Gua menatap kagum wajah Eunseok, pacarnya Velma. Mukanya kayak ada cahaya yang terang banget. Dia masih muda terus keliatan berwibawa. Gua seneng banget Velma bisa dapet cowok kayak dia. Semoga aja pribadinya juga baik dan bisa jagain Velma."Oh, iya. Velma ada sesuatu." Kata Velma sambil berdiri dan meninggalkan meja makan.
Hanpir semua yang ada di meja makan keliatan bingung kecuali Eunseok, mama, dan papa. Sedangkan gua, Kak Nellie, dan Yanan kebingungan apa yang mau dilakukan Velma.
Nggak lama Velma kembali dengan satu orang pelayan di belakangnya yang membawa kue. Gua cukup kaget saat tau kue itu buat gua sama Jaehyun.
"Happy anniversary, ya! Velma nggak bisa bikin apa-apa. Jadi, bawa kue aja." Kata Velma.
Gua dan Jaehyun sempet saling tengok dan kembali memaksakan senyum kita berdua. Dari tadi pun kita nggak banyak ngobrol. Ternyata susah banget kalo harus bersandiwara kayak begini.
Dari kemarin, gua sama Jaehyun masih kayak begini aja. Belom ada yang mau ngomong. Gua masih males ngeladenin Jaehyun dan sebaliknya.
Semuanya bertepuk tangan dan Jaehyun mengecup pipi gua di depan mereka semua. Basi banget. Tangan Jaehyun juga sekarang merangkul gua dengan erat. Padahal dari tadi gua diem-dieman sama dia dan kayaknya nggak ada yang perhatiin deh.
"Sebenernya Velma mau ajak makan malem kemaren. Cuma kan kakak pergi ke puncak. Jadi, malem ini aja deh." Kata Velma dengan ceria.
"Thank you loh udah repot-repot bawain kue." Kata gua.
Padahal malam ini harusnya mereka fokus ke Velma dan Eunseok. Jadinya malah fokus ke gua sama Jaehyun yang hubungannya lagi nggak baik akhir-akhir ini.
Mama, papa, semuanya ngasih wish yang terbaik buat gua sama Jaehyun. Grayson juga keliatan girang banget dan nggak sabar buat melahap kue yang Velma bawa tadi.
"Kissnya dong." Kata Kak Nellie.
"Kan tadi udah." Kata gua yang sebenernya nggak mau menerima ciuman apa-apa lagi dari Jaehyun. Suasannya nggak enak buat nerima ciuman darinya.
Tapi, muka mereka semua seakan memaksa gua sama Jaehyun buat melakukannya. Apalagi sekarang Velma udah menutup mata Grayson. Mereka semua kayak orang kelaperan.
"Nggak ah malu." Kata Jaehyun.
"Loh? Nggak apa-apa dong. Biasa aja kali, kan normal. Kan kalian sering romantis-romantisan depan kita semua sampe bikin kita iri." Kata mama.
Gua menggigit bibir gua dan keringat gua mulai bercucuran. Gua dan Jaehyun kembali saling tatap dan gua sama sekali nggak bisa menebak isi otaknya.
Tapi, gua melihat wajah Jaehyun yang semakin dekat dengan gua. Lalu, gua langsung mengecup bibir Jaehyun sekilas dan tersenyum pada mereka semua, walaupun gua tau mereka kecewa.
"Itu padahal Jaehyunnya masih nungguin lagi loh. Kok udah dilepas?" Kata Yanan.
Sahabat gua yang satu ini jarang banget bikin gua kesel, tapi sekalinya bikin gua kesel tuh sampe rasanya gua mau tonjok dia keras-keras.
Tiba-tiba Jaehyun menarik tengkuk leher gua dan menempelkan bibirnya di atas bibir gua. Beberapa detik gua mempertahankan posisi gua seperti ini lalu melepas ciuman gua sama Jaehyun tersebut. Nggak ada yang spesial dari ciuman itu.
"What was happening?" Tanya Grayson yang matanya baru aja dibuka.
Drrt drrt
Bunyi ponsel Jaehyun terdengar cukup keras dan Jaehyun langsung mengecek panggilan masuknya. Gua langsung menahan Jaehyun untuk menerima panggilan masuk itu biar dia fokus sama makan malam kali ini aja. Persetan dengan kerjaan dia.