Chapter 3

25 1 0
                                    

Disaat murid-murid lain berlarian menuju gedung utama runa justru berjalan dengan santainya sambil meminum sekotak susu coklat yang ia pegang.

"Kelihatannya bentar lagi bakal hujan" gumamnya pelan saat melihat langit yang agak mendung dan benar saja tetesan air mulai berjatuhan langit mau tak mau runa segera mempercepat langkahnya menuju gedung utama.

***

Runa tiba di kelas dalam keadaan setengah basah. Harusnya tadi ia berlari saja seperti murid-murid lain, tapi ia justru lebih memilih untuk berjalan santai alhasil inilah yang terjadi. "Benar-benar hari yang buruk" gerutunya dalam hati sembari berjalan memasuki kelas. Runa heran saat melihat ada murid lain yang menempati bangku paling belakang selain dirinya sampai akhirnya ia tersadar akan sesuatu.

"Pasti dia orangnya" ujarnya yakin. Ia pun pergi menghampiri gadis itu.

"Lo pasti ketua klub detektif kan" runa langsung to the point saja.

Gadis yang ia ajak bicara tengah sibuk mengoleskan kutek di kuku jarinya. "Iya gue ketua klub detektif nama gue Lalisa putri lapa dan gue rasa satu sekolah udah kenal sama gue" kata lisa sambil meniup kukunya.

Runa memutar kedua bola matanya malas. Ia merasa jika gadis yang ada di depannya saat ini sedang berusaha untuk meyombongkan dirinya.

"Gue mau pakai jasa klub detektif kalian" tak mau berlama-lama runa langsung mengutarakan niatnya.

Lisa masih sibuk menatap kuku-kukunya yang indah. Ia kemudian berkata, "Gue tau! Pasti elo yang dimaksud sama jane kemarin" kata lisa tanpa melihat ke arah runa.

"Periksa laci meja lo dan isi formulirnya" lagi dan lagi lisa tak sekalipun melirik runa dan dengan perasaan kesal runa mengambil formulir itu dan langsung mengisinya saat itu juga.

"Emang lo pengen nyari tahu tentang apa?" Tanya lisa kemudian dan barulah ia melirik runa saat itu.

"Organisasi red tail" jawaban runa berhasil membuat lisa terdiam untuk persekian detik.

"Ini formulir apaan sih udah kayak  informasi pribadi aja lagian emang penting banget yah sampai harus ngasih tau nomor telepon rumah, makanan kesukaan, alergi bahkan riwayat penyakit yang pernah diderita" runa geleng-geleng kepala.

"Yup, perlu banget dan ini semua supaya kami bisa tau lebih detail tentang klien-klien kami" jelas lisa

"Tapi ini sama aja nyuri informasi pribadi orang lain" sergah runa.

"Ya udah kalau lo gak mau isi balikin aja formulirnya toh yang rugi juga bukan kami" lisa mendengus.

"Gak! Gue bakal tetap isi karena gue perlu banget nyari tau soal organisasi red tail" ucapnya bertekad.

"Boleh gue tau alasannya apa?" Tanya lisa penuh selidik.

Runa tersenyum miring. "Aku pengen tau sebanyak-banyaknya tentang organisasi red tail, ledakan bom satu tahun lalu dan alasan kenapa murid-murid di sini benci banget sama mereka"

"Padahal bu niar udah semaksimal mungkin untuk nutupi tentang ledakan bom satu tahun lalu dari orang luar, lo kan anak baru jadi gimana lo bisa tau tentang masalah ini" tanya lisa curiga.

"Gue nemu artikel di mading yang ngebahas ledakan bom itu. Artikelnya di tulis maret tahun lalu, tapi kelihatannya lupa dicabut" jelas runa.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang