MA 22

44 2 0
                                    

Sementara itu kita beralih sejenak dari pertikaian yang ada di kampus. Kita langsung saja melihat Minseok datang ke perusahaan Kai, bahkan dengan santainya dia menaruh kedua kakinya di atas meja.

"Ternyata rasanya seperti ini saat menjadi seorang direktur, walau belum sepenuhnya."

Tepat di hadapannya berdiri Kwangsoo, Rose dan Krystal. Mereka adalah orang yang membuat semua rencana Minseok berhasil bahkan nyaris menjadikannya sebagai Wakil Direktur.

"Sekarang setengah dari saham perusahaan paman sudah menjadi milikku, ternyata begitu senang dan mudah."

"Lalu apakah aku bisa mendapatkan jabatanku kembali?" Kwangsoo berencana untuk mengambil alih posisi itu, karena dengan itu dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan.

"Tentu saja, aku selalu menepati janjiku."

Padahal saat itu Kai sedang berjuang mati-matian untuk menghancurkan semua rencana Namjoon untuk membalas dendam pada kakaknya. Dan di sanalah kesalahan Kai yang memblokir seluruh nomor dari kantor agar tidak ada yang mengganggunya, padahal saat itu orang-orang sibuk agar bisa menghubungi Kai karena kondisi yang darurat.

Sementara itu di dalam gedung...

"Kau simpan ini, aku akan menukar beberapa senjata yang lain." Kai akan kembali melancarkan aksinya untuk menukar semua senjata tajam yang dipesan Namjoon dengan senjata yang memang sebelumnya sudah dirancang begitu mirip dengan aslinya, mulai dari bentuk dan beratnya.

"Kali ini akan kubuat para anggota berandalan itu tidak bisa berkutik."

Setelah selesai dengan semua urusannya mereka akan pergi secepat mungkin, namun ada salah satu anggotanya yang tertangkap bahkan dia juga yang memegang senjata yang asli. Kai mengetahuinya begitu dia melewati ruang utama dan melihat dari celah pintu, dia harus dibuat berpikir lagi sambil terus bergerak.

"Sial, sepertinya kita harus bergerak cepat sebelum senjata itu dipindah ke tempat lain."

Ternyata mereka sedikit lengah, karena ada seorang dari anggota mafia menangkap basah aksi Kai dan yang lainnya. Tapi Kai tidak tinggal diam dan segera menghabisinya tanpa suara.

Sementara itu bos mafia sepertinya mulai curiga dengan kondisi anggotanya yang tidak biasa, karena seperti tidak ada keakraban sesama anggota padahal mereka sedang dalam waktu santai.

"Kalian yang bisa jujur kepadaku akan mendapatkan imbalan, bahkan tidak sedikit."

Dia memberikan sekantung emas yang sangat besar, walau sekarang bukan zamannya lagi menggunakan emas sebagai mata uang. Tapi siapa yang tidak tergiur dengan emas sebanyak itu.

"Kalian bisa melakukan apa saja dengan emas sebanyak itu, tapi kalian harus jujur padaku."

Mereka siap dengan senjata yang sudah terkokang, namun si bos tidak menginginkan terjadi keributan di markas sementaranya.

"Tidak-tidak. Gunakan pisau yang kalian miliki, aku tidak ingin ada keributan di sini."

Pasukan mafia memang tidak takut mati, mereka bahkan rela melakukan apa pun agar bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Satu persatu mereka saling membunuh, namun dari mereka yang hidup adalah orang suruhan dari Kai dan sang Bos mafia masih belum sadar.

"Aku senang dengan keberanian kalian."

Ternyata mereka semua yang masih hidup adalah para mafia yang asli. Bahkan Kai yang berada di luar berhasil terkejut begitu mereka berhasil menangkap seluruh anak buahnya. Kini Kai benar-benar pupus harapan untuk menyelamatkan kakaknya, karena semua rencananya gagal dan tidak ada satu pun rencana lain apalagi untuk melarikan diri.

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang