Chapter 26 [ END ]

1.5K 172 50
                                    


Akhirnya ketemu di last chapter :')

Akhirnya ketemu di last chapter :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lisan mana lagi yang lebih kejam dari itu? Shin Yuri bahkan tak bisa mengira dari mana Lee Taehyung sanggup memuntahkan kalimat seberengsek itu. Ini bukan hal sepele, ia mana bisa terima tawaran tak logis itu.

Padahal ia tidak menuntut pertanggung jawaban sama sekali, padahal dirinya tak pernah beranggapan jika segumpal nyawa yang tengah mengaruk energi dalam perutnya ini membebani. Tapi, bagaimana Lee Taehyung bisa selancang itu padanya?

Tadinya ia masih bisa menikmati sapuan suhu-suhu yang dihasilkan pendingin ruangan, atau saat sesekali rambutnya yang dipilin semilir angin yang masuk dari celah jendela sore ini. Tapi tidak lagi, sapuan tenang angin tak bisa lagi meneduhkan hatinya yang mencokol karena tersinggung.

"Kau kira aku orang miskin?" kata Yuri dingin kini menatap lurus ke tembok bercat putih tanpa noda. "Lee Taehyung... Aku bukan orang miskin. Aku sanggup membesarkan anak ini sendirian. Jangan seenaknya mencabut hakku sebagai ibunya."

Yuri mencak-mencak dengan sinis, walau sakit di perutnya masih sangat terasa. Tapi, Yuri masih sanggup menyemburkan angkara untuk Taehyung yang lancang ini. Yuri siap memuntahkan kalimat pedas lagi, jika saja keningnya tidak ditepuk dengan pelan. Saat itu juga Yuri langsung menjumpai raut wajah Taehyung yang tatapannya menyorot jenaka.

"Kau masih saja darah tinggi!" kata Taehyung kemudian. "Aku bilang tadi 'Jika' kau dengar tidak sih? Padahal kita baru bertemu, kenapa kau memancing perdebatan denganku? Wanita hamil memang sangat sensitif ternyata."

Yuri membuang tatap ke arah mega-mega melalui jendela. Mengambil napas sejenak lalu membuangnya berat. Ia tak akan meralat kalimat Taehyung di akhir tadi, ia memang sangat sensitif dan baguslah jika Taehyung peka dengan hal itu.

Yuri menggerayangi keningnya yang kena tepuk beberapa detik yang lalu, dengan mendengus sebal Yuri kembali menlanjutkan mencak-mencaknya. Pokoknya ia kesal saja mendengar setiap kalimat Taehyung, enak saja menyerahkan anaknya setelah lahir. Dasar pria lancang kaum berengsek!

"Sudah tau aku sensitif, lain kali kalimatmu itu disaring. Aku begini karenamu, dan kau seenaknya bilang serahkan saja dia setelah lahir." katanya melihat netra Taehyung lagi dengan angkara yang masih diubun-ubun.

"Kau membenciku?" Sapuan semilir angin menjaili surai-surai Taehyung sampai berurakan menutupi dahi saat pria itu menundukan kepalanya dalam. Walau dalam keadaan kesal, Yuri memperhatikan setiap pergerakkan pada Taehyung. Bahkan Yuri memperhatikan bagaimana surai si pria yang bergurau dengan semilir angin.

Kalimat Taehyung itu terlalu bodoh bagi Yuri, kenapa Taehyung bisa mengeluarkan pertanyaan yang bahkan tanpa dijawab pun, Taehyung tahu jawabannya. Yuri beranjak, ia mengambil posisi duduk di atas brankar seraya matanya lamat-lamat menatap lawan bicara. "Kau membenciku? tanpa disadari, Yuri juga mengeluarkan kalimat sama konyolnya.

Red Lipstick [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang