"Why don't we just buy a new house?"Uhuk! Uhuk!
Gua langsung keselek es teh pas Grayson nanya begitu ke gua. Dia dengan santainya memakan kentangnya sambil menatap gua yang keselek es teh milik gua.
Sepulang sekolah, gua mengajak Grayson ke rumah makan dekat sekolahnya buat makan siang bareng. Dia katanya mau Chinese Food.
"Kan kita ada rumah, sayang. Cuma papa lagi di luar kota. Jadi kita nginep dulu di rumah Tante Trisha." Kata gua.
"Kalo di rumah, mama dimarahin terus sama papa. Grayson nggak suka." Kata Grayson.
Semua kegiatan gua langsung terhenti. Gua bener-bener mematung mendengar kata-kata Grayson barusan. Gua pengen nangis lagi rasanya. Tapi, gua nggak mau nangis di depan Grayson.
"Kalo ke Jepang mau? Ketemu oma sama opa?" Tanya gua dan Grayson mengangguk semangat. Dia sampai berdiri saking semangatnya.
"Tapi, nanti kalo Grayson kangen sama papa gimana? susah loh ketemunya." Kata gua.
Grayson menggeleng, "Grayson nggak kangen sama papa. Kalo ketemu sama papa juga, papa nggak pernah mau main sama Grayson." Kata Grayson.
See? Terus dia masih mau nyalahin gua terus. Dia nggak sadar anaknya sampe segininya sama dia. Yang dia peduliin cuma kerjaannya doang. Padahal apa yang kita punya sekarang udah lebih dari cukup.
"Tapi, nanti papa mau ketemu Grayson dulu. Mau nggak?" Tanya gua dan Grayson nggak menjawab pertanyaan gua. Dia cuma ngelanjutin makannya tanpa peduli sama pertanyaan gua.
Kata Johnny, Jaehyun bakal sampe satu minggu di sana. Gua sendiri cukup kaget karna satu minggu itu termasuk lama. Ini udah hari keempat dia di sana. Berarti tiga hari lagi dia balik.
Jujur gua masih bingung harus gimana. Jaehyun beneran keliatan sama sekali nggak keberatan pas gua minta pisah. Well, mungkin gua yang terlalu berharap dia nolak buat pisah.
"Jadinya, kita kapan ke Japan?" Tanya Grayson.
"Sabar, Sayang. Kan masih banyak yang harus diurus. Kalo pindah itu nggak gampang. Kamu juga harus cari sekolah di sana." Kata gua.
Gua juga ngerasa agak aneh karna sekarang malah Grayson yang nggak suka sama Jaehyun. Rasanya agak jahat ngejauhin Grayson dari papanya sendiri. Tapi, gua lebih nggak mau kalo Grayson diambil sama dia. Gua nggak bakalan rela.
"Ma, can we take out our stuffs in our house?" Tanya Grayson.
Kenapa Grayson kayak udah niat banget pindah rumah gini, ya? Ya, mungkin gua harus ambil barang-barang yang ada di dalam rumah sebelum Jaehyun pulang dari sana.
"Ya udah, abis makan kita pulang dulu." Kata gua.
"Gray udah selesai makannya dari tadi." Kata Grayson.
Mungkin karna gua bengong dari tadi, gua sampe nggak tau kalo ternyata Grayson udah selesai makan dari tadi.
Grayson dan gua pun langsung meninggalkan restoran dan menuju ke rumah buat mengambil barang-barang yang belom sempet kita ambil kemaren.
"Grayson beneran mau pindah?" Tanya gua dan dia mengangguk mantap.
"Gray nggak suka denger mama dimarahin papa terus." Katanya.
Sepanjang perjalanan gua dan Grayson hanya diam, sampai akhirnya kita berdua sampai di rumah. Di depan ada tukang kebun kita yang lagi bersih-bersih halaman. Dia hanya tersenyum pada gua dan gua hanya menganggukkan kepala gua.
Gua masuk lewat taman samping, soalnya gua nggak bawa kunci depan. Rumah keliatan kosong juga dari luar, garasi ketutup dan gorden jendela ditutup.
"Kamu ke kamar gih, liat apa aja yang mau dibawa. Nanti mama ke kamar mama dulu abis itu bantu Grayson bawa barang-barang Grayson." Kata gua dan Grayson mengangguk.