Mereka kembali tertawa bahagia, akhirnya Irene dan Nayeon berhasil untuk membuat satu temannya itu bisa tertawa dan melupakan kejadian pahit yang dialaminya. Lalu Myeonjun duduk tepat di hadapan mereka, tapi sepertinya dia tak tertarik untuk bertanya kenapa teman-temannya sedang berbahagia.
"Lanjutkan saja, jangan hiraukan aku." Myeonjun makan dengan tenangnya, tapi Chansung yang berada di seberang terus memperhatikan gerak-geriknya.
Tiba-tiba saja Irene merasakan perbedaan yang jauh drastis dari sebelumnya yang terlihat ramah.
Myeonjun kini terlihat lebih dingin dan berpakaian lebih simpel dan rapi seperti Suho dulu. Changsub merasakan denyut nadi Irene yang menempel di lengannya, dia melihat Irene yang terus menatap Myeonjun begitu dalam seperti ada sesuatu di antara mereka yang tidak diketahuinya.
Changsub menyenggol bahu Nayeon yang membuat si cantik bergigi kelinci ini menoleh. Karena kulit Irene cukup putih untuk kebanyakan warna kulit pada umumnya, urat nadinya bisa terlihat dengan jelas. Changsub menunjukkan urat nadi Irene yang terus bergerak, menandakan kalau jantungnya sedang berdetak kencang.
Bahkan Nayeon juga menyadari apa yang Changsub maksudkan. Irene terlihat sedang memperhatikan Myeonjun dan terkesan menatapnya begitu dalam. Changsub juga menunjukkan pada Nayeon bagaimana Irene sebegitu fokusnya memperhatikan Myeonjun ketika tengah makan. Bahkan ketika tangannya digoyang-goyangkan pun Irene masih tidak terganggu.
"Irene." Panggilnya setelah meneguk minumannya sampai habis.
"I-iya?" Sahut Irene dengan nada yang sedikit canggung.
"Apa setelah ini kita bisa berbicara sebentar?"
Irene hanya bisa menganggukkan kepalanya yang tangannya masih menggenggam tangan Changsub. Mereka berdua duduk berdekatan di pinggir lapangan, hanya lapangan kosong dan langit yang cerah menemani mereka.
"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu?" Suho membuka percakapan dengan pertanyaan kepada Irene, sekaligus untuk menghilangkan rasa penasarannya selama ini.
"Kau ingin bertanya apa? Sepertinya serius sekali." Irene sendiri merasa tidak yakin untuk menjawab pertanyaan dari Myeonjun.
"Tentang seseorang yang pernah kau katakan padaku. Suho." Seketika Irene tertegun, dia bingung ingin berkata apa saat seseorang yang benar-benar mirip dengan Suho ingin tahu siapa Suho.
"Kenapa kau ingin tahu tentangnya?"
"Karena aku merasa kau benar-benar dekat dengan Suho. Karena saat itu kau bahkan bisa mengingat kata-kata darinya."
Sebenarnya sekarang ini Irene tidak ingin membahas Suho lagi karena banyak kenangan indah tercipta namun berakhir begitu saja, apalagi dia harus berhadapan dengan Myeonjun yang begitu mirip dengan Suho.
"Suho itu... Dia... Adalah seseorang yang paling berpengaruh untuk kehidupanku."
Myeonjun menganggukkan kepalanya perlahan. "Jadi dia itu orang yang baik?"
"Benar-benar baik, walau sifatnya berbeda jauh."
Suho jadi teringat waktu itu saat Kai berkata kalau Irene akan terkejut saat melihat sifatnya berbeda dari sebelumnya, tapi dia sendiri tidak tahu bagaimana sifatnya di masa lalu. Tapi untuk sekarang dia harus fokus kepada Irene, dia tidak boleh teralihkan dengan perkataan Kai.
Myeonjun membenarkan duduknya dan menghadap langsung ke arah Irene. "Memangnya bagaimana sifat Suho? Kenapa sifatnya berbeda walau menurutmu dia itu baik?"
"Kau mungkin tak percaya jika pertama kali melihatnya. Dia itu terkesan dingin dan penuh dengan dendam. Tapi sebenarnya dia itu berhati malaikat."
Suho masih tidak bisa percaya kalau dirinya dulu seperti itu, padahal sekarang ini dia merasa kalau dirinya yang sekarang sangat berbeda seperti yang dulu. Yang tidak boleh dilupakannya sekarang ini adalah kenapa Irene waktu itu memanggilnya Suho? Dan bagaimana Irene tahu nama aslinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again
FanfictionBagian Ke-2 Meet Of Him Bagaimana rasanya saat bertemu kembali dengan seseorang yang begitu mirip dengan orang yang pernah dikenal? Seseorang yang pernah membuatmu merasa nyaman saat berada di dekatnya, dan pernah sekali melintas sebuah pemikiran u...