Chapter 10

1.2K 150 13
                                    

Mata itu berbinar seperti kilauan mutiara yang baru saja dikeluarkan dari kerang yang terpendam. Jemari lentik Yuri mengelus selembar foto hitam putih, yang serasa menarik dunianya agar terus memperhatikan gambar itu.

"Anak kalian, bahkan foto USG-nya saja cukup menarikku," Yuri bergumam, seraya melirik Taehyung yang kini sudah mendudukkan tubuh di sampingnya.

"Itu USG di bulan ke enam." Taehyung mengeluarkan dompetnya, lalu mengambil selembar kertas tebal itu dari tangan Yuri.

Yuri mencerut, lalu dengan alis menungkik kesal, ia melayangkan protes. "Hei, aku masih ingin melihatnya!" Yuri kembali ingin mengambil.

"Tidak, kau bisa merusaknya. Lebih baik jika di sini." Taehyung kembali menyelipkan lembar itu ke dalam dompetnya, sejemang Taehyung tersenyum tipis setelah selesai kembali memajang foto USG calon anaknya dulu.

Yuri sedikit terheran, saat Yuri meneliti mimik wajah pria itu. Saat ini ia bisa simpulkan jika Taehyung benar-benar menyayangi calon anaknya dulu. Tapi, Yuri tak pernah menduga bahwa pria yang sedang tersenyum hangat saat ini, pria itu juga punya sisi kejam.

"Kak Yoo!" Yuri terperanjat, tadinya ia masih menatap lekat sosok Taehyung dari samping. Tapi, kini ia sudah menggulirkan pandangan tatkala suara seorang gadis kecil melayang asing di pendengarannya. Belum sempat Yuri menjawab tapi gadis itu langsung berbicara dengan girang.

"Kak Yoo, suruh Kak Lee main gitar! Adik-adikku ingin mendengarnya. Ingat? Biasanya Kak Yoo yang menyuruh Kak Lee kan?" Selly langsung meraih telapak tangan Yuri, wajah gadis itu terlihat sangat akrab saat menyambutnya teduh terkesan sangat menyayangi.

Yuri masih kikuk, menatap sekilas ke arah Taehyung, pria itu menggeleng memberi isyarat untuk menjawab tidak. "Emm tapi, tangan suami Kak Yoo sedang sakit," Yuri beralibi kikuk.

"Benar? Kak Yoo tidak bohong?" Selly mendudukkan tubuh di depan Yuri, kakinya bersila santai sembari melirik Taehyung selama tiga detik.

"Kalau tak percaya coba saja lihat sendiri, ada luka tidak di tangannya." Tunjuk Yuri ke arah Taehyung menggunakan dagunya. Yuri sedikit menahan tawa melihat gelagat Taehyung yang sedikit panik saat Selly sudah meraih tangan Taehyung mencoba mencari luka di sana.

Taehyung balas menatapnya --melotot.

"Kak Lee mana lukanya? Tidak ada luka di sini Kok." Selly membolak-balik tangan Taehyung, pria itu malah mencoba menarik tangannya. Karena takut ketahuan bohong.

"Hmm Selly, sebenarnya lukanya di sebelah kanan, tidak ada di tangan kiri. Tapi ini demi dirimu, aku akan memaksa Kak Lee main gitar." Yuri mengambil tangan Selly yang sedang sibuk, menyelamatkan Taehyung dari alibinya beberapa detik yang lalu.

"Wuah benar?! Ayo cepat Kak Yoo! Eh sebentar biar Selly ambil gitarnya pada Mama Joo." Selly cepat-cepat beranjak, merasa keinginannya dituruti ia merasa senang bukan main.

"Selly, sekalian ajak adik-adikmu. Kita berkumpul di sini," kata Yuri sedikit berteriak, setelah melihat gadis kecil itu berlari menjauhi mereka. Tak lama, Yuri mendapat balasan, Selly mengiyakan setuju sembari berteriak pula.

"Kau bisa main gitar?" kata Yuri berpura-pura tidak tahu.

"Tentu saja aku bisa," jawab Taehyung menghela napas panjang.

"Lalu kenapa mencoba menolak tadi?" Yuri mengeryit tidak mengerti. Tatkala suara berat itu melayang memberi sebuah jawaban yang tesirat sesuatu di antara kalimatnya.

Taehyung menjulurkan tangannya, jemari panjang itu memetik setangkai bunga dandelion yang tumbuh liar di sekitar mereka. Memainkannya lalu meniup-niup sehingga bulu-bulu bunga itu bertebaran, setelah kosong tangkai bunga itu kemudian diputar-putarnya secara bosan. Lalu tiga detik kemudian ia menoleh ke arah wanita dengan penampilan manis itu dan memberi jawaban untuk pertanyaan Yuri.

Red Lipstick [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang