Chapter 15

15 2 0
                                    

Setelah berjalan beriringan cukup lama tanpa diselingi satu pembicaraan, membuat lisa berinisiatif untuk jadi yang pertama membuka obrolan agar keheningan yang melanda bisa cepat teratasi.

"Jadi tadi lo ada masalah apa sama kak dilon" tanya lisa.

"Intinya dia yang duluan mulai" ify mendengus sebal.

"Sekarang kak dilon udah berubah drastis ya padahal dulu sifatnya gak seperti itu" aila berhenti melangkah dan hal yang sama juga diikuti oleh ify dan lisa.

"Dulu dia emang baik dan pengertian, tapi sekarang dia berubah jadi kasar makanya aku putus sama dia" ify melipat kedua tangannya di dada.

"Sama persis tuh kayak kak asdar" lisa menimpali.

"Dulu dia orangnya humble banget selain itu asik pula, tapi semenjak kepergian kak amanda dia jadi berubah drastis" lanjutnya.

"Dia sekarang jadi cowok berandalan mana sering masuk BK lagi. Gak heran dia dikeluarin dari klub drama" tambahnya.

"Menurut gue sumber masalahnya ada di kak amanda" kata ify.

"Gue setuju! Karena seperti yang kita ketahui kak asdar, kak dilon, kak renald, kak amanda dan kak art emang udah sahabatan sejak lama, tapi semenjak kak amanda pergi sifat mereka jadi pada berubah" lisa tak memungkiri kebenaran dari ucapan ify tadi.

"Kecuali kak art" aila ikut menimpali dan tampaknya kedua gadis itu sependapat dengannya.

Ketiganya lantas kembali melanjutkan perjalanan menuju asrama namun, setibanya di sana mereka tanpa sengaja melihat seorang siswi tengah melakukan pembicaraan serius dengan kedua orang tuanya.

"Itu kan faradina" tatapan mata aila tertuju pada siswi itu. Lisa dan ify kemudian mengikuti kemana arah pandangnya.

"Wow! Sepertinya ada obrolan serius nih" lisa menarik satu bibirnya.

"Kalian berdua kenal sama cewek itu?" Tanya ify.

"Iya kami kenal" kata lisa.

"Namanya faradina dan dia baru aja gabung di Organisasi keamanan sekolah" aila memberi tahu sementara ify hanya mangut-manggut.

"Mukanya keliatan asing. Apa jangan-jangan dia murid baru" ify menatap aila dan lisa secara bergantian.

Aila mengangguk sembari memberi kode kepada ify dengan menunjukkan ke empat jarinya.

"Kalau gitu kita harus ngejauh dari faradina karena dia bukan bagian dari kelompok siswa yang masuk ke sini melalui tiga jalur khusus" ify memperingatkan kedua temannya.

Aila menghela nafasnya gusar.
"Masa gue harus ngejauhi dia juga sih, padahal kan udah banyak teman-teman sekelas kita yang udah gue jauhi cuma karena mereka masuk ke sini lewat jalur ke empat"

"Ya mau gimana lagi, lagian kan ini udah jadi peraturan organisasi RED TAIL" balas ify.

"Gue capek kalau gini terus karena sama aja seperti milih-milih teman" ungkap aila.

Lisa memutar bola matanya. "Udah lah gak perlu terlalu mikirin masalah ini mending kita masuk ke dalam dan waktu ngelewatin faradina nanti pura-pura aja gak kenal" saran lisa dan mereka berdua menuruti sarannya.

***

Tiffani baru saja keluar dari dalam  laboratorium biologi dan sekarang ia berencana untuk pergi ke asrama namun, sesuatu mengganggu pikirannya. "Jam segini bu niar pasti masih ada di ruangannya" Ia kemudian memutar arah lalu pergi ke tempat di mana bu niar berada.

Ketika sampai di depan pintu ruangan milik bu niar, tiffani langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu sama sekali.

"Ini sudah kedua kalinya kamu masuk ke ruangan saya tanpa mengetuk pintu" kata bu niar tanpa melihat ke arah tiffani.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang