Chapter 1

1.5K 200 11
                                    




Kata hening mungkin adalah satu kata tepat yang bisa menggambarkan suasana di ruangan ini, bersama hangat siang yang cahayanya menyorot dari jendela kaca, Taehyung terdiam dengan mata yang seolah lupa cara berkedip. Napasnya teratur, sesekali cairan infus menetes mengisi selang kecil yang membelit tangan kanannya.

Sekretaris Hong baru saja mengambarinya. Tiga orang tewas dalam kecelakaan itu, termasuk istrinya Yoora. Kini ia sudah tidak bisa menyakitinya lagi. Yooranya yang polos, Yooranya yang teramat lembut kini Taehyung sudah tidak akan bisa membodoh-bodohinya lagi.

Taehyung terkekeh selema lima detik. Pandangan matanya menyorot kosong, menatap langit-langit ruang rawat inap. Ya, lebih baik Yoora berada di atas sana tidur dalam damai, wanita itu terlalu lembut untuk berada di dunia yang kejam. Dunia ini terlalu keras untuk Yoora yang berhati lemah sepertinya.

"Tananglah di sana Yoora....." Taehyung bergumam, sejemang wajah Yoora yang manis melintas di benaknya. Istrinya yang malang.

Saat mendengar luka penyebab kematian tiga orang itu, Taehyung meringis. Mereka mati dengan tragis, Yoora mengalami luka dalam, tepatnya di bagian kepala, otaknya mengalami pendarahan. Taehyung tidak bisa merasakan bagaimana sakitnya, tapi itu lebih bagus. Setidaknya mayat Yoora masih utuh, tidak ada sejengkal lecet yang di terimanya. Berbeda dengan kedua mertuanya.

Sementara ia? tubuhnya baik-baik saja. Hanya saja kelingking kirinya patah, dan mungkin dalam beberapa bulan kelingkingnya akan pulih seperti semula.

"Pak Hong," Taehyung memanggil sekretaris Hong yang semula berada di sebelahnya. Pria itu baru saja selesai mengurus biaya adminitrasi rumah sakit.

"Ya Tuan?" Sekretaris Hong seketika terkesiap ketika Taehyung memanggilnya.

"Siapa yang mengurus pemakaman?"

"Bae Seojung, Tuan, upacara kematian berlangsung tertutup." Sekretaris Hong mejawab dengan hormat, ia melihat heran saat melihat keadaan Taehyung sekarang. Kecelakaan separah itu, tapi tuannya bisa selamat dengan hanya satu luka yang ia terima. Sungguh apa ini bisa di sebut sebagai keajaiban?

"Bagus" Taehyung sejenak memejamkan matanya, ia terasa mengantuk. Tubuhnya terasa remuk, karena kecelakaan itu menyebabkan mobilnya terguling hingga beberapa meter. Tubuhnya terpental-pental dan terbentur beberakali.

"Tuan, kuatkan hatimu. Nona Yoora bersama orang tuanya di atas sana, ia pasti akan tenang"

Taehyung tidak menjawab, kematian mereka akan merubah hidup Taehyung. Seluruh tanggung jawab perusahaan sepenuhnya menjadi   urusan Taehyung sekarang. Karena sang ahli waris yaitu Yoora sudah tiada, otomatis semua warisan akan jatuh ke tangannya.

Taehyung tersenyum miring, bahkan ini belum 48 jam kecelakaan itu terjadi, tapi Taehyung sudah memikirkan soal warisan. Sebut saja dia memang pria iblis karena memikirkan warisan di saat seperti ini.

"Ruang Kerja Direktur Shin juga terbakar Tuan,"

"Aku tau" jawab Taehyung cepat.

"Maksud Tuan?"

"Ah, maksudku Bibi Bae sudah memberitahukannya. Pagi tadi" Taehyung cepat-cepat menoleh ke arah sekertaris Hong, pria yang berusia 30-an itu terlihat bingung dengan jawaban Taehyung.

"Bibi Bae Seojung sudah memberitahuku hal itu, hanya kebakaran kecil,"

"Tapi surat-surat penting berada disana Tuan"

"Aku akan mengurus itu, surat-surat bisa di perbarui aku akan mencari pengacara nanti untuk pembaruan berkas-berkas penting. Semua itu sudah menjadi urusanku bukan? aku bisa melakukan apapun, jadi tolong jangan banyak bicara. Kepalaku agak pusing" Taehyung sekilas mengelus kepalanya, kepalanya berdenyut nyeri. Matanya juga mulai memberat. Memikirkan Yoora itu membuat kepalanya tambah berdenyut nyeri. Persetan dengan masalah ini. Ia menantu keluarga Shin, ia bisa mengurus apapun nanti.

Red Lipstick [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang