"Selama aku di sana, kamu nggak usah ke cafe dulu, ya. Jagain Grayson aja." Kata Jaehyun.Gua mengendus sebal, tapi akhirnya gua mengangguk menuruti kata-kata Jaehyun. Selama tiga hari ke depan, Jaehyun ada perjalanan bisnis dan pastinya sama Alessia.
Entah kenapa gua agak takut padahal sebelumnya gua nggak pernah mikir hal-hal yang aneh. Ditambah lagi Ruby, Trisha, dan Mila yang terus memanas-manasi gua tertang hubungan Jaehyun sama Alessia.
"Gua saranin lu diem-diem pergi ke sana. Awasin kegiatan mereka berdua. Jangan-jangan mereka tidur satu kamar."
Itu kata-kata Ruby tadi siang. Tapi, nggak mungkin semudah itu gua ikutin mereka. Di sini gua harus jaga Grayson. Lagi pula, gua terlalu malas untuk mengikuti Jaehyun sama Alessia. Gua masih ada rasa percaya juga sama Jaehyun.
Walaupun sebenernya gua juga masih ada rasa ragu karna bingung melihat tingkah mereka berdua di cafe gua beberapa hari lalu. Apalagi cara bicara Alessia seperti dia yang paling tau soal Jaehyun.
"Jeehyun, kalo di sana ada cewek lebih cantik, jangan nengok, ya." Kata gua tiba-tiba.
Jaehyun menoleh ke arah gua dan mengertukan dahinya. Lalu dia tertawa dan datang memeluk gua dari belakang. Gua nggak membalas pelukannya dan masih sibuk merapihkan barang-barangnya yang mau dia bawa ke luar kota.
"Kok tiba-tiba bilang begini?" Tanya Jaehyun.
"Ngebayangin aja di sana banyak cewek cantik." Kata gua lesu.
"Ngapain cari cewek cantik lagi kalo di rumah ada cewek yang paling cantik di dunia." Kata Jaehyun disertai kecupannya di pipi gua.
Gua sama sekali nggak salah tingkah atau senang. Sejujurnya sekarang rasa takut sedang mendominasi diri gua. Harusnya gua nggak cerita ke temen-temen gua atau dengerin kata-kata mereka.
"Buset, kamu kenapa deh? Biasanya nggak begini tuh. Udah sering aku ke luar kota, tapi ini pertama kalinya kamu kayak begini." Kata Jaehyun sambil duduk di atas kasur menghadap gua.
"Nggak tau. Kayaknya karna abis nonton sinetron deh." Kata gua asal.
Jaehyun kembali tertawa dan mendekat pada gua setelah gua selesai merapihkan barang-barangnya. Dia memeluk gua erat-erat dan kembali menghujani gua dengan kecupannya.
"Kamu pikir aku brengsek kayak cowok di tv?" Tanya Jaehyun.
"Nggak sih. Tapi, tampang kamu mendukung jadi cowok brengsek." Kata gua dengan santai.
Kedua mata Jaehyun membulat saat mendengar perkataam jujur dari gua. Nggak tau kenapa sekarang Jaehyun cocok jadi pemeran cowok brengsek di televisi menurut gua.
"Muka kamu juga mendukung jadi peran antagonis. Nah, jadinya kita cocok. Kalo ada penderitaan, kita laluin bareng-bareng." Kata Jaehyun masih dengan posisinya yang sedang memeluk gua sekarang.
"Ih! Nggak gitu juga kali! Pasti salah satu dari mereka ada yang nyalahin pasangannya terus. Aku udah hafal jalan ceritanya." Kata gua.
Sebenernya gua tau kadang sinetron itu nggak masuk akal. Tapi, gua suka aja nontoninnya kalo ada waktu luang. Apalagi kalo lagi sendirian. Gua juga bisa maki-maki sendiri karna geregetan.
"Besok mau sarapam apa?" Tanya gua.
"Tumben banget nanya." Kata Jaehyun sambil melepaskan pelukannya dari gua.
Kini Jaehyun menatap gua dari bawah sampai atas, memperhatikan setiap inci dari tubuh gua dan gua hanya bisa terdiam.
"Kamu lagi aneh hari ini." Kata Jaehyun.