Chapter 30

21 2 0
                                    

Sinar matahari yang masuk melalui sela-sela jendela mengenai pandangan Renald, membuatnya terbangun walupun enggan karena masih mengantuk. Ketika Renald membuka matanya sempurna, ia dibuat terkejut saat melihat kehadiran Art yang berdiri di ujung kasur.

"Hai" sapa Art dengan cengiran. Yang membuat renald lebih kaget lagi adalah ketika ia menyadari kehadiran Ruth dan kawan-kawan yang juga ada di sana, berdiri tak jauh dari meja belajarnya. Buru-buru ia mengganti posisi tidurnya menjadi posisi duduk.

"Kalian semua pada ngapain di sini!" tanya Renald tak santai.

Ruth kemudian maju beberapa langkah,
"Tenang aja kami gak akan lama kok di sini, tapi sebelum kami pergi..." Ruth menjeda kalimatnya sejenak sebelum kemudian kembali berbicara, "kami bakal ngebuat lo kembali ke jalan yang benar" lanjutnya.

"Hah! Maksudnya?" tanya Renald tak paham dan bukannya menjawab pertanyaannya, mereka semua justru malah menampakkan senyum smirk di wajah masing-masing. Hal itu tentunya membuat Renald semakin bertambah bingung.

***

Bu Retno mendatangi bu Niar dengan nafas yang terengah-engah.

"Ada apa? Apa ada masalah?" Tanya bu Niar tanpa menoleh sedikit pun ke arah bu Retno karena saat ini pandangannya tertuju pada layar komputer yang tengah memperlihatkan hasil perolehan jumlah siswa yang telah menandatangani petisi penurunan jabatannya sebagai kepala sekolah di situs website sekolah.

"Gawat! Saat ini di lantai satu anak-anak sedang berdemo besar-besaran" ujar bu Retno panik.

"Kita harus melakukan apa untuk menghentikan aksi demo mereka? Sangat sulit untuk mengendalikan kerumunan di bawah sana" bu Retno meminta saran.

Bu Niar lantas mengalihkan pandangannya dari depan komputer dan beralih menatap bu Retno sembari tersenyum tipis. "Biarkan saja mereka berdemonstrasi di bawah sana toh pada akhirnya mereka juga akan berhenti sendiri" ujar bu Niar tenang.

"Ta-tapi.." sebelum bu Retno sempat menyelesaikan ucapannya, bu Niar langsung memotong.

"Tapi apa? Sudah aku bilang kan untuk membiarkan mereka seperti itu karena pada akhirnya mereka akan lelah dan berhenti dengan sendirinya" perjelas bu Niar.

"Baik kalau itu mau Anda" pada akhirnya bu Retno menuruti perintah bu Niar setelahnya, ia keluar dari ruangan.

Sementara itu wajah bu niar yang tadinya kelihatan tidak perduli sama sekali seketika langsung berubah menjadi memerah. Ia benar-benar dibuat kesal dengan tingkah bocah-bocah itu.

"Aakhhh!!" Teriak bu Niar frustasi sembari membanting komputernya ke lantai.

"Ternyata mereka selangkah lebih maju di depanku, tapi tidak apa karena aku akan membalas semua perbuatan mereka nanti." Bu Niar meremas beberapa helai rambutnya. Ia kemudian  menghubungi bu Nara, "Kemari sekarang juga dan jemput aku! Berdiam diri di tempat ini terlalu lama hanya akan membuatku stres" setelah mengatakan apa yang ia inginkan bu Niar kemudian mematikan sambungannya dan pergi meninggalkan ruangannya.

***

"Oh my god! Kalian pasti gak akan percaya sama apa yang terjadi di belakang gue sekarang" kata Elsa sok mendramatisir di depan kamera.

"Pangrum coba tebak berita apa yang lagi kita liput sekarang?" Elsa berjalan mundur sambil tersenyum puas.

"Buat teman-teman semua yang lagi nonton live berita klub jurnalistik pasti kalian gak akan nyangka kalau Art sama Renald di belakang lagi demo besar-besaran dan kalian tau aksi demo mereka untuk apa?" Elsa berlagak membuat penonton penasaran.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang