Chapter 19

15 2 0
                                    

Aila menatap gelas berisi susu coklat hangat di depannya tanpa ada niatan untuk meneguknya sedikit pun.

"Ai, kenapa gak diminum sih susunya?" tanya ify sembari duduk di depan gadis itu dengan membawa sebotol air mineral.

Bukannya menjawab, aila justru menggeser gelas itu jauh-jauh darinya. Tentunya hal tersebut membuat ify jadi merasa aneh apalagi tidak biasanya sikap aila seperti itu.

"Lo kenapa sih sebenernya? Lagi bad mood ya" terka ify.

"Gak juga sih cuma gue lagi malas aja ngelakuin sesuatu hari ini" akhirnya aila mulai berbicara sementara ify hanya membalas dengan anggukan.

"Owh, iya aila menurut lo aneh gak sih?" Ujarnya tiba-tiba.

Aila mengerutkan keningnya. "Apanya yang aneh?" Tanyanya.

"Ya aneh aja gitu, kenapa bu niar tiba-tiba meliburkan siswa kelas sepuluh dan sebelas. Mana jangka waktunya seminggu penuh lagi" heran ify.

"Menurutku wajar-wajar aja sih" aila tak merasakan adanya keanehan di balik keputusan bu niar untuk meliburkan murid-murid kelas sepuluh dan sebelas.

Ify tak puas dengan jawaban aila, ia kemudian menghirup nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. "Emang wajar sih, tapi yang gak wajar itu kenapa bu niar sampai ngizinin kita semua untuk balik ke rumah masing-masing padahalkan biasanya walaupun kita diliburin juga pasti tetap disuruh untuk tinggal di asrama" terangnya.

"Ya, kalau soal masalah itu sih gue gak tau. Tapi kalau lo masih penasaran juga sama jawabannya, jadi kenapa gak lo tanyain aja langsung bu niarnya" mendengar saran dari aila membuat ify jadi kesal.

"Saran yang gak berguna" Ify bergumam.

"Ngomong-ngomong lo bakal balik ke rumah gak selama liburan ini" tanya aila penasaran.

"Mungkin, kalau lo sendiri?" Tanya ify balik.

"Gak akan!" Tepisnya cepat.

"Kenapa?" Ify mengerutkan keningnya.

"Karena kalau gue pulang ke rumah sekarang sama aja gue cari mati. Ayah pengen banget aku jadi jaksa dan pastinya kalau aku udah sampai rumah, maka tiap hari pasti bakalan disuruh belajar sampai gak ada waktu untuk istirahat" jelasnya panjang lebar.

"Hei! kalian berdua" panggil lisa dari kejauhan.

"Udah gue cari dari tadi juga ternyata malah ada di sini" ujar lisa sebal sembari menghampiri kedua gadis itu.

"Emang dari tadi lo cari kita di mana?" Tanya ify saat lisa sudah berada di sampingnya.

"Nanti aja ngebahas itu karena ada hal penting yang harus kita bahas" lisa ingin langsung to the point saja.

Aila dan ify lantas saling pandang. "Tentang apa?" Tanya mereka serentak.

Lisa kemudian membuka leptopnya lalu memperlihatkan mereka sebuah foto.

"Tunggu bukannya ini kak sifrah" aila menunjuk ke salah satu perempuan yang ada di dalam foto.

"Lihat lebih jelas lagi siapa aja yang ada di dalam foto ini selain kak sifrah" suruh lisa.

"Dua orang yang berdiri di sebelah kiri ini bukanya orang yang ada di dalam video itu dan kalau gue gak salah ingat cowok yang satu ini bukannya yang..." ify sengaja tak melanjutkan kalimatnya karena ia yakin bahwa lisa dan aila sudah mengerti apa maksudnya.

"Dua orang ini namanya meta dan rafi terus cowok ini namanya rehan" jelas lisa.

"Lo tau nama mereka semua dari mana" heran ify.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang