MA 02

91 9 0
                                    

Ini bukan kali pertama kalinya smartwatch berbunyi, saat kejadian yang sama dan sama-sama tidak tahu siapa orang itu. Kejadian tadi terus saja berputar di kepala Irene. Bagaimana tidak, rasanya seperti ada yang aneh ketika dia merasa ada sesuatu antara dia dan orang yang menabraknya.

Chansung disusul ke kelasnya, tapi yang dicari malah tidak ada. Di telepon tidak diangan, di chat pun tidak dibalas. "Tumben, tidak biasanya dia menghilang seperti asap." Setelah tak mendapati Chansung di kelas, akhirnya dia berencana untuk pulang, seorang diri. Changsub dan Nayeon pulang lebih dulu karena ada urusan mendadak.

Irene terus melangkahkan kakinya keluar dari gedung sambil meneguk minuman kaleng. Lalu dia dikejutkan dengan bola basket yang mengenai mata kakinya. Ternyata bola itu berasal dari Chansung, dia sedang berlatih bersama teman-temannya.

Padahal dari kejauhan Chansung meminta bola dilemparkan, namun Irene malah membawanya dengan santai kepada yang meminta. Bahkan bola digelundungkan dengan kaki, padahal Chansung meminta dengan tangannya. Sadar kalau Irene sedang banyak pikiran, dia pun membawa Irene ke luar lapangan untuk berbicara sebentar.

"Ada apa?" Tanyanya penasaran.

Sebelum menjawab, Irene harus berpikir dulu. Dia bingung harus memulai semuanya dari mana. "Kau... ingat pemuda yang begitu mirip dengan Suho di pantai waktu itu, kan?"

Chansung sempat terdiam. Aneh saja tiba-tiba Irene mengungkit pria mirip Suho di pantai. Kepalanya mengangguk cepat untuk menjawab pertanyaan barusan.

"Kalau tidak salah waktu itu dia pernah berkata kalau namanya itu Park Myeonjun. Lalu, tadi aku mendapati nama itu ada di papan informasi."

"Lalu?"

"Ayo ikut aku. Temani aku untuk mencari tahu apakah Park Myeonjun yang ada di papan informasi adalah orang yang sama dengan orang yang mirip dengan Suho."

Chansung hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ibu jarinya menunjuk ke belakang dan terlihat kalau teman-temannya sudah menunggu untuk latihan bareng. "Maaf untuk kali ini."

Dia ditinggalkan begitu saja. Wajahnya langsung kesal sambil berkacak pinggang karena permintaannya tidak dikabulkan.

Kedatangan seorang wanita dengan perawakan mungil ternyata sukses memikat para mahasiswa yang baru saja kelar istirahat. Ini adalah kali keduanya dia menjajakan kakinya di kampus yang sangat terkenal. Sampai dia melihat seorang mahasiswa yang pernah dikenalnya.

Ravi kala itu sedang berjalan bersama Irene karena kebetulan bertemu di dekat taman. Lalu Irene menyadari kalau Ravi tidak mengikutinya. Ternyata Ravi terdiam dalam diam, kedua matanya terkunci pada seorang gadis yang baru saja kita bicarakan.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Apa kehadiranku membuatmu risi?"

Irene mulai menebak-nebak. Jika teman, itu tidak mungkin karena Ravi tidak pernah diberitakan dekat dengan wanita lain. Apa jangan-jangan... "Siapa dia?"

Dia terus memperhatikan kedekatan Ravi dengan wanita yang ada di dekatnya. Ravi terkesan menjauhkan wanita itu darinya. "Jadi kau kekasihnya?"

Irene yang bingung langsung menunjuk dirinya. "A-aku? Ti..."

"Perkenalkan, aku mantan pacar Ravi. Jung Eunha."

Wow bahkan kali ini Irene dibuat tidak percaya. Bagaimana bisa Ravi sudah memiliki pacar. Ini adalah fenomena langka dan semua orang pastinya harus tahu.

"Lebih baik kau jauhi dia..." Sambil sekali menatap ke arah Ravi. "Dia itu bukan pria yang kau pikirkan."

"Jangan berkata yang tidak-tidak padanya, lebih baik kau pergi saja." Kali ini Ravi berani bahkan berhadapan langsung dengan wanita yang jauh lebih rendah darinya.

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang