Chapter 6

16 2 0
                                    

Runa membuka kedua kelopak matanya. Kepalanya terasa pusing kemungkinan itu adalah efek dari obat bius yang berikan tiffani.

"Ini di mana" ujarnya. Ia tak bisa melihat apapun karena semuanya gelap gulita. Tiba-tiba runa mencium sesuatu yang aneh seperti bau obat-obatan dan sejenisnya, ia lalu tersadar jika tangan dan kakinya terikat. Lampu kemudian menyala dan semua nampak jelas sekarang.

"Ini tempat apa?" Dahi runa berkerut.

"Akhirnya lo sadar juga"

Runa mencari-cari dari mana suara itu berasal lalu ia menemukan lisa, elsa serta tiffani berjalan menuruni tangga menuju ke arahnya.

"Jadi kalian yang udah ngelakuin ini!" runa nampaknya tak terima.

"Tenang aja nanti lo juga dilepasin, tapi setelah urusan kami selesai" kata tiffani sembari berjalan ke arah meja kerjanya.

"Urusan apa?" Tanya runa penuh selidik. Elsa dan lisa saling melemparkan senyuman.

"Lo akan tahu nanti" elsa memancing rasa penasaran runa.

"Elsa tolong hubungi dira gue penasaran kenapa dia lama datang" pinta tifanni.

"Oke" elsa mengeluarkan HPnya lalu mencoba menghubungi dira akan tetapi, elsa langsung mematikan sambungannya lantaran melihat dira yang baru saja datang.

"Sorry gue telat" kata dira sembari mengunci pintu. Ia lalu berjalan ke arah runa yang memandangnya dengan tatapan tak suka.

"Kalian ini  harusnya lebih lembut pada tamu kita" dira menampilkan senyum khasnya, ia lalu membuka ikatan runa dan hal itu tentu saja memancing rasa keheranan di wajah elsa dan tiffani.

Setelah ikatannya dibuka runa lantas berdiri dari kursi. "Siapa kalian sebenarnya dan kenapa kalian bawa aku ke tempat ini" runa meminta penjelasan.

Dira melipat kedua tangannya lalu tersenyum smirk, "Organisasi RED TAIL"

"Yang selama ini coba lo cari tahu"
Lisa menambahkan.

"Anting dan kalung yang lo curi dari gue juga bagian Organisasi RED TAIL" elsa menimpali.

"Bisa dibilang kalau kedua benda itu adalah tanda keanggotaan Organisasi RED TAIL" tiffani ikut menyahut.

"Kami juga punya penawaran khusus untuk lo" ungkap tiffani. "Dan itulah yang menjadi alasan kenapa kami ngebawa lo ke sini" tambahnya.

"Penawaran seperti apa yang kalian maksud?" Runa melipat kedua tangannya.

"Kami pengen ngajak lo gabung di Organisasi RED TAIL" elsa membuang muka entah kenapa rasanya begitu berat menggantikan posisi ruth dengan orang lain.

"Kenapa aku harus gabung di Organisasi RED TAIL lagi pula organisasi kalian ini dianggap sebagai sekumpulan murid-murid bermasalah yang udah menyebabkan banyak orang meninggal karena peristiwa ledakan bom satu yang tahun lalu" ujar runa menolak tawaran dira mentah-mentah.

"Bukan kami yang meledakkan bom itu!" Elsa berteriak marah.

"Elsa! tahan emosi lo" dira memperingatkan.

"Semua itu gak benar karena kami dijebak oleh seseorang" dira membeberkan satu fakta.

"It's oke kalau lo gak mau gabung sama kita, tapi jangan terlalu percaya diri dulu karena gue yakin setelah lo tau kebenarannya, maka lo pasti berubah pikiran" dira yakin seratus persen.

Runa diam cukup lama lalu setelah itu ia menatap mereka satu persatu. "Aku mau balik ke asrama"

Dira kemudian memberi kode pada lisa dan seakan mengerti dengan maksud dira, ia lantas mengeluarkan sehelai kain putih dari sakunya lalu mencoba menutup mata runa dengan kain itu.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang