Chapter 21

16 2 0
                                    

Lisa dan ify sudah sejak tadi berkeliling di lantai tiga namun, mereka berdua tak kunjung menemukan ivander.

"Kita dari tadi udah muter-muter nyariin dia, tapi tetap aja gak ketemu" gerutu lisa.

"Mungkin dia emang gak ada di lantai tiga" terka ify.

"Kalau gitu kita nyusul yang lain aja barang kali ada yang nemu ivander" saran lisa.

"Ide yang bagus" puji ify.

Ketika mereka hendak pergi, aila tiba-tiba saja datang dan mengajak mereka berdua untuk turun ke lantai dua."Kita ke lantai dua sekarang!" Ajak aila, ia lantas menyeret kedua gadis itu untuk ikut bersamanya.

"Loh emang di lantai dua ada apa?" Tanya lisa penasaran pasalnya gadis itu menariknya teramat kuat.

Aila kemudian berhenti lalu melepaskan cekalannya dari tangan ify dan lisa. "Runa udah berhasil nemuin ivander dan dia nyuruh kita ngumpul di lantai dua sekarang juga" aila memberi tahu.

"Serius!" Ucap ify tak percaya.

"Ya seriuslah masa gue bohong sih!" kata aila dengan wajah yang sedikit ditekuk.

"Ya udah kalau gitu mending kita kesana sekar......aakhhh!"

"Lisaa!" Teriak ify dan aila hampir bersamaan.

"Lisa lo baik-baik aja kan" ify mengeluarkan sapu tangannya kemudian mengelap baju lisa yang baru saja terkena tumpahan kopi panas.

"Ups! gue gak sengaja sorry" kata si laki-laki yang tadi tanpa sengaja menumpahkan kopi panas ke baju lisa.

"Lain kali hati-hati dikit dong!" Ucap ify sedikit geram.

"Yaelah cuman ketumpahan kopi dikit aja kok" kata orang itu tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

"Apa lo bilang? Ketumpahan kopi dikit! Lo gak liat ya kopi yang ada di gelas lo itu tumpah semua ke baju gue. Mana panas banget lagi kopinya bisa-bisa kulit gue melepuh" lisa benar-benar dibuat kesal oleh lelaki itu.

"Ya udah nih gue bakal ganti rugi" balas laki-laki itu dengan angkuhnya sembari mengeluarkan beberapa lembar uang kertas. Kemudian, ia melemparkannya begitu saja ke wajah lisa.

"Maksud lo apa huh! Lemparin uang tepat di muka gue!" Ucap lisa tak terima.

"Intinya masalahnya udah kelar kan, jadi jangan ganggu gue lagi" laki-laki itu lantas pergi meninggalkan mereka sementara itu Ify yang kesal dengan sikap laki-laki itu pergi mengejarnya.

"Tunggu!!" Teriak ify.

"Sebelum lo pergi lo harus minta maaf dulu ke teman gue" suruhnya.

"Apa lo bilang? Minta maaf, jangan harap" laki-laki itu menolak mentah-mentah.

"Iya minta maaf" pertegas ify.

Aila yang tak ingin masalah berbuntut panjang lantas menghampiri kedua orang itu untuk menghentikan perdebatan mereka."Udah ify, mending kita pergi aja lagian gak ada gunanya nyuruh dia minta maaf" aila menatap tajam ke arah laki-laki angkuh itu.

"Ya gak bisa gitu lah dia tetap harus minta maaf ke gue" Lisa maju beberapa langkah.

Laki-laki itu mendengus malas, ia kemudian pergi meninggalkan ketiga gadis itu dan melangkah pergi menuju home gym untuk berolahraga.

"Ihh! Main pergi gitu aja lagi dia kan belum minta maaf ke gue" Lisa memasang muka cemberut sekaligus kesal.

"Aku bakal kasi pelajaran ke dia" kata ify bertekad, ia lalu pergi menyusul laki-laki itu.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang