Chapter 5

1.6K 184 31
                                    

      [  Warning! bukan untuk di bawah umur, jika tidak nyaman silakan Leave this story! Bijaklah dalam memilih bacaan:')   ]


Antara kesal, jijik dan marah. Jika bisa Yuri menunjukan perasaannya, mungkin saat ini ia sudah menggerutu panjang kali lebar. Gila, benar-benar di luar dugaannya, seperti biasa. orang-orang di luar sana sedang sibuk berlalu lalang melakukan kegiatan, tidak jarang peluh pun ikut membanjiri area sekitar dahi mungkin.

Sama seperti Yuri, ia baru saja disibukkan. Berkeringat terutama di bagian dahi, jika bisa Yuri, ingin muntah sekarang, apalagi sekarang mulutnya terasa sangat aneh, baru saja disumpal oleh benda asing, sampai terasa menyapa ke tenggorokannya. Ia belum pernah sekalipun melakukan hal ini, gila. Apalagi harus dipaksa menelan cairan sialan, sembari rahang yang dicengkram, pria itu menyuruhnya menelan semua sampai tidak tersisa.

"Uhuk....uhuk..." Yuri masih berlutut, di bawah sofa, sesekali ia terbantuk dan mengusap-usap bibirnya menggunakan punggung tangan.

Sedang sang pria masih tak acuh, tengah memperbaiki tatanan pakaian bawahnya.

"Hisapan yang cukup liar" Taehyung menarik Yuri agar duduk di pangkuannya, setelah mengancingi retsleting celana.

Taehyung tidak memperlakukan Yuri sebagai wanita spesial, sebaliknya. Pria itu malah merasa ini bukan suatu hal yang tabu, wanita sejenis ini berterbaran di luar sana, jangan salahkan dirinya. Yuri sendiri yang datang dan wanita itu berkata jujur sedang merayunya untuk mendapatkan uang. Taehyung hanya berbaik hati ingin membantunya, wajah Yuri yang mirip dengan mendiang istrinya, Taehyung menganggapnya sebagai bonus, lagipula, ia tidak peduli soal wajah Yuri yang mirip dengan Yoora. Ia tidak menaruh perasaan apapun, Taehyung hanya menyukai uang Yoora.

"Kau mantan pelacur?"

Yuri merasa terhina sebenarnya, tapi ini semua demi rencananya. Tak apa, terserah pria ini menanggapnya apa, nanti jika semuanya sudah berhasil, ia akan memastikan. Kaki Yuri sendiri yang akan mendepak pria ini dari rumahnya.

"Bukan"

"Baguslah, lagipula aku tidak suka bermain dengan sembarang wanita. Apalagi pelacur,"

"Aku ingin pulang"

Sungguh ia butuh waktu, tadi itu pertama kali ia bermain dengan kepemilikkan lelaki, apalagi sampai mendesak ke dalam mulut. Menyembur, dan dipaksa menelan. Setidaknya, ia ingin sendiri. Memuntahkan isi mulut, dan membersihkan semuanya. Tubuhnya terasa panas, oleh keringat.

"Kenapa buru-buru? Setelah berhasil memancingku kau ingin pergi secepat ini? Kau bahkan belum menerima bayaranmu" Taehyung semakin menahan bokong Yuri di atas paha kerasnya, ia menyelipkan anakan rambut Yuri. wanita itu masih tertunduk. Malu-malu, mirip seperti Yoora.

"Aku ingin ke kamar mandi"

"Kau pernah melayani temanmu yang waktu itu?" yang dimaksud Taehyung adalah Jimin, tidak mungkin Jimin tidak tergoda oleh Yuri, apalagi mereka satu atap.

"Tidak Tuan Lee, kami hanya berteman hubungan kami tidak sampai sana."

Merasa tidak ingin tanggung-tanggung. Yuri mencoba mengusir ketakutannya, kali ini ia tidak akan ragu lagi, justru ini kesempatan. Taehyung mulai tertarik pada tubuhnya. Maka dengan berani Yuri melingkarkan tangannya di leher Taehyung dan mengajak lidah Taehyung berperang, Taehyung menyambutnya, lalu prasa mereka saling membelit sampai benang saliva menetes di sela-sela bibir mereka.

"Argh...." Yuri sedikit terperanjat, tatkala telapak Taehyung menampar pahanya.

"Gadis liar"

"Cicipi aku jika begitu"

Red Lipstick [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang