2. Hukuman

321 8 0
                                    


...................
Selamat Membaca🤗

...


Hari senin adalah hari dimana Chika sangat malas berangkat ke sekolah, karena harus mengikuti apel pagi Madrasah.

"Assalamualaikum." Ucap Chika saat memasuki kelas

"Wa'aikumsalam, apel mau mulai lo baru berangkat Chi?" Tanya Siska

"Alah, buruan ke lapangan ngga usah banyak cincong lu." Ucap Chika menarik Ziva dan mengajak teman-temannya ke lapangan madrasah.

Di lapangan para siswa sudah berbaris sesuai kelas masing-masing. Beben berdiri dengan wajah datar nya sebagai pemimpin apel pagi, karena yang biasa memimpin apel pagi dan upacara adalah ketua OSIS. Wajah datar yang tidak berlaku untuk teman sekelasnya, apalagi Chika.

Chika menuju barisan kelas XI IPA 2 dia berbaris di samping Ziva, biasanya jika apel Chika suka berbaris di samping Ziva atau Vika. Alasannya karena mereka tinggi, jadi kalau disamping mereka terasa teduh, tinggi Chika yang hanya sebatas pundak Ziva.

Apel pagi di mulai, di tandai dengan Beben yang sudah memasuki lapangan apel dengan wajah datar nya.  Cewek-cewek yang melihat Beben akan bersorak girang. Wajah tampan dan gaya cool nya menjadi idola mereka, apalagi ketos satu ini cuek sekali dengan cewek. Berbeda lagi jika berhadapan dengan Chika the geng.

"Ih ganteng banget sih, pengen gue bawa pulang tu ketos." Ungkap Jeje, kakak kelas yang suka caper ke cowok-cowok tampan termasuk Beben.

Mendengar ucapan Jeje membuat Chika memutar bola matanya.

"Kek gitu ganteng, tau kelakuan aslinya nyesel pasti dia bilang gitu." Ucap Chika melirik Beben di depan. Beben yang kebetulan melihat Chika melirik nya, mengedipkan sebelah matanya.

"Iuu pake kedip lagi. Gila tu cowok." Ucap Chika lagi.

"Lo berisik banget sih Chi? Kek orang gila tau ngomong sendiri." Ucap Mella di depan Chika

"Enak aja ngatain gue gila, yang gila tu si  tokek didepan tuh, orang songong kek dia ada fans juga. Pakek kedip mata ke gue lagi."

"Oh, si Beben emang dia ganteng Chi, apa jangan-jangan lo cemburu sama si Jeje yang muji Beben." Ledek Mella

"Apaan lu, jangan ngadi-ngadi." Ketus Chika.

Kepala madrasah yang memerhatikan mereka berdua karena berisik, akhirnya memanggil mereka berdua.

"Dua siswi kelas XI IPA 2 baris paling belakang, maju kedepan. Dari tadi berisik." Panggil Pak Jeki

Chika dan Mella yang merasa terpanggil langsung maju ke depan. Mella yang malu menutupi wajahnya dengan sebagian kerudung nya, dan Chika tanpa malu maju ke depan.

"Kalian berdiri di samping tiang bendera, setelah apel ini Beben akan memberi hukuman kepada kalian." Ucap Pak Jeki

"Kamu siap kan Ben? Awasi mereka juga."

"Siap Pak." Ucap Beben

"Di suruh nikahi Chika sekarang juga siap kok pak." Batin Beben.

Apel pagi selesai. Sekarang hukuman Chika dan Mella di mulai. Chika menggerutu dari tadi, kenapa harus Beben yang menghukum nya.

"Hukuman kalian membersihkan semua toilet sekolah tanpa kecuali, silahkan jalani hukumannya." Ucap Beben pada Chika dan Mella.

"Kalian bisa kembali ke kelas masing-masing." Ucap Beben pada anggota OSIS lainnya, mendengar perintah ketua mereka semua menuju kelas masing-masing.

"Ayo ikut gue." Ucap Beben

Chika dan Mella mengikuti Beben dan membawa alat untuk membersihkan toilet. Sampai di toilet Siska mulai membersihkan, tiba-tiba Beben mencegahnya.

"Tunggu Mel, hukuman lo gue ganti. Berhubung lo dihukum karena ajakan si Chika, hukuman Lo nyapu halaman depan ruang guru aja. Lagian toilet nya cuma ini yang kotor." Ucap Beben

"Tapi kan gue juga salah Ben?" Tanya Mella.

"Lo mau gue tambahin hukumannya?" Tanya Beben dan Mella menggeleng.

"Yaudah sana." Usir Beben. Siska pun pergi ke tempat yang di perintahkan Beben.

Melihat Mella yang pergi, Chika menatap tajam ke Beben.

"Mau lo apasih? Gue disini gara-gara lo juga, coba aja nggak lo nggak ngedipin gue, gue ngga bakal berisik." Ucapa Chika dengan wajah yang memerah.

"Mau nya nikahin lo, mau ngga?"  Tanya Beben, dengan senyum jahilnya

"Ih ngawurr banget sih. Mending gue bersihin ni toilet." Ucap Chika. Mendengar ucapan Beben tadi membuat hatinya deg-degan an.

"Jangan baper Chi, dia ini tokek berkedok cicak." Batin Chika

Chika menetralkan raut wajah nya kembali. Saat Chika mulai membersihkan toilet, Beben menarik tangan Chika dan tersenyum Jahil.

"Apa lagi sih, mau bantuin gue? Ayo!" Seru Chika dengan kesal.

"Gue bantu doa ya Chi." Jawab Beben.

"Ihh dasar." Teriak Chika dan mengguyur Beben.

Guru BK yang melihat keributan mereka, menghampiri nya. Guru BK menghukum mereka berdua. Selama membersihkan Beben tak hentinya mengerjai Chika, membuat Chika kesal.

Melihat wajah Chika yang kesal membuat sesuatu di hati Beben berbunga-bunga.

"Gemes banget sihh." Ucap Beben mencubit pipi Chika.

Chika yang di perlakukan seperti itu, terlihat kesal.

"Ihh, apasih lu. Nanti cewek lu marah kalo lihat lo kek  gini." Ucap Chika melepaskan tangan Beben dari pipinya.

"Gue ngga punya cewek, gue mau nya lo, gimana?"  Ucap Beben dengan nada serius .

Chika tak menganggapi ucapan Beben dan pergi meninggalkan nya.

"Maksud tu cowok apa sih? Bikin gue deg-degan aja." Batin Chika sambil memegang dadanya.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

To be continue

Terimakasih 😎
Salam dari aku❤️

-

-

-

-

Kalo ikhlas vote dan komen juga boleh.(;

Hi, Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang