19. Mawar

35 4 0
                                    

Hai hai hai, udah kangen banget kan sama ketua Osis? Ha tidak? Okelah gapapa.

Selamat datang dan selamat membaca 😎
........

"Kok nggak di makan?"

"Nanti."

"Kok gitu? Makan deh, gue bisa sendiri."

Beben tak menggubris dan tetap menyuapi Chika sampai bubur ayam itu habis.Di alun-alun kota dunia serasa milik Beben dan Chika .

Setelah itu mereka pulang dengan Chika yang digendong Beben karena tubuh Chika begitu lemas tak kuat berjalan.

Beben membawa Chika sampai di rumah dengan selamat. Bunda yang melihat panik karena anak nya lemas. Setelah itu Chika istirahat untuk memulihkan tenaganya kembali.

Lemparan kertas dengan batu di dalam nya masuk ke kamar Chika lagi. Orang itu belum mau menampakkan dirinya hanya mengancam lewat kertas itu.

Chika memungut kertas tersebut dan membuka nya. Tulisan tangan yang buruk terdapat dalam kertas tersebut.

'Jauhi Beni atau kejutan akan terjadi'

Semacam ancaman yang ada di surat itu. Tak lama setelah Chika membaca kertas tersebut hp nya berbunyi.

Tertera nama 'Tania' yang menelepon dirinya.

"Assalamualaikum, iya Nia ada apa?"

".........."

"Terus sekarang gimana? Kok bisa Haura hilang?"

"......"

"Gimana ya Nia. Mbak mau bantu nyari tapi gue lemes banget."

"......"

"Iya gue bantu do'a. Ntar kalo udah ketemu kabarin gue ya."

...........

Wisuda kelas XII sudah terlaksana. Kelas XI sekarang menjadi senior di SMA Merdeka. Terhitung mereka sudah menjadi kelas XII selama enam bulan. Sebentar lagi mereka pun akan menghadapi ujian begitu pun dengan jabatan ketua OSIS Beben yang lengser dan di gantikan dengan adik kelas nya. Kali ini ketua Osis nya cewek.


Terlihat gadis yang rambut nya dikuncir kuda itu berjalan sendirian melewati koridor kelas menuju kantin menyusul teman-teman. Tak lama teman nya gadis bermata sipit itu menarik si gadis.

Diam-diam gadis itu di tarik dan di bawa ke suatu tempat dengan mata tertutup. Sampai lah di tempat yang orang itu tuju. Mata kain yang menutupi mata gadis bertahi lalat di pipi itu di buka. Pelan-pelan mata cantik itu terbuka. Di hadapan nya si mantan ketua Osis yang selama ini membuat jantung nya berdetak tak menentu saat di dekat nya.

"Chi, ini ada dua bunga di tangan gue. Kalo lo terima, lo ambil warna merah dan kalo andai nya lo nolak lo ambil warna putih." Ucap Beben.

Ya, gadis itu adalah Chika. Chika bingung dengan situasi ini dan kenapa Beben seperti ini. Omongan Beben berarti bukan bualan belaka? Dan ya ke lima temannya di tambah Lio ada di ruang yang sama dengan dia?

"Lo kenapa sih? Aneh banget."

Beben semakin mendekati Chika dengan dua bunga di tangan nya yakni mawar putih dan mawar merah. "Chi, gue suka sama lo. Gue tau lo nggak mungkin mau jadi pacar gue tapi gue mulai dari sekarang mau ngelamar lo dulu. Gue mau ngiket lo supaya ngga keduluan orang, ntar kalo gue udah jadi arsitek hebat gue bakal kerumah lo dan minta lo ke Ayah dan Bunda. Gue bakal wujudkan wedding dream persis seperti yang lo mau." Papar Beben.

Semua yang ada di sana takjub dengan ucapan Beben. Mereka kira Beben akan menembak Chika jadi pacarnya seperti para remaja seusia mereka. Tetapi anak Mami Eny itu beda, sungguh berbeda.

"Ini beneran Beben Ly?" Ungkap Ziva tak percaya jika teman sok cool nya itu berbicara seperti tadi.

Selly tak menjawab Ziva. Selly pun ikut baper dengan ucapan Beben, cewek mana yang ngga mau di seriusin sama cowok tampan dan tajir macam Beben.

"Gitu aja? Gue bisa. Lo mau?" Celetuk Lio tiba-tiba menanggapi Ziva. Ziva menoleh ke arah Lio dan menatap nya tajam tak yakin sekali cowok playboy macam Lio bisa serius.

"Beben lo serius? Lo mimpi apa ngingo?" Tanya Chika tak yakin.

"Gue serius, apapun jawaban lo ungkapin sini." Ucap Beben meyakinkan Chika.

Chika maju dan tangannya mendekati bunga mawar di tangan Beben. Tangan Chika terulur mengambil mawar putih itu.

Tatapan harapan Beben dan senyum nya memudar tapi dia berusaha biasa saja. " Gue pilih ini Ben."

Sembari mengatakan itu sebenarnya hati Chika juga merasa seperti Beben. 'maaf Beben.'

"Nggak papa Chi. Tapi bisa kasih gue alasan lo pilih mawar putih ini?"

"Gue rasa ini terbaik buat kita. Lagian kita masih kecil Ben, belum waktunya. Kalaupun kita jodoh pasti bakal bersatu. Gue harap lo jangan benci gue ya." Ucap Chika sedikit teriris hatinya tanpa sadar setetes air mata turun dari mata cantik nya.

Ke-enam orang disitu juga kaget dengan jawaban Chika. Bukannya dari gelagat kedua nya sama-sama memiliki rasa?

"Kalo itu mau lo gue terima Chi. Kita tetap bisa sama-sama kan setelah ini?"

Chika mengangguk dan tersenyum lebar ke arah Beben. Melihat situasi ini ke-enam orang itu sadar dan meninggalkan dua orang itu di ruangan ini.

Beben mendekati Chika ingin memeluk gadis di depan nya ini. "Boleh peluk?"

Tanpa ragu Chika mengangguk dan mereka berpelukan. Dapat Chika rasakan nyaman pelukan cowok ini.

"Gue bakal ada buat lo Chi. Kapan pun lo butuh jangan sungkan untuk bilang ke gue." Ungkap Beben dan melepaskan pelukannya.

"Haura gimana?"

"Udah ketemu dia nangis terus keinget kejadian pas di culik. Dia nanyain lo mulu, main ke rumah gih." Ungkap Beben.

"Iya deh kapan-kapan. Gue kangen sama tu bocil."

"Loh kok nangis? Gausah nangis gue gapapa kok lo tolak." Canda Beben saat melihat mata Chika berkaca-kaca.

"Jahat! Lo jahat tau gak sih Ben. " Marah-marah Chika.

"Kok gitu gue cowok baik-baik nih."

"Lo punya cewek ya? Setiap malah ada aja yang lemparin kertas suruh gue jauhin elo. Mana bisa lo aja nempel ama gue. Terus yang bikin gue kesel siapa?"

"Ya ngga Chi. Udah jangan di pikirin. Orang itu mungkin iri sama lo. Yuk ke kelas." Aja Beben pada Chika.

Mereka berjalan beriringan dengan Chika yang terus menatap Beben sembari mengucapkan maaf berkali-kali dalam hati.  Teringat ucapan orang tempo hari dan tulisan di kertas yang sering meneror nya.

..............

To be continue 👉

Hai makasih Lo udah luangin waktu. Sini yuk 100 komen dan vote bisa yukkk.

Salam sayang ❤️🤗

Hi, Ketua Osis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang