Epilog

1.2K 155 34
                                    

Menghitung hari setelah hari pernikahan, kondisi Yuri dinyatakan drop. Kandungannya semakin tua, namun kondisinya juga semakin parah. Kini ia bahkan berakhir di rumah sakit, mungkin sudah satu minggu ini dirawat seraya menghitung hari persalinan. Yuri tak begitu bisa banyak bergerak, berjalan saja pun ia harus dipegangi.

"Ke kamar mandi lagi?" Taehyung baru saja selesai menyuapinya, pria itu bertanya setelah meletakkan nampan di atas meja nakas samping brankar.

Yuri menggeleng, kali ini ia sedang tidak ingin buang air kecil. Tidak seperti kemarin sampai ia bolak-balik ke kamar kecil lebih dari sepuluh kali. Yuri rasa semakin tua kandungan intensitas buang air kecilnya pun semakin sering. Yuri kadang lelah, untung saja ada Taehyung yang selalu menemaninya. "Aku mau pulang," pun Yuri ungkapkan keinginannya. Karena dari kemarin ia menahan keresahan ini, Yuri tak betah berada di rumah sakit. Bau obat-obatannya itu mengundang perutnya jadi mual, Yuri kadang sampai muntah-muntah dengan hebat sampai Taehyung tak mau lepas berada di sampingnya.

"Tinggal menghitung hari lagi, jangan pulang dulu. Di sini para dokter bisa langsung siaga." Taehyung cepat tolak permintaan istrinya.

"Tapi, aku sudah tidak kuat lagi menginap di sini. Aku tidak kuat. Kau juga harus mengejar waktu berkerja dan mengurusku." Yuri pandangi Taehyung yang kini memakai kaos hitam polos. Kasihan, pria itu baru pulang dari agensi tempatnya berkerja. Pagi pergi, pulang malam. Sesibuk itu memang, bahkan sampai lupa mandi dan makan.

Jika ia diperbolehkan pulang, Yuri bisa saja menyewa seorang perawat untuk mengurusnya di rumah. Tapi, Taehyung keras kepala. Katanya dirawat di sini lebih baik, ada dokter dan perawat. Taehyung tak mau mengambil resiko yang membahayakan apalagi melihat kondisi tubuh Yuri yang lemah.

"Tidak bisa Yu, lagipula, kita sudah tetapkan tanggal operasinya. Besok, itu sebentar lagi. Sabar sedikit ya...." Taehyung tatapi wajah Yuri yang kini telah murung. Meraih telapak tangan Yuri lalu menaruhnya di pipi, Taehyung elusi lengan Yuri berusaha membujuk istrinya untuk lebih sabar sedikit lagi.

Kondisi Yuri tidak memungkinkan untuk persalinan normal, mereka sudah mendiskusikannya bersama dokter terbaik di rumah sakit ini, bahwa Yuri akan melahirkan secara caesar. Namun, selama menunggu hari operasi itu, Yuri haruslah dirawat karena ia benar-benar harus dalam pengawasan. Itu masalahnya, Yuri tak betah terus-terusan berada di sini. Istrinya itu ingin pulang, dan sekarang berakhir murung.

"Aku seperti gagal jadi wanita. Aku tak sempurna jadi wanita sesungguhnya." Yuri angkat wajahnya, lalu menatapi Taehyung yang masih saja memanjakan tangannya.

"Kenapa bilang begitu?"

"Aku tak bisa lahirkan bayi ini dengan normal."

Perasaan Yuri akhir-akhir ini agak sensitif, ia bisa menangis karena hal-hal kecil. Yuri pernah menangis terisak-isak karena tak bisa mengupas buah apel, tangannya lemas waktu itu sampai mengiris apel saja gemetaran.

Sejauh ini, Taehyung jadi orang yang sangat peka dari nada bicara Yuri barusan Taehyung tahu istrinya ini sedang membenci dirinya sendiri. Pria itu akhirnya berdiri lalu meraih bahu Yuri sampai kini Yuri penuh mendongak menatapnya.

"Istriku tak perlu selalu bisa, lagi pula normal atau operasi itu sama saja. Bayinya akan melihat dunia," katanya seraya menyematkan senyum.

Yuri agak tersenyum ketika Taehyung bicara begitu, namun tak bertahan lama Yuri kembali menurunkan pandangannya dengan sedih, ia memainkan selimut dengan murung. Walau Taehyung berusaha menghujani Yuri dengan kalimat-kalimat semangat, tetap saja, saat ini Yuri sulit untuk dihibur. Taehyung mengerti dengan kondisi istrinya ini, wanita itu sedang menyimpan ketakutannya.

Yuri pasti masih menyimpan kesedihannya karena saat ia tengah berjuang untuk jadi seorang ibu keluarga sudah tidak ada lagi di sisinya. Di saat Yuri butuh dukungan di masa-masa downnya, keluarganya telah pergi. Wajar saja bila Yuri jadi agak sensitif seperti ini. Istrinya itu juga sempat bercerita akhir-akhir ini. Yuri bilang, ia sering bermimpi tentang Yoora.

Red Lipstick [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang