[24] Hanya Dua Minggu

3.8K 421 39
                                    

Part ini merupakan spoiler yang udah ku upload jauh-jauh hari di Instagram.

Kali ini bisa tembus berapa komentar?
Reward menunggu😂

Happy Reading

***
Kamu tahu? Sesuatu yang menyakitkan. Sangat sakit dan lebih sakit, kenapa sekarang aku tidak bisa membencimu?

Skenario Pernikahan CEO Licik

***

Adalah benar jika segala hal yang tidak baik kita lakukan pada orang, akan juga kita alami cepat atau lambat. Hukum alam bekerja, Takdir tuhan adil juga adanya. Semua hal terkadang hanya akan jadi boomerang jika bertindak dalam merugikan orang.

Argeano begitu hancur karena pengkhianatan wanita yang ia cinta. Ia tidak bisa lagi berpikir jernih. Segala hal ini mampu meluluh hantakan perasaanya. Namun pada akhirnya kembali Shaela yang menjadi pelampiasan semua.

Ia tidak ingat apa yang dilakukannya semalam pada Shaela, tapi Argeano yakin ia melampiaskannya pada wanita itu. Tatapan tajamnya memperhatikan Shaela yang menjadi lebih pendiam, bahkan Shaela hanya menundukkan wajahnya dalam-dalam.

Ia jadi penasaran hal kasar apa yang dia lakukan hingga membuat Shaela berubah seperti itu? Biasanya Shaela akan seperti biasa setelah dia main fisik. Argean menggeleng, memilih menyeruput kopinya yang baru dibuat, pikirannya kembali pada jawaban Felisya dan Willy kemarin. Argean menghembuskan nafas kasar, menggebrak meja dengan tangan terkepal.

Shaela yang dari tadi menunduk terhenyak. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tidak beraturan, lalu berbalik ke dapur untuk menyiapkan yang lain.

"Shaela."

Tangannya dicekal. Shaela bergeming, engan berbalik badan walau kini langkahnya tertahan.

"Lihat saya!" geram Argean mendapati diam wanita itu.

Air mata yang sejak tadi Shaela tahan menetes, ia menggeleng kecil dengan tundukan dalam membuat Argean membalikkan tubuh itu untuk menatapnya. Melihat air mata yang jatuh itu membuatnya bergeming.

"Jam berapa saya pulang semalam?"

Shaela makin terisak.

"Saya apakan kamu semalam?"

Shaela mendongak dengan air mata yang basah. Matanya yang bengkak menatap Argean yang menatapnya dingin dengan raut penuh heran.

"Kamu tahu? Sesuatu yang menyakitkan. Sangat sakit dan lebih sakit, kenapa aku sekarang tidak bisa membencimu?" lirihnya menghempas kasar tangan itu.

Dihapus kasarnya air mata yang masih jatuh itu. Shaela benci ini, tapi dia tidak bisa membenci Argeano saat ini. Kenapa dia bodoh, padahal semalam Argean sudah merengut semuanya tapi dia masih melayani laki-laki itu tanpa dia minta.
Argeano terdiam. Mengusap wajahnya frustasi dan kembali duduk di tempatnya. Dahinya mengernyit dalam. Ia meletakkan ponsel Shaela di atas meja lalu menarik jas pergi tanpa sepatah kata.

Shaela meloloskan nafas berat seperginya Argean bekerja. Ia berbalik untuk membersihkan meja makan, tatapannya terpaku pada ponselnya yang ditinggalkan Argean. Buru-buru diambilnya benda itu dan segera mengutak-atiknya. Semua nomor hilang, hanya tersisa satu kontak, Argean. Shaela tak mengerti, ia kemudian beralih membuka google dan bergeming melihat sebuah berita tentang penjelasan Felisya mengenai berita yang membuatnya berakhir dihabisi Argean.

Tak kalah terkejut mendengar ucapan Felysa. Shaela terdiam, menantap kosong video yang masih berjalan itu. Dia tahu betul, keduanya kekasih dan kenapa Felisya hanya menyalahkan Argean?

Shaela menggeleng. Ini bukan urusannya. Setidaknya seharusnya Shaela merasa senangkan dengan ini semua walau ini bukan rencananya. Tapi dari hatinya, kenapa Shaela tak merasa puas?
Ada apa dengannya?

***

Argean sibuk seminggu terakhir, menangani mengenai berita dan tuduhan padanya, membersihkan kembali namanya, menarik kembali klien yang sempat membatalkan kerja sama bahkan para pemegang saham. Shaela pun ikut dilibatkannya, meminta wanita itu bicara pada media untuk membersihkan namanya.

Bodohnya Shaela menurut tanpa mengelak. Tanpa diminta dua kali, di konferensi pers ia duduk dengan wajah tenang di samping Argean dan menjelaskan ke media hubungan mereka baik-baik saja dan harmonis, untuk masalah Felisya itu hanya salah paham. Felisya pun dipaksa juga membersihkan namanya setelah wanita itu diancam karena Argean bisa mengendalikan kontrak pemotratan Felsya dan membuat wanita itu hancur.

Apa karena perasaan yang tumbuh tanpa Shaela sadari yang membuatnya seperti itu? Padahal itu kesempatan emas baginya untuk menjatuhkan Argean sedalam-dalamnya. Bahkan, Shaela bisa memanfaatkan suasana yang tengah panas dan mengungkit hal mengenai keluarga Ardean yang membunuh orang tuanya dan merebut perusahaannya.

Sebenarnya banyak yang bisa Shaela lakukan. Dengan begitu Argean akan bangkrut, semua orang tahu kebusukan keluarga itu dan dendam Shaela terbalas walau dia tidak mendapat harta yang dia inginkan. Tapi sekali lagi, Shaela ingin bertanya pada dirinya. Kenapa dia menjadi seperti ini?

Shaela melangkah dalam diam setelah selesai konferensi pers. Argean masih mengenggam tangannya menuju mobil dnegan romantis, walau lagi Shaela tahu itu hanya sandiwara. Beberapa jam setelah disiarkan, semuanya membaik secara perlahan.

Tatapan Shaela hanya fokus ke arah luar jendela. Argean membawa mobilnya menjauh menuju Restorant karena kebetulan sudah waktunya makan siang. Keduanya diam, tidak ada yang bicara bahkan Shaela yang sudah berubah dua minggu terakhir.

"Padahal kau bisa menjatuhkanku di saat sekarang. Tadi kesempatan kau untuk menjelekkan di depan media." Argeano membuka suara.

Shaela menoleh dengan tatapan tidak bisa dibaca. Ia menatap Argeano yang fokus menatap ke depan menyetir. "Aku kan bodoh," balasnya.

"Kau tidak marah lagi padaku?" Shaela terdiam, enggan menjawab. Sejak kejadian malam itu ia benar-benar menghindari Argean dan tidak banyak bicara. Mungkin ketika Konferensi pers tadi ucapannya yang panjang setelah seminggu.

Mereka makan dalam hening. Argean menatap Shaela yang hanya diam. Ada yang ganjal di hatinya dengan sikap wanita dihadapannya kini. Terasa beda dan Argean tidak menyukainya. Harusnya Shaela berargumen dengannya, menantangnya, menatapnya sinis. Tapi ... kini ....

Argean mengambil tangan Shaela yang di atas meja, netra keduanya berselobok lama.

"Saya akan ...." Tangannya kembali ditarik. Argean mengurungkan ucapannya dan makan dalam diam.

***

Yuk sambung di sini, kira-kira Argeano mau bilang apa ke Shaela

Imajinasi versi kamu?

Sudah vote belum part ini? Jika belum tlg di pencet dulu tanda bintang di bawah sampai Oren ya👐

Besok pagi ada yang mau aku UPLOAD di Instagramku. Semacam CLUE apa yang terjadi di beberapa part ke depan. Insya Allah upload jam 6-7 pagi.

****
SPOILER NEXT PART

****SPOILER NEXT PART

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Skenario Pernikahan CEO Licik (Salah Akad) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang