Chapter 9

12 2 0
                                    

"Jane tangkap bolanya!" Putri berteriak sembari mengoper bola ke jane.
Bola kini ada di tangan jane dan tim lawan mulai mendekatinya.
"Lis giliran lo tangkap!" Jane langsung melempar bola ke arah lisa dan lemparannya itu tepat sasaran.

"Lihat aja tim gue pasti menang" lisa bertekad untuk menang. Ia kemudian mencari celah untuk mengoper bolanya kembali ke arah jane namun, ia mengubah rencananya lantaran jane saat ini dikepung oleh tim lawan dan beralih mengoper bola ke runa.

"Run tangkap!" Lisa langsung mengoper begitu saja tanpa memberikan kode alhasil bola yang dilempar oleh lisa malah mengenai kepala runa.

Gedebugg! Runa memegangi kepalanya yang sakit akibat terkena lemparan bola. Jane dan putri lantas berlari ke arah runa dan segara membantunya
"Run lo gak papa kan" tanya jane khawatir.

"Kalau main yang becus dong liat tuh kita kehilangan satu poin" ucap putri sebal.

"Gini deh kalau mata dan pikiran ada di tempat lain" lisa mendengus sebal.

Prittt! Pelatih meniup pluit dan menyuruh yang lain untuk berhenti bermain karena jam olahraga sudah habis dan sudah waktunya untuk pulang. Runa yang masih merasakan  sakit di bagian kepalanya lantas memilih untuk beristirahat sebentar sementara itu lisa, putri dan jane memilih pergi ke kafetaria untuk membeli air mineral.

"Lisa sama putri itu ngeselin banget sih, apa mereka pikir permainan mereka itu udah jago" Runa mencoba meredam emosinya dengan cara mencuci wajahnya di wastafel yang terletak di dekat kelas X IPA 3. Saat ia hendak berjalan kembali ke bangku tempatnya duduk tadi ia tak sengaja melihat angga di sana sedang memasukkan sesuatu ke dalam tas lisa. Runa yang penasaran akhirnya mencoba mencari tahu.
"Kenapa ada coklat?" Runa curiga jika angga memiliki perasaan pada lisa. "Dasar remaja labil" runa tertawa dalam hati, ia kemudian memasukkan kembali coklat itu ke dalam tas lisa dan tidak hanya itu saja runa juga turut memasukkan benda kecil berwarna hitam yang ternyata adalah sebuah alat penyadap. Ia lantas buru-buru pergi dari tempat itu agar ketika lisa kembali gadis itu tidak akan merasa curiga padanya.

***

Di rooftop seluruh anggota RED TAIL berkumpul untuk membahas mengenai perekrutan runa.

"Runa udah lolos tes jadi apa itu artinya dia juga bagian dari Organisasi RED TAIL?" Tanya aila.

Dira tersenyum tipis, "Yah enggaklah mana mungkin gue ngebiarin posisi ruth digantikan"

Elsa mengerutkan keningnya. "Kalau gitu ngapain lo ngerekrut dia?" Elsa tak mengerti dengan jalan pikiran dira.

Dira menatap elsa lekat kemudian menyadarkan punggungnya ke sofa bertepatan dengan kedatangan lisa.

"Alasan gue ngerekrut dia cuma satu dan itu semua demi kelancaran rencana kita karena kita sangat membutuhkan peretas saat ini" ungkap dira.

"Yah meskipun gue juga bisa meretas, tapi tetap aja kemampuan gue gak sehebat ruth ataupun runa" dira mendadak jadi merasa bersalah.

"Oke gue gak akan mempermasalahkan hal itu lagi, tapi kenapa lo mesti ngasih kalung ruth ke runa" elsa butuh jawaban begitupun dengan yang lainnya.

"Aku juga terpaksa ngasih kalungnya supaya dia percaya ke kita"  dira meyakinkan teman-temannya.

"Ck, Runa yang malang dia mikir dia udah jadi bagian dari kita padahal kita cuma manfaatin dia doang" kata lisa setengah tertawa.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang