Chapter 7

1.4K 174 36
                                    



Menikmati sorot matahari yang panas, bersama semilir udara selembut benang sutra yang menampar kulit, Yuri memejamkan matanya, menghirup udara hangat sebanyak mungkin. Sedang tubuhnya menikmati sapuan alam, telingannya fokus menangkap suara-suara random dari beberapa arah.

Suasana musim panas yang hangat.

Yuri suka.

Dress sepanjang lutut bermotif buah cherry itu tersapu angin beberapa kali, membuat tangan Yuri bertindak menahan dressnya dari sapuan nakal semilir angin, sedang tangan satunya mengambil satu sendok ice cream mint. Lalu melumat ice itu sembari mata sesekali melirik ke arah ponsel, mendelik ke arah jam.

Pukul tiga siang lebih.

Yuri mendecak jenuh setelah berhasil menghabiskan satu cup ice cram yang ia pesan dari kafe, musim panas memang bagus, tapi tidak bagus juga terus-terusan berjemur di luar seperti ini. Mendudukkan diri di salah satu meja kafe yang berada di bagian luar sembari menunggu kehadiran seseorang yang tidak kunjung menampakan batang hidung.

"Dasar, dia kira aku sudi menunggu lama seperti ini." Lagi-lagi Yuri serasa ingin mengumpat. Menunggu Taehyung sama halnya seperti menunggu kapal di stasiun kereta. Percuma, hari ini intinya Taehyung begitu menyebalkan. Mengajak bertemu, tapi tidak kunjung datang.

Menyugar surai sejenak, sebelum mengangkat bokong dari kursi, Yuri manaruh beberapa lembar won di dekat gelas cup ice. Sepertinya hari ini janji temu mereka batal, terserah Yuri sudah tidak mood lagi menunggu.

Membalik badan, sekitar selangkah dua langkah Yuri mengambil pijakan. Tiba-tiba saja tangannya merasa diraih, lalu ditarik dengan lembut. Yuri menoleh, dan menemukan mata sekelam batu onyx tengah menatapnya dengan santai. Yuri berdecak.

"Maaf aku sedikit terlambat," ucap orang itu singkat.

Yuri melipat tangannya, lalu menyusul ikut duduk di meja yang semula ia tempati. "Bukan sedikit, tapi memang benar-benar terlambat."

Taehyung tidak menanggapinya, pria itu malah memanggil pelayan kafe untuk memesan minuman, setelah membaca buku menu, Taehyung sempat meliriknya. "Ingin pesan apa?" Tanyanya kemudian.

Ia sebenarnya sudah menghabiskan dua porsi ice cream mint, tapi ketika ditawari lagi Yuri jadi ingin memesan ice cream varian lain. "Ice cream matcha."

"Ice mactha, dan satu americano dingin," ucap Taehyung. Setelah mencatat pesanan Taehyung, pelayan bergegas pergi meninggalkan Yuri dan Taehyung di sana.

"Pesananmu seperti anak kecil," Taehyung kemudian berujar menanggapi.

Yuri terkekeh ringan sekilas, mengibas rambutnya kebelakang bahu. "Tapi tidak dengan tubuhku, aku memang suka makanan manis."

"Penampilan serta selera makanmu berbanding terbalik." Taehyung tersenyum mengejek setelah itu.

Yuri memutarkan bola matanya malas. "Apa kau mengajakku bertemu hanya untuk membahas ini? Yang benar saja, lihat ini bahkan hampir setengah empat sore. Kau membuatku menunggu hampir dua jam lebih." Yuri mendesah lelah, lalu menyandarkan bahunya di punggung kursi, posisi mereka berhadap-hadapan.

"Kau tau, aku orang sibuk. Aku menunggu jam kantor selesai, bukankah aku sudah memberitahumu, untuk bertemu sekitar jam tiga sore. Salah sendiri datang lebih awal." Taehyung menjelaskan, tidak lama setalahnya pelayan datang membawa pesanan mereka.

Yuri mengerut bingung. "Eh, benarkah? Aku salah baca pesan berarti." Yuri membuka ponselnya, ternyata benar, ia salah baca. Melipat bibirnya ke dalam, wajahnya sedikit tersipu malu.

"Dasar wanita cereboh."

"Aku ke sini untuk membahas beberapa hal," kata Taehyung kemudian.

Memilih fokus pada pembicaraan, akhirnya Yuri sedikit mencondongkan tubuhnya, melipat tangan di atas meja."Hal apa?"

Red Lipstick [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang