25. Forever

126 2 0
                                    

Haii semua nya.
Siap lanjut? Oke kita ready. Go go go

Selamat datang dan selamat membaca 😎
.......

Sesuatu yang berlebihan memang berakibat yang tak mengenakan. Terbukti dari yang paling meratukan sekarang menjadi seolah-olah musuh bebuyutan dengan segudang kebencian
🌻

.....

Berbagai ocehan dan riuh terdengar di kelas IPA 2 terutama berasal dari Mella dan kawan-kawan. Asyik membicarakan hal-hal apapun hingga julid pun tuntas dengan mereka. Namun, ada yang berbeda dengan mereka yang ada pada Chika. Sejak duduk di bangku Chika diam dan hanya menanggapi sekedar nya saja.

"Lo tau?" Heboh Mella.

"Nggak!" Balas Chika sengit.

"Ih nggak asik. Meskipun kalian nggak mau tau gue mau cerita. Uhh jantung hati gue berdebar hebat banget semalem diajak jalan sekaligus di bonceng sama ayang."

"Ayang apaan. Lo kan mana punya." Ledek Nina.

"Ya nggak papa. Kan otw jadi misua gue. Hah mampus lo."

"Iyain ajalah biar mingkem tu anak."

"Iri gak punya ayang."

"Yah ngapain gue i--." Chika berbicara pun terhenti karena tak sengaja matanya mengarah ke pintu. Di ambang pintu seorang cowok yang beberapa hari ini memenuhi hati dan pikiran Chika.

"Hei bro udah sehat nih. Gue kangen traktiran lo nih." Celetuk Lio dipojok kelas.

"Bangsat, gue dateng ya diarepin traktirannya. Prihatin dikit lah tangan gue digendong su." Balas Beben sambil menduduki bangkunya.

Sedikit mencuri pandang ke Beben namun dibalas cuek oleh Beben. Ya beginilah hidup kemarin menjadi kesayangan sekarang seolah menjadi musuh bebuyutan.

Mengingat dua minggu lagi Ujian Akhir menjadikan sebagian sisw-siswi meningkatkan semangat belajar nya. Namun untuk Beben ini semua terlihat kecil.

'Jam pertama dimulai semua murid dimohon masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Selamat belajar'

Suara bel tanda masuk sudah berbunyi semua siswa bersiap untuk memulai pelajaran. Berbeda dengan kelas MIPA 2 yang sibuk gaduh lantaran guru nya izin dan tanpa di sadari Bu Sisi selaku guru BP ditambah sekarang jadwal guru piket masuk ke kelas mereka dengan wajah kesal, selalu saja begini.

"Kalian bukannya belajar malah sibuk ribut. Ingat sebentar lagi kalian ujian siapkan baik-baik."

"Alah Bu, paling soalnya gitu-gitu. Kalo nggak susah ya gampang." Celetuk Lio.

"Bicara sekali lagi kamu! Ya yang seperti itu perlu dipersiapkan supaya nilai kamu bagus." Omel Bu Sisi.

"Perihal nilai cuma angka ribet." Sarkas Beben.

"Kamu ini panutan semua siswa, jaga bicara kamu!" Peringkat Bu Sisi.

"Masalah itu tergantung anaknya mau contoh sikap saya yang bagaimana. Saya mah bodo."

Hi, Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang