Part 38

154 17 5
                                    

Jaemin kini sedang berada di masjid tempat dimana dulu ia belajar mengaji. Dia masuk kedalam masjid untuk melaksanakan kewajibanya, matanya melirik keseluruhan masjid dengan mengingat semua kenangan dulu

Dia mulai mengambil air wudhu, kemudian melaksanakan Sholat tak lupa setelahnya ia berdoa

"Ya Allah Hamba mencoba untuk ikhlas menerima semua ini, hamba yakin ini adalah jalan yang terbaik, dia sekarang sudah menjadi istri orang lain, semoga keluarga sakinah mawwadah warrahmah, Hamba memohon kepadamu bantu lah hamba untuk melupakanya. Aamiin," Jaemin megusap wajahnya dengan kedua tanganya

Setelah selesai dia keluar masjid menuju rumah nya dia lupakalau dirinya membawa sebuah buku yang pernah di berikan oleh Hasna.

Sebenarnya dari tadi Hasna berada di masjid sama-sama melaksanakan kewajibanya tapi mereka tak sadar karena kain hijau pembatas antara perempuan dan laki-laki di dalam masjid.

Hasna telah selesai melaksanakan Sholatnya dia melipat alat sholat nya, dan melangkah keluar masjid tapi langkahnya terhenti saat matanya melihat sebuah buku tergeletak di karpet masjid, ia langsung menghampiri dan mengambilnya

"Mmm buku ini punya siapa ya? Kok di simpan di sini, buku nya seperti punyaku, tapi kan buku ini tidak hanya satu, pasti ini punya orang lain lebih baik aku simpan dilemari masjid," gumam Hasna

Saat ingin membalikan badanya, tapi.....

Degg

Seorang lelaki yang sudah lama tak bertemu dan pernah dia cintai dalam diam, tengah berdiri tepat di pintu masjid melihat kearah dirinya

"Jaemin" gumam Hasna gugup

Jaemin terlihat sang berbeda, dia dengan baju kaos merah dan kerah putih di leher nya terlihat sangat tampan, benar-benar berubah seperti bukanlah Jaemin, tapi Hasna mengenalinya

Jaemin mencoba menghampiri Hasna, walaupun hatinya sakit. Wanita di hadapanya terlihat mengunakan hijab yang diberikan Jaemin pada waktu itu, Jaemin tersenyum senang karena tak sia-sia ia memberikanya pada Hasna

Tapi tak lama senyumannya pudar saat meningat kenyataan bahwa Hasna sudah dimiliki orang lain yang sekarang sudah menjadi suaminya

"Assalamualaikum Hasna," sapa Jaemin tersenyum tipis

"Waalaikumsalam" balas Hasna tersenyum menunduk

Mata Jaemin beralih melihat buku yang di pegang Hasna, dan Hasna pun menyadarinya lalu bertanya

"Apa ini punya kamu?" tanya Hasna lembut sebari menunjukan buku itu

Jaemin mengangguk "I-iya" jawab Jaemin gugup

Lalu Hasna memberikan buku itu kepada tangan Jaemin

Jaemin kembali diam tapi matanya melirik sekeling masjid, mencari orang yang seharusnya ada disamping Hasna

Tapi dia tidak melihat siapa-siapa disana, cuma ada dirinya bersama Hasna

"Hasna Apa kabar?" tanya Jaemin

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri?" tanya balik Hasna

"Mmm Alhamdulillah aku juga baik"

"Oh iya aku mau ngucapin selamat ya atas pernikhanya," ucap Jaemin, yang membuat Hasna membulatkan matanya bingung apa maksud ucapanya itu

"Maaf Jaemin, maks....."

"Kamu ga perlu minta maaf, kamu g salah kok, yaudah kalau gitu aku izin pamit, Assalamualaikum" pamit Jaemin tanpa mendengarkan penjelasan Hasna

Jaemin benar-benar salah paham, bahkan dia tidak mendengarkan terlebih dahulu ucapan Hasna

Jaemin memberhentikan langkahnya, menoleh ke belakang menatap Hasna sebentar lalu melanjutkan langkahnya dan keluar dari masjid.

Bagi Jaemin mungkin pertemuan tadi adalah pertemuan terakhir, karena dia sudah tak berhak untuk menemuninya lagi

"Maksud dia apa? Pernikahan?" tanya Hasna pada dirinya bingung dengan ucap Jaemin

"Ah mungkin maksudnya pernikahan bang Jeno, yah aku lupa mengundang Jaemin ke acara pernikahan itu, tapi nanti kalau bertemu denganya lagi aku akan minta maaf," gumam Hasna polos menatap kepergian Jaemin

•••

Hasna dan keluarganya sedang melaksanakn makan siang bersama.

"Sayang tambah lagi dong lauk nya" pinta Jeno kepada Istrinya, sang istri mengangguk menuruti permintaan suaminya

"Oh iya dek, kamu kapan bawa calon suami ke rumah," tanya Jeno santai, yang membuat Hasna tersedak

"Jeno, kamu kebiasaan deh, tuh lihat Hasna jadi tersedak kan," ucap Sang Bunda sebari memberi air minum kepada Hasna yang tersedak

"Kamu ga papa kan sayang?" tanya bunda, Hasna menggelang "Ga papa bun"

"Hehe iya maaf bun"

"Abang  udah nikah juga, masih saja jailin aku," ucap Hasna sebel, Jeno hanya ketawa pelan

"Bukanya Hasna mau kamu kenali ya, sama anak teman kamu," sambung sang ayah berucap kepada sang istri

Hasna menatap ayahnya bingung dan beralih menatap sang bunda mengunggu penjelasnya

Sang bunda yang ditatap menghela napas "Iya, bunda akan kenalin kamu sama anak teman bunda. Siapa tahu nanti kalau udah ketemu kalian cocok, terus nikah deh, kamu mau kan sayang?"

Hasna diam sebentar lalu mengiyakan permintaan bundanya, sebanarnya Hasna ingin menolak tapi karena ini permintaan bundanya ia tidak bisa menolak, tidak mau menyakiti Hati seorang ibu

"Alhamdulillah, besok kamu ikut bunda ya,"

Hasna mengangguk "Iya bun"

"Wah seru ini sebentar lagi kita akan punya cucu banyak bun" ucap Ayah terkekeh

"Iya yah, bunda jadi ga sabar nih, semoga Jeno dan istrinya cepat-cepat di berikan buah hati, Aamiin" lanjut sang bunda

"Aamiin"

Mereka melanjutkan makananya kembali.


Sementara itu di rumah Jaemin, dia sedang berada di ruangan kerja, menghadap ke laptop dan berkas-berkas yang sedang dikejakan olehnya.

Setelah Jaemin lulus kuliah, ia langsung meneruskan perusahan sang Appa, menjadi ceo di perusahanya yang lumayan besar di korea, membuka cabang di negara-negara, sampai ke negara Indonesia, ia tidak sendiri mempertahankan perusahan sang Appa, tapi di bantu oleh senior dan rekan-rekan kantornya. Atas berkat dukungan dan doa sang ibu ia menjadi sukses juga bisa membahagiakan ibunya.

Tok tok

"Jaemin," panggil sang ibu sebari membuka pintu ruangan

Dia yang dari tadi menatap fokus leptop, beralih menatap pintu melihat sang eomma masuk dengan membawa secangkir kopi kesukaan dirinya.

"Jaemin nih eomma buatin kopi" ucap sang eomma sebari meletakan secangkir kopi di meja

"Makasih eomma,"

Sang eomma mengangguk lalu menatap anaknya tersenyum-senyum "Sama-sama"

Jaemin yang menatap sang ibu heran, seperti ada sesutu yang ingin si sampaikan kepadannya. Jaemin pun mencoba untuk bertanya "Eomma kenapa? Sepertinya ada yang mau di sampaikan,"

"Hmm sebenarnya eomma pengen ajak kamu bertemu teman eomma besok, sekalian mau kenalin anak teman eomma sama kamu, gimana kamu mau kan?!" pinta sang eomma antusias

Jaemin diam sebentar, dia tau maksud sang eomma, pasti niatnya untuk perjodohan. Jaemin ingin menolak nya tapi ia tidak mau menyakiti perasaan sang ibu, mungkin dengan menerima permintaan sang ibu akan membuat nya bahagia

Jaemin mengangguk "Iya eomma nanti Jae ikut,"

"Alhamdulillah makasih sayang"

Jaemin tersenyum, ikut senang melihat sang eomma senang saat dirinya mengiyakan permintaanya






Assalamualaikum :)

Jangn lupa vote, coment, dan follow ya!

See you next Part👋

Bismillah Cinta | Na Jaemin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang