Gua dan Jaehyun terdiam di atas kasur. Gua melirik Grayson yang sudah terlelap. Malam ini Grayson tidur sama gua dan Jaehyun."Jadi rekaman pas Thalia gendong Grayson masuk ke dalem apartment Alessia?" Tanya gua dan Jaehyun menganggukkan kepalanya.
Feeling gua bener. Bukan Alessia yang bawa Grayson, tapi Thalia. Selama ini dia yang manas-manasin anak gua. Bisa-bisanya gua percayain dia jadi guru les piano Grayson. Pasti tiap mereka ketemu, Thalia selalu bilang hal buruk tentang gua.
"Alessia gimana?" Tanya Jaehyun tiba-tiba.
"H-hah?"
Jaehyun menoleh ke arah gua dan mengangkat kedua alisnya. Kenapa gua jadi kayak orang ling-lung begini? Kenapa gua harus kaget pas Jaehyun nanyain soal Alessia ke gua.
"Kemaren kan kamu ketemu dia. Jujur aku iba denger cerita soal masalahnya." Kata Jaehyun.
"Hmm, dia nggak baik-baik aja." Jawab gua dan Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya.
Sekarang gua merasa nggak tenang saat Jaehyun nanyain soal Alessia. Apa gua harus kasih tau alasan Alessia mengundurkan diri? Tapi, kayaknya nggak usah deh. Ah, gua bingung.
"Sekertaris baru kamu gimana?" Tanya gua.
"Ya, standar. Nggak seulet Alessia." Jawab Jaehyun.
Telinga gua rasanya panas saat Jaehyun menyebut nama Alessia. Padahal dulu gua biasa aja kalo Jaehyun nyebut nama Alessia. Cuma, semenjak kemarin itu, gua jadi ada rasa kurang suka sama Alessia.
Ya, gua berusaha untuk biasa aja sama dia karna sebenernya dia juga tau batasannya. Cuma, tetep aja gua nggak bisa bohong kalo gua ada rasa takut dan sebagainya. Nggak ada yang tau juga soal perasaan Alessia ke Jaehyun.
"Mungkin dia masih menyesuaikan." Kata gua dan Jaehyun hanya mengangguk.
"Should we—"
Alis gua mengerut saat Jaehyun nggak menyelesaikan kalimatnya dan hanya menggelengkan kepalanya. Gua nggak suka dibikin penasaran kayak begini.
"Ngomong aja sih, Jae. Kamu tau aku nggak suka dibikin penasaran gini." Kata gua.
"Ehm— Gimana kalo besok kita jenguk Alessia?" Tanya Jaehyun.
Pantes aja dia nggak jadi nyelesain kalimatnya. Gua berusaha bersikap biasa aja, padahal sebenernya hati gua udah panas banget.
"Kayaknya dia lagi butuh waktu sendiri deh. Mungkin aja dia lagi nggak mau diganggu." Kata gua.
"Baru mungkin, kan? Maksud aku biar sekalian Gray ketemu sama dia." Kata Jaehyun.
"Hah? Biar Grayson ketemu dia? Gimana kalo nanti Grayson malah nempel lagi sama dia dan nggak mau sama aku lagi? Pusing aku mikirin caranya biar anak kita mau deket sama kita lagi. Kamu kira gampang? Terus sekarang kamu malah mau deketin anak kita sama Alessia lagi?" Omel gua panjang lebar.
Jaehyun langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan memegang kedua tangan gua, tapi gua melepas pegangan tangannya tersebut saking kesalnya sama Jaehyun.
"Bukan gitu. Aku yakin Grayson nggak bakal lupain kita. Toh, selama ini bukan Alessia yang ngehasut dia dan malah Alessia selalu ngomong hal baik tentang kamu ke Grayson." Kata Jaehyun.
"I mean, dia udah ngelakuin banyak hal buat perusahaan dan selama ini aku juga sedikit merasa bersalah karna udah keras banget sama dia. Apa salahnya kita tunjukin perhatian kita sedikit ke dia? Sekarang dia udah nggak punya siapa-siapa." Lanjut Jaehyun.
Gua terdiam sejenak dan Jaehyun kembali meraih kedua tangan gua. Perlahan gua menoleh ke arah Jaehyun yang ternyata sedang menatap gua.
"Selama ini aku taunya Aislynn itu orang yang punya simpati yang besar terhadap orang lain. What's wrong with you? Who hurt you?" Tanya Jaehyun dengan lembut dan gua hanya menggelengkan kepala gua.