6. Kelas

70 7 0
                                    

Selamat membaca 😎
.......

Bel berbunyi tanda jam pelajaran ke empat di mulai. Seluruh siswa siswi langsung memasuki kelas nya masing-masing.

Hari ini kelas Chika guru yang mengisi sedang berhalangan hadir, jadi materi nya di titip kan ke guru BK.

"Berhubung Pak Fiki gak bisa hadir jadi kalian di beri tugas merangkum bab 3." Ucap Bu Sisi.

Mereka mulai mengeluarkan buku mapel nya. Tetapi buku tulis nya masih di kumpulkan saat tugas kemarin.

"Ehm, maaf bu. Buku tulis nya di kumpulkan kemarin." Ucap Chika pada Bu Sisi sambil mengangkat tangan nya.

"Oh, silahkan di ambil dulu kalo gitu silahkan di ambil dulu. Kamu ambil ya Gladys." Ucap Bu Sisi.

"Iya bu." Jawab Chika dan berjalan keluar kelas menuju ruang guru.

Chika berjalan menuju ruang guru untuk mengambil buku tugas nya.

"Assalamualaikum bu, permisi saya mau ambil buku di meja nya Pak Fiki." Ucap Chika di ambang pintu ruang guru.

"Wa'aikumsalam, iya silahkan." Persilahkan guru.

"Terima kasih bu." Ucap Chika dan segera mengambil buku nya.

Setelah keluar dari ruang guru tiba-tiba Jeje mencegat nya saat di depan kelas kosong.

"Eh Chika lo mau ngga gue beri tahu sesuatu yang bombastis." Ucap Jeje.

Chika malas menanggapi orang di depan nya ini.

"Apa lagi sih? Lo mau Beben? Sana samperin. Jangan cari gue mulu." Malas Chika.

"Yakin ga mau denger? Lo tau ngga yang bawa lo ke UKS pas lo pingsan?" Tanya Jeje mengejek.

Dengan PD nya Chika menjawab " Ya pake tandu nya petugas PMR lah. Gimana sih."

"Yakin? Gue kasih tahu ya Chika yang bawa lo ke UKS itu Beben. Dia yang gendong lo." Bocor Jeje.

Chika yang mendengar itu sangat marah. Bisa-bisa nya teman nya membiarkan Beben menggendong dirinya.

"Apa bener ya? Kalo iya kaga bakal gue kasih ampun lo semua." Batin Chika.

Tetapi Chika langsung merubah raut wajah nya dan di buat biasa saat di depan Jeje.

"Lo iri ya? Ngarep di tanggepin pengen pansos dasar caper! Kakel kok pansos ke adek kelas. Katanya seleb, banyak cowok yang ngantri. Tapi dapetin satu cowok aja ngga bisa lo." Ejek Chika.

Setelah mengatakan itu Chika pergi . Namun Jeje tak terima dan berteriak pada Chika.

"Anak kecil sok keras lo!" Teriak Jeje.

Chika berbalik dan mengangkat bibir sebelah kirinya nya.

"Mending gue anak kecil sok keras, dari pada lo, masih sekolah dandanan kek janda. Bibir merah habis makan ayam hidup-hidup kak?" Remeh Chika.

Jeje kehabisan kata-kata dan meninggalkan tempat nya. Sementara Chika menuju kelas nya.

Di kelas Bu Sisi sudah meninggalkan kelas nya. Chika langsung masuk tanpa salam dan meletakkan bukunya secara kasar di meja guru.

Bruk!!

"Ini ambil sendiri buku nya!" Ucap Chika sambil menyaut buku nya sendiri dan segera menuju bangku nya. Raut wajah Chika terlihat tak bersahabat.

"Lo ya Chi, masuk kaga salam naruh buku bikin orang jantungan, lo kenapa? Muka lo juga kaya mau bunuh orang aja." Ucap Lio.

"Emang iya!" Ketus Chika.

Chika berjalan menuju ke empat temanya yang ada di barisan ke tiga. Chika menatap mereka dengan tatapan tak seperti biasanya.

Ke empat temanya yang di tatap Chika merasa aneh dengan tatapan Chika.

"Gue rasa Kanjeng ratu marah nih." Gumam Ziva.

"KALIAN KOK GAK NGOMONG SIH KALO SI BEBEN GENDONG GUE KE UKS!!!" Semprot Chika.

Ke empat teman nya yang kena semprot Chika saling melirik. Apalagi Beben yang berada di pojok kan bersama Lio merasa jantungnya copot setelah Chika berbicara siapa yang yang membawanya ke UKS.

"Siap-siap di makan mak lampir lo." Bisik Lio pada Beben.

"Mending lo diem deh." Balas Beben.

"Jangan lirik-lirik an doang dong! Gue mana paham neng? Jawab!!!" Desak Chika.

"E--- ehm gini Chi, gu-gue ngg-" ucap Ziva dengan gugup.

"Jawab yang bener Zivanna!!!" Kesal Chika

Chika benar benar kesal dengan teman-teman nya ini, jawab pertanyaan apa susah nya sih? Melihat raut muka Chika yang tak bersahabat Mella akhirnya buka suara.

"Oke, gue jawab. Tapi lo ga boleh motong omongan gue atau ngamuk sebelum gue selesai bicara." Ucap Mella.

"Iya iya buruan." Desak Chika.

"Waktu lo pingsan di kelas emang bener Beben yang gendong lo ke U-" Ucapan Mella terpotong karena Chika menyela.

"Tuh kan be--." Ucapan Chika terpotong karena Mella langsung menyautinya.

"Kaga boleh motong omongan gue. Oke gue lanjut, Beben yang gendong lo ke UKS kita semua udah larang Beben, tapi saat kita semua panik mau bawa lo tiba-tiba aja Beben langsung gendong lo Chi. Kita emang udah kasih tau ke Beben nya kalo, lo ngga suka di pegang-pegang  cowok." Jelas Mella.

"Hm, yaudah makasih." Sewot Chika.

"Lo tahu dari mana kalo Beben yang gendong lo ke UKS Chi?" Tanya Vika.

"Bisikan angin tuh." Ketus Chika.

"Yah marah nih ye marah." Goda Ziva.

"Ya udah maafin kita ya!" Pinta Nina.

"Hm, berhubung gue baik hati dan tidak sombong gue maafin deh." Jawab Chika.

"Gitu dong." Sahut ke empat teman Chika dan mereka berpelukan.

Di pojok kan sana Beben merasa lega karena Chika ngga ngamuk, ia mengelus dada nya pertanda lolos dari amukan Chika.

"Selamat, huh." Ucap Beben sambil mengelus dadanya.

"Jangan seneng dulu lo, siapa tahu si Chika nyantet lo gara-gara gendong dia tanpa izin." Ledek Lio.

"Bangs*t lo Yo." Umpat Beben.

Chika yang sedang berpelukan melirik Beben yang mengelus dada nya dengan senyum liciknya.

"Jangan seneng dulu lo tokek." Batin Chika.

.........

To be continue 👉
Terimakasih udah mau baca, maaf lama update nya semoga ngga bosen.
Salam dari aku 🤗.

Hi, Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang