23. Chat

56 3 0
                                        

Ehemm, apa kabar semua nya.

Selamat datang dan selamat membaca 😎
.........

Keluar dari ruangan Dokter Gheva Chika segera pulang. Awal nya ia ingin memastikan keadaan Beben terlebih dahulu namun ia urungkan karena ia merasa Beben butuh waktu. Jadi ia memutuskan untuk pulang saja.

Di rumah Chika masih kepikiran dengan Beben hatinya tidak tenang setelah belajar ia berniat ke rumah sakit namun sudah larut tak mungkin ia keluar rumah. Jadi ia memutuskan untuk menghubungi Beben saja.

Mengambil hp nya dan menekan nomor Beben. Hp nya berdering namun tak kunjung di angkat. Chika berkali-kali mencoba menelepon Beben. Entah panggilan ke berapa baru di angkat oleh Beben. Tak biasanya Beben seperti ini seperti nya setelah kecelakaan Beben menjadi bunglon.

"Ben, lo udah enakan?"

"Berisik. Gak penting banget tau." Sarkas si penerima telepon.

Setelah berucap demikian Beben menutup telepon nya. Chika kaget akan respon Beben namun ia tetap berpikir positif. Tak ambil pusing Chika mengabaikan itu dan ta lama notif pesan dari nomor yang sama kembali menghubungi Chika. Nomor yang sama yang menyebabkan Beben marah kala itu.

+628********45
Online

Gimana? Gue tepat omongan kan?

Ngaku aja kenapa sih? Pakek misterius segala ✓✓

Lo bakal tau siapa gue. Lo kenal gue banget kok.

Pesan terakhir membuat Chika meremas hp nya. "Lo main-main sama gue."

........

Abang HP-nya bunyi mulu, angkat sana! Berisik." Omel Tania

Bebe melirik HP-nya yang ada di nakas sebelah ranjang. Beben tau siapa penelepon itu namun ia abaikan dan tak berniat merespon membuat Tania marah-marah. Mami yang baru masuk ruangan heran kenapa anak gadisnya cemberut. "Kenapa kamu Nia?"

"Tanya aja sama bujang Mami. HP-nya berisik banget. Nia mau pulang aja." Adik nya kesal pun Beben cuek dan Tania segera pulang dengan kesal. Hingga Mami melihat si penelepon.

"Separuh hidup kamu ini. Nggak kamu angkat? Nanti nyesel loh Bang."

"Biarin sih Mi, males Abang."

"Kalo nggak niat ya matiin aja sekalian. Mami tau Ben. Udahlah angkat aja nih." Ucap Mami sambil menyerahkan Hp kepada pemilik nya.

Dengan berat hati Beben menerima. Mengangkat panggilan tersebut dan tanpa banyak kata Beben memutus sambungan telepon.

"Kasar banget kamu. Nyesel tau rasa!"

"Biarin!"

"Nggak tau diuntung banget. Chika tadi khawatir banget sama kamu dan respon kamu gini? Kamu sadar Bang?"

"Apaan sih Mi. Beben lagi males aja. Taulah Beben mau tidur."

Mengabaikan Mami nya yang ingin mencecarnya dengan segala omelan. Beben memutuskan memejamkan matanya entah tidur atau tidak yang penting Mami nya tidak mengomel.

Hi, Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang