Chapter 5

28 2 0
                                    

Dengan langkah gontai runa berjalan memasuki gerbang SMA Kharisma. Ia lalu teringat kembali dengan hukuman yang ia dapatkan karena telah berlaku tidak sopan kepada guru fisikanya.

"Karena satu kesalahan kecil aku sampai harus dihukum dan sialnya lagi aku harus ngebersihin perpustakaan selama seminggu penuh" sesalnya.

Selagi berjalan menyusuri lapangan sekolah yang berumput ia tanpa sengaja menemukan sesuatu yang berkilauan di antara rerumputan hijau. Runa lantas merunduk untuk mengambil benda tersebut.

"Ini kan kalung, tapi punya siapa?" Pikirnya sembari menatap sekeliling. Jika diperhatikan lebih jeli bagian bawah kalung itu berbentuk mahkota sedangkan rantai yang mengikatnya terbuat dari perak.

"Kalung yang cantik" runa menyunggingkan senyumnya, tapi senyum itu tak bertahan lama sebab ada seseorang yang tiba-tiba datang dan merebut kalung itu darinya.

"Ini punya gue!" Orang itu ternyata adalah Elsa. "Lain kali sebelum nyentuh barang orang lain minta izin dulu" ketusnya.

Runa merasa geram sebab perkataan elsa barusan seolah-olah mengisyaratkan bahwa ia sengaja mengambil kalung itu tanpa seizinnya padahal ia tak sengaja menemukannya di antara rerumputan.

Elsa kemudian menatap nyalang ke arah runa kemudian ia maju perlahan. "Jauhi kami dan jangan pernah mengusik atau mencoba mencari tahu lebih banyak karena lo akan menanggung akibatnya" elsa memperingatkan. Ia kemudian pergi begitu saja meninggalkan runa sementara ruan dibuat bingung dengan maksud dari ucapan elsa tadi.

***

Runa tak langsung ke kelas, ia berencana untuk menemui lisa terlebih dahulu di ruang klub detektif akan tetapi, ia mendapat halangan di tengah jalan karena salah satu dari anggota orkes kembali mendatanginya dan mencoba untuk mengajaknya berbicara.

"Kita harus bicara dan ini penting" Aila tiba-tiba saja muncul di hadapannya.

"Apa yang mau dibicarakan?" Tanya runa penasaran.

"Berhenti untuk mencari tahu mengenai organisasi red tail" aila langsung to the point.

"Lo tau dari mana kalau gue lagi berusaha nyari tahu tentang organisasi red tail" alis runa tertaut.

"Gak penting gue tau dari mana, tapi gue sarankan untuk menjauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi red tail." runa tau jika yang dikatakan aila barusan bukanlah saran melainkan sebuah peringatan keras.

***

Setelah pembicaraannya dengan aila tadi runa jadi mengurungkan niatnya untuk pergi menemui lisa dan memilih untuk menjalankan hukumannya saja, tapi jujur saja ia masih memikirkan ucapan aila. "Semua orang berusaha untuk menghentikanku, tapi aku gak akan nyerah" ada kilauan di mata runa saat mengatakan hal itu.

"Elsa! lo ceroboh banget sih untung aja kalungnya cepat ditemukan karena kalau ngak gue sendiri yang akan bikin perhitungan ke elo"

"Udah deh gak usah berlebihan gitu lagian kalungnya juga udah ketemu"

Semua suara-suara itu berhasil membuyarkan pemikiran runa.
"Suaranya cukup familiar" ujarnya, ia kemudian mencari dari mana datangnya suara-suatu itu yang rupanya datang dari Tiffani dan Elsa.

"Karena kalungnya udah berhasil ditemukan, jadi gue harus dapat bayaran" elsa terseyum licik.

"Bayaran apa?" Tanya tiffani bingung.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang