[40] Topeng Willy

253 20 2
                                    

Semangatnya hidupnya tidak seperti biasa. Jika dulu ada yang menyiapkan segala kebutuhannya, melayaninya, bahkan menyiapkan sarapan, kini sosok itu hanya ada dalam bayangan. Argean menghela nafas. Selesai memasang dasi, kakinya melangkah ke bawah.

Tatapannya terpaku pada meja makan yang kosong. Rasa makanan itu tidak ada lagi, dan secangkir kopi nikmat itu juga tidak pernah ia rasakan lagi. Di sana hanya ada bayang-bayang Shaela yang sibuk bolak-balik menyiapkan semuanya.

Ternyata dia benar-benar merindukan istrinya.

Istri?

"Bukannya aku babumu?"

"Aku babumu."

Ia menghela nafas panjang. Kenapa rasanya sesakit ini? Argean mengusap wajahnya gusar, sungguh dia menyesal akan kata babu yang selalu diucapkannya. Dulu memang rasa bencinya begitu besar, namun Shaela yang sudah ada di hidupnya nyatanya berhasil membuatnya jatuh cinta dan kini gila karena bersalah dan kerinduan.

Argean melangkah berat menuju mobilnya. Getaran ponsel membuatnya merogoh saku celana, nomor tidak diketahui.

"Apa kabar Pak CEO PT. ARDEAN GRUP?"

Dua alisnya tertaut, rautnya berubah begitu teringat suara ini.

"Bagaimana kabar Anda setelah ditinggal istri?"

Rahang Argean mengeras. Sorot matanya tajam. "Kau, apa yang kau tahu Willy?"

Willy terkekeh. "Cukup banyak terutama setelah istrimu mengunjungiku."

"Shaela menemuimu?" Argean buru-buru naik ke mobil, tujuannya kali ini adalah Willy. "Alamat. Katakan istri saya di mana."

"Wah wah ... akhirnya kau mencari babumu juga. Kenapa Argean? Kau takut tidak punya pelayan lagi?"

"Kau diam Willy. Dia istri saya."

Tawa Willy diseberang lebih keras. "Aku suka ini. Coba tebak dia di mana? Bagaimana jika aku merusaknya setelah itu membunuhnya? Ide bagus bukan."

Cit!

Argean menginjak rem. Air mukanya berubah merah padam. Giginya bergemeletuk.

"KAU! JANGAN SENTUH SHAELA."

"Tapi bagaimana ya. Istri Anda sudah sangat percaya padaku Bukan hal susah menipunya," Willy menyeringai.

"KAU, APA YANG KAU INGINKAN?"

Hening sejenak. "Membuat kau hancur, tentu saja."

"AKU AKAN MEMBUNUHMU."

"Shaela dulu yang akan kau lihat terbunuh, Argean."

Tut!

"Arggh!"

Argean mengeram. Memukul stir seakan itu Willy. Darahnya seakan mendidih akan kalimat Willy. Se-ujung jari saja laki-laki itu menyentuh Shaela, akan dia pastikan Willy ikut mati.

"Lacak nomor yang saya kirim." Dia harus bertindak cepat. "Kirim dalam waktu sepuluh menit."

"Baik, Pak."

"Shaela dalam bahaya, bantu aku cari Shaela."

"APA?"

"Willy. Laki-laki yang dekat dengan Shaela. Alamat yang nanti ku kirim, susul dan siapkan segalanya ... sebelum laki-laki itu melakukan apapun."

"Bukannya Shaela sama kau, Argean?"

"Dia kabur."

"Kau apakan lagi dia?"

Skenario Pernikahan CEO Licik (Salah Akad) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang