35.

274 41 18
                                    


Di sini gua menunggu Jaehyun sendirian, tepatnya di cafe gua. Padahal sekarang udah tutup dan Grayson masih tidur di ruangan gua dan ada Trisha yang jagain dia.

Mata gua tertuju pada mobil Jaehyun yang terparkir di depan cafe gua. Entah kenapa gua semakin deg-degan pas ngeliat dia turun dari mobil. Wajahnya masih keliatan angkuh, tapi semakin dekat gua malah bisa liat telinganya yang udah merah.

"Hi? I guess?" Katanya.

Gua menyodorkan kopi hangat yang gua buat beberapa menit lalu sebelum Jaehyun sampai di sini. Wajah gua mengisyaratkan dia buat minum kopinya tersebut dulu sebelum ngobrol sama gua.

"So... ya, Johnny udah jelasin semuanya and i'm so sorry." Kata Jaehyun setelah dia menyesap kopinya.

Bisa gua liat bibirnya yang bergetar dan matanya yang ikut memerah. Rahangnya juga mengeras serta tangannya mengepal. Gua langsung membuang wajah gua menolak buat menatap dia. Karna kalo gua terus ngeliat dia, kemungkinan besar gua bakal nangis detik ini juga.

"Ya, i should've listen to you. Nggak seharusnya gua nyamperin dia sendirian. But, yeah. We did that." Kata Jaehyun.

"I know it doesn't 'i did it on purpose or not', but still, it was all my fault. I wasn't supposed to be there that afternoon." Lanjutnya.

Sampe sekarang gua masih menolak buat menoleh ke arahnya. Gua lebih memilih melihat ke jendela samping sambil menahan air mata gua.

"I deeply apologize for all of my mistakes. I know my temper also drive you crazy oftenly. I was lying this whole time and choose not to tell you the truth, cause a mess just to avoid you cause i don't think i deserve you anymore." Kata Jaehyun.

"Iya, kita udah sering debat sebelum-sebelumnya. Tapi, setelah kejadian itu—"

"Apologize accepted." Kata gua yang memotong perkataan Jaehyun. Gua nggak mau lama-lama ada diobrolan ini.

Sekarang gua udah berani menoleh ke arah Jaehyun dan gua melihat wajahnya yang keliatan kaget setelah mendapat maaf dari gua dengan sangat mudah. Iya, gua udah gila maafin dia semudah itu

"But, it doesn't mean we're now together like before." Kata gua.

"Selama Grayson masih marah sama lu, gua nggak bisa apa-apa lagi selain nurutin permintaan dia dan lu tau sendiri dia masih mau gua pisah sama lu." Lanjut gua.

Gua menarik nafas gua dalam-dalam selagi menjeda kalimat gua. Gua nggak tau apa yang ada di dalam pikiran Jaehyun sekarang. Entah dia kesel atau gimana, gua sama sekali nggak tau.

"But, i give you a chance to build a bond with your son again. Gua kasih tiga hari, dia boleh nginep di tempat lu dan terserah lu mau apain dia, mau ajak dia ke kantor lu kek, atau apa kek, terserah. Kalo nantinya dia berubah pikiran, gua bakal ikutin dia." Kata gua.

"Three days? Nggak terlalu cepet?" Tanya Jaehyun.

"It's up to you. Tiga hari atau nggak sama sekali." Kata gua.

Jaehyun langsung terdiam sejenak, "Okay! I'll try. Tapi, lu mau bantu gua juga nggak?" Tanya Jaehyun.

Alis gua mengerut. Gua harus bantu apalagi? Bukannya gua udah cukup baik ngasih waktu dia buat ngubah pikiran Grayson. Kurang baik apa lagi gua?

"I think it's better if it's three of us." Kata Jaehyun.

Sekarang gua makin bingung sama kata-kata Jaehyun. Kenapa dia jadi ngelunjak gini? Udah bagus gua maafin dia dan ngasih dia kesempatan. Eh, malah minta ini itu lagi.

"Let's go somewhere for three days. Masalah gua juga bukan cuma sama Grayson, tapi sama lu juga. Gua juga mau benerin hubungan sama lu juga. Gua rasa itu bakal lebih baik." Kata Jaehyun.

Confusion ; Jung Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang