Chapter 2

1.3K 173 12
                                    

3 tahun yang lalu......





"Lee-ssaem, benarkah jika ada pria dan wanita berpacaran, mereka akan melakukan ciuman?" Yoora bermonolog, ia menatap tangan guru lesnya yang sedang berada di salah satu tuts piano, nada suara Yoora terdengar malu-malu.

"Kau lihat di mana Yoora?" Taehyung dengan sengaja menyampirkan helaian rambut caramel milik Yoora yang menutupi sebagian matanya, pria itu menyibaknya ke belakang telinga.

"Hmm.... dari film, aku melihatnya dari kaset yang disimpan mama. Aku rasa itu salah satu film kesukaanya" Yoora berbicara dengan antusias. Matanya berkaca-kaca dengan tatapan girang bukan main, menatap guru lesnya sekaligus kekasihnya.

Umurnya yang baru memasuki usia delapan belas tahun, Yoora sudah terlihat sangat indah, dengan tubuh dan wajah yang terpahat sesuai proporsi. Perpaduan sempurna tapi tidak dengan pola pikiran yang cacat. Singkatnya, Taehyung menganggap Yoora itu idiot, dan sialnya punya uang yang banyak.

"Kau ingin aku cium?"

"Hmm, bukankah orang pacaran akan seperti itu?" Yoora memutar duduknya, kini ia bisa melihat wajah Taehyung. Ia menatap Taehyung dengan polos, persis seperti seorang anak kecil yang sedang dalam suasana hati riang.

Taehyung tersenyum palsu, sungguh baru kali ini ia bertemu dengan seorang gadis yang begitu lugu, bukan lugu yang dibuat-buat, tapi lugu karena memang terlahir seperti ini. Sebelumnya ia tahu kekurangan Yoora, Tuan Shin sudah memberitahu semuanya, bahwa Yoora berbeda dari gadis-gadis lain. Tuan Shin menawarinya pekerjaan karena Taehyung pandai dalam memainkan beberapa alat musik, karena putrinya tidak memiliki kegiatan apa-apa di rumah, Taehyung diminta mengisi kekosongan waktu Yoora dengan alat musik, Tuan Shin juga sempat memperingati Taehyung untuk jangan mengajari Yoora terlalu keras, dan juga diminta untuk memahami kekurangan Yoora.

Tapi seiring berajalannya waktu, Taehyung malah mengencani Yoora, Yoora bilang Taehyung tampan seperti karakter komik yang gadis itu baca. Alih-alih mengabaikan, Taehyung malah berpikir untuk mendapatkan Yoora.

"Mainkan satu lagu, dan aku akan menciumu nanti" Taehyung menekan satu tuts piano, sehingga mengeluarkan satu nada rendah, Taehyung pun memutar duduk Yoora menjadi menghadap ke arah piano.

Yoora yang tidak mengertipun ia hanya menurut, setidaknya ia sudah menghapal tuts-tuts mana saja yang harus ditekan, hingga menciptakan berbagai nada. Alunan melodi itu terdengar bergaung di ruangan khusus musik ini, nadanya masih terdengar kacau menurut Taehyung, tempo nadanya berantakan, sebenarnnya ini sedikit menyakiti telinga. Tapi, ia diam saja, tidak berniat mengoreksi Yoora. Sampai pada pertengah lagu, jemari Yoora mematung, alisnya tampak menyatu, keningnya mengkerut dalam. Yoora seperti sedang menacari-cari sesuatu yang hilang dalam kepalanya.

"Maaf Ssaem, Yoora lupa nada selanjutnya." Yoora tersenyum kikuk, ia mengelus telinganya sejenak.

"Tak apa, lain kali kau harus mengingat nada ini. Nada ini cukup tinggi, dan poin penting dari lagu yang kau mainkan, nada ini adalah reffreinnya" Taehyung menenakan beberapa tuts piano, mengisi kekosongan nada yang hilang dari kepala Yoora.

Taehyung meraih Yoora, ia memeluk tubuh gadisnya dari belakang. Sungguh bagi Taehyung ini masih terasa gila, ia mengencani seorang gadis yang jauh dari tipe idealnya. Tapi wajah Yoora itu sangat mengemaskan bersama bibir tipisnya, belum lagi kulitnya yang halus seperti keramik cina yang terawat. Ah, jika saja Yoora tidak memiliki kekurangan Taehyung pasti akan cepat-cepat meminta restu pada Tuan Shin untuk menikahinya. Mendekati gadis seperti Yoora butuh waktu yang sabar, Yoora berbeda, Taehyung harus menahan kesabarannya sebentar saja, pasalnya Tuan Shin itu terlalu menjaga putrinya, pria tua itu tidak membiarkan sejengkal lecet pun bertamu di kulit Yoora.

Red Lipstick [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang