang sudah komentar 💙

Teruntuk Sider Readers, yuk pelan-pelan muncul. Bisa Yuk bisa.

Koment Dulu  di sini.
Siapa nih yang dari tadi nungguin notif cerita ini?👐

Happy Reading

***

Pukul sepuluh malam membuat Shaela sudah berada di atas kasur Argean. Sedang pemilik kasur itu masih tengah sibuk di meja kerja ruangan lain. Sibuk dengan segala kerjanya sebagai CEO.

Shaela menarik selimut tebal itu hingga ke dagu. Berniat menutup mata, ia malah melamun menatap langit-langit kamar mengingat kebersamaan mereka sejak sore hingga di atas mobil tadi.

Dia senyum-senyum sendiri, tersadar kemudian menggeleng. Senyum lagi dan menggeleng keras lagi dengan bibir mengerucut kesal hingga berulang.  Shaela mengambil boneka kucingnya, memeluknya dan menantap boneka itu dengan tak habis pikir. Kenapa dia senyum-senyum sendiri sih mikirin Argean?

“Kau terpikat padaku?"

“Terpikat? Aku suka kamu? Aku pasti bodoh dan gila suka sama laki-laki yang suka kasar dan menyiksaku.”

“Iya, aku sudah gila kan Gean suka dia?” Shaela terkekeh, mengajak bicara nama boneka kucingnya yang masih ia beri nama Gean, nama Argeano.

“Gila gila gila, aku beneran gila sampai suka laki-laki yang menyiksaku. Nggak! Aku nggak suka dia. Ya kali.”

Tawa yang mengudara itu terhenti. Kilasan hal romantis yang tidak sadar Argean lakukan nyatanya berhasil menimbulkan getaran aneh di hatinya. Shaela mengubah posisinya menjadi duduk dan menyentuh dadanya. Ia mengigit bibir bagian bawahnya khawatir.

Bagaimana jika getaran itu menandakan dia memang sudah mulai terpikat pada Argean? Jika itu terjadi … Shaela menggeleng keras. Menepuk dua pipinya.

“Sadar Shaela. Kamu harus kembali seperti awal. Ini nggak boleh. Kamu tetap harus dendam. Kamu harus balas perbuatan orang tua Argean. Harus.” Sejenak meyakinkan diri, kilasan perhatian Argean tadi membuatnya berdecak kesal dan masuk ke dalam selimut.

“Harus hilang, perasaan ini harus aku buang,” desahnya lalu menutup mata. Besok, dia akan berusaha kembali seperti biasa dengan rencana awalnya. Ya, itu yang memang harus dia lakukan.

***

“Oma …” Matanya nanar menatap sosok wanita tua yang selalu ada untuknya kini duduk bersandar di atas kasur, dengan senyum kecil. Tatapan sendu Oma, tubuh yang letih dan tengah menahan sakit itu membuat hatinya sesak.

Shaela menangis. “Oma …” Ia berlari, memeluk Oma yang kini balas memeluk. Pelukan yang sudah lama tidak ia rasakan itu kini begitu hangat dan dirindukannya. Dengan tangan gemetar, Oma mengusap lembut punggungnya.

“Shaela rindu Oma,” isaknya. “Oma kenapa?”

“Shaela.” Suara lemah itu membuatnya melepas pelukan dan menatap wajah berkeriput yang bergurat kesedihan. Air mata Shaela lolos melihat kondisi satu-satunya keluarga yang ia punya.

“Shaela di sini Oma.”

“Oma minta maaf.”

“Kenapa … kenapa Oma minta maaf?”

Skenario Pernikahan CEO Licik (Salah Akad) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang