MA 16

32 3 0
                                    

Pagi itu suasana masih sangat asri, kendaraan bermotor masih bisa di hitung jari. Di sana, ada seorang ayah bersama dua anaknya pergi ke pinggir sungai yang begitu jernih, mereka sedang asyik makan Sandwich yang dibeli sebelumnya.

"Ayah, jika aku besar. Aku mau menjadi seperti ayah." Ucap Suho sambil menatap air sungai.

"Kenapa mau seperti ayah?"

"Karena ayah adalah orang yang hebat, buktinya saja ayah punya gedung besar."

Mulut kecil Suho terus berbicara selagi mulutnya penuh, sang adik pun dengan sigap memberikan minuman sebelum kakaknya tersedak.

"Ayah, setelah ini ayo kita bermain sebentar." Entah mengapa Kai selalu bersemangat setiap saat, berbeda dengan kakaknya yang sekarang lebih sering diam dan tenang.

"Tapi dari tadi kita sudah bermain, memangnya mau bermain di mana lagi?"

"Di sini saja."

Tapi Joonhan tidak bisa menolak permintaan anaknya walau sekarang waktunya untuk menghadiri rapat, Joonhan memang tipe orang yang lebih mengutamakan keluarga dibandingkan pekerjaan.

"Bukannya ayah ada rapat pagi ini?" Suho menyadari kalau ayahnya tak ingin meninggalkan dia dan adiknya, tapi menurutnya lebih baik ayahnya pergi dan mengikuti rapat.

"Tapi adikmu masih ingin bermain."

Suho tahu sekali kalau rapat itu penting sekali untuk ayahnya, namun ayahnya lebih memilih untuk bermain bersama anak-anaknya. Suho berinisiatif untuk bermain bersama Kai agar ayahnya bisa rapat, tapi dia tahu benar kalau adiknya itu tidak bisa berpisah sebentar dari ayahnya.

"Kai, bagaimana kalau kita berdua saja yang bermain. Ayah masih ada pekerjaan di kantor." Ajak Suho.

"Baiklah, tapi ayah harus menyusul setelah selesai."

Joonhan tidak menyangka kalau Suho bisa membujuk Kai yang masih sangat kecil. Mereka akhirnya hanya bisa bermain berdua setelah seorang penjaga tiba untuk menggantikannya. Harusnya mereka bisa bermain bersama ibunya, namun ibunya adalah seorang entertainer yang diwajibkan untuk selalu ada di kantornya.

Setelah pria bertubuh tinggi datang untuk menggantikan ayahnya kini dua anak kecil itu bermain dengan senangnya. Pria bernama Kwangsoo itu benar-benar kewalahan saat menjaga Suho dan Kai yang begitu aktif, apalagi saat Kwangsoo tidak tahu kalau Suho dan Kai suka bercanda seperti orang yang bertengkar.

"Hei hei! Jangan bertengkar."

Suho dan Kai terus berlari hingga Kwangsoo terjatuh, ekspresi lucu Kwangsoo berhasil membuat Suho dan Kai tertawa terbahak-bahak.

Setelah kelelahan mereka berdua membeli es krim walau sebelum itu mereka membeli makan yang banyak. Bahkan isi dompet Kwangsoo nyaris tak tersisa hanya untuk camilan dua anak direkturnya itu.

Kini hanya Kai saja yang bermain sendiri, sementara kakaknya dan Kwangsoo sedang duduk sambil memperhatikannya.

"Apakah sulit menjaganya?"

"Dia itu masih kecil, jadi tidak perlu ditanya."

Kwangsoo terkejut dengan jawaban dari Suho yang terdengar dewasa, bahkan dia sendiri mampu merasakan kalau Suho bisa lebih dewasa dibanding anak seusianya.

"Lalu bagaimana dengan ibumu? Harusnya dia ada untuk kalian."

"Ibu sedang sibuk di perusahaannya sendiri, mencari uang untuk kami berdua."

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang