[32] Pagi Tanpa Kopi

4.7K 443 66
                                    

Emoticon kamu begitu tahu cerita ini Update?


***

Sepasang manusia yang berada di bawah atap yang sama itu kini saling menatap. Shaela menatap Argian menunggu jawaban sedang Argian yang sudah mendengar permintaan Shaela menatap wanita itu lama.

“Kenapa? Kamu nggak mau? Kalau kamu beneran nggak tahu apa-apa dan akan mengobati lukaku, kamu harusnya mau kan?”

Permintaan Shaela. Pertama, Argian membantunya cerai dengan Argean. Kedua, Argian harus memberikan 50% kekayaannya untuk Shaela.

“Kamu yang menjebakku dengan kembaranmu. Kamu yang membuat hidupku rumit dan orang tua kamu yang membunuh orang tuaku. Anggap ini setimpal, aku masih berbaik hati tidak meminta seluruh hartamu Ar.”

Tubuh Argian membeku mendengar kalimat terakhir itu. “Orang tuaku membunuh orang tuamu?”

Shaela tersenyum sinis. Melipat kedua tangannya dan membelakangi Argian. “Hanya Argean ya yang tahu?”

“Maksud kamu?”

“Jadi mereka nggak kasih tahu perbuatan kotor mereka ke kamu ya?” Shaela Tersenyum, berbalik lagi menatap Argian.

“Pasti merasa senang ya punya orang tua sukses padahal nyatanya kekayaan sekarang dengan cara membuat aku kehilangan orang yang kusayangi?”

“Apa yang tidak kumengerti di sini?”

“Kamu pura-pura bodoh?”

“Aku bahkan tidak tahu apa-apa, apa yang Argean tahu?”

Matanya menyorot tajam penuh amarah. Shaela mengepalkan tangannya kuat begitu mengingat kejadian menyakitkan yang ia lihat. “Ketika kecil, aku melihat jelas kedua orang tuaku dibunuh orang tuamu.” Ia membuang wajah begitu cairan bening itu kembali menggumpal.

“Perusahaan yang sekarang dipimpin Argean, bekas perusahaan orang tuaku! Kamu tahu?”

Argian mematung. Seolah ada batu yang menghantam tubuhnya akan fakta yang bahkan dia tahu. Perasaannya semakin sakit melihat Shaela yang kembali meneteskan air mata .

“Mereka menutupi kebenaran kalau orang tuaku bunuh diri. Orang tua kamu melakukan itu!” teriaknya bergetar.

“Padahal … padahal mereka sahabatan Ar. Tapi kenapa … kenapa orang tua kamu berkhianat.”

“Shaela … aku.”

“Sekarang aku kembali terjebak dengan kembaranmu dan tersiksa. Apa menurut kamu ini nggak sakit? Lalu Oma … kembaranmu membuat Oma-ku meninggal Ar!”

“Sha.”

“Aku hanya meminta dua hal itu padamu. Kalau perlu kembalikan kekayaan keluargaku!” Shalea menghapus kasar air matanya.

Argian bergeming. “Keluargaku …”

“Ya keluargamu yang membuat aku tersiksa hingga sekarang. Aku hidup kekurangan tanpa kasih saya orang tua. Kamu tahu gimana sakitnya? Bahkan keluargaku difitnah!” Shaela mengatur nafasnya yang tersenggal.

“Kamu tidak mau? Aku tahu kamu sama jahatnya dengan keluargamu!” Ia meninggalkan tatapan benci sebelum meninggalkan ruangan itu, ucapan Argian berikutnya sukses membuat langkahnya terhenti.

“Shaela, aku akan lakukan semua itu.”

***

Rumah besar dan mewah yang pagi-pagi biasanya sudah bunyi ribut dari arah dapur itu kini begitu hening, bahkan wangi yang masuk indra penciumannya setelah mandi kini tidak ada lagi. Semua terasa beda akan kepergian Shaela.

Skenario Pernikahan CEO Licik (Salah Akad) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang