Chapter 17

1K 163 58
                                    


Ini aku upnya gak kemaleman,kan? wkwkwk
Yaudalah ya, semoga ini bisa nememin kalian pas mau bobok 😂👌

🎧 Jimin - Filter




.
.
.
.
.


"Tanganmu sakit?"

Itu pertanyaan pertama dari Jimin setelah Yuri berhasil menduduki sofa ruang tengah, bersama satu ringisan yang membuat Jimin memasang raut khawatir.

Jimin terus meneliti setiap pergerakan Yuri, wajah wanita itu terlihat kacau. Sudah hampir satu jam sejak Taehyung pergi karena pengusiran dari Yuri. Saehan dan Jimin, kini mereka berkumpul di ruang tengah. Melihat Yuri yang terus memegangi pundaknya membuat perhatian Jimin terpusat pada wanita itu.

"Ah, ini sedikit sakit. Tapi, tidak apa-apa, tadi dia sempat mengukungku." Yuri menggerak-gerakan pundaknya lagi sembari tangan kiri terus memegangi pundak kanannya.

Kuncian pada tangannya, itu tidak bisa ia remehkan. Ini lumayan sakit, Yuri masih merasakan nyeri pada pangkal tangannya. Apalagi ia sempat dibanting walau jatuhnya ke atas ranjang, itu membuat Yuri sempat terkejut.

"Sini aku kompres dengan air es, untuk mencegah bengkaknya. Sepertinya itu terkilir," itu bukan suara Jimin. Melainkan Saehan yang kini sudah mengambil posisi lalu sedikit mendorong Jimin.

Yuri mengangguk. Ini nyeri sekali, jika tidak segera dikompres dengan air dingin Yuri khawatir ini akan membengkak. Garis pada dahinya tercipta manakala ia memperhatikan interaksi Saehan dan Jimin secara bergantian. Setelah berhasil membuat kesimpulan dalam kepala, Yuri sejemang tersenyum tipis, Jimin sepertinya berulah lagi, kali ini pasti Saehan menjadi targetnya.

Kemudian, Saehan dan Jimin pergi ke arah dapur.   —mengambil air dingin untuk kompresan tangan Yuri. Mereka berdua pergi ke dapur dengan saling menyikut, Jimin selalu mengekori Saehan. Yuri masih memperhatikan gerakan-gerakan mereka, lalu menggeleng pelan sembari meringis menyentuh pundaknya lagi.

"Nona Yu! A-apa yang terjadi?"

Yuri langsung menoleh ke arah belakang sofa, di sana sudah berdiri sosok Bae Seojung yang wajah bangun tidurnya kini memasang mimik bingung. Wanita paruh baya itu kemudian menghampirinya, duduk di sebelah Yuri seolah minta jawaban atas kegaduhan yang Yuri buat malam ini.

"Aku mengusir Taehyung Bibi..." Yuri sejenak menarik napas, lalu menunduk pelan dengan perasaan yang campur aduk.

Kalimat Yuri barusan sudah cukup menjadi jawaban untuk semua pertanyaan Bae Seojung, sejemang garis bibir itu tersenyum tipis. Ia sekarang mengerti, kenapa Yuri menyembunyikan identitas di depan Taehyung. Ternyata ini tujuannya. "Jadi Nona Yu merencanakan pengusiran ini?" Bae Seojung meraih telapak tangan Yuri, lalu menggenggamnya.

"Ya seperti itu, aku tak akan membiarkan Taehyung berkuasa Bibi Bae, itu sebabnya aku meminta Bibi Bae untuk diam mengenai identitasku di depan Taehyung," jelas Yuri lagi.

Wanita paruh baya itu kemudian mengangguk-angguk pelan lalu memasang mimik yang sulit diartikan. Sejemang hening, Bae Seojung tiba-tiba merengkuh Yuri dan menepuk-nepuk punggungnya. "Selamat, kau berhasil Nona..."

"Dia menyakiti Yooraku Bibi..." kata Yuri serak.

"Ya Nona, Bibi melihat perlakuannya kepada Yoora," Bae Seojung menjawab sembari terus merengkuh Yuri.

Red Lipstick [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang