Chapter 27

25 3 0
                                    

Pagi itu, bu Niar pergi menghampiri bu Nara yang saat ini tengah berada di laboratorium.

"Nara!" Panggil bu Niar, tapi bu Nara masih belum bergeming.

"Nara!" Panggil bu Niar sekali lagi dan kali ini lebih keras. Panggilan tersebut seketika membuat bu Nara langsung tersadar dari lamunannya, ia pun lekas berbalik menghadap bu Niar.

"Sejak semalam aku mencarimu. Jangan bilang kamu ada di sini sepanjang malam" bu Niar menerka-nerka.

"Tidak juga aku baru datang ke sini" bu Nara mengalihkan pandangnya.

"Apa ada sesuatu yang kamu pikirkan?" Tanya bu Niar penuh selidik.

"Tidak! Tidak sama sekali" bu Nara membantah.

"Baguslah kalau begitu" bu Niar melipat tangannya di dada. "Sekarang kita harus pergi. Kamu tidak lupa kan kalau kita ada janji untuk bertemu dengan pak menteri" Bu Niar mengingatkan.

"Tenang saja aku tidak melupakan pertemuan itu" kata bu Nara sembari melepas jas labnya.

"Ayo sekarang kita pergi" ajaknya kemudian.

Bu Niar hanya memutar kedua bola matanya malas sembari mengikuti bu Nara dari belakang.

Sesampainya di luar, sebelum masuk ke mobil bu Nara terlebih dahulu mengenakan kaca mata hitamnya setelahnya ia masuk ke mobil disusul oleh bu Niar.

Sementara itu dari kejauhan nampak Dira, Art dan Angga yang tengah mengawasi pergerakan mereka melalui teropong kecil.

"Mereka berdua udah pergi" Dira memberi tahu Angga dan Art.

"Ada berapa kamera pengawas yang lo lihat di sana?" Tanya Art kepada Dira.

"Untuk sejauh ini gue cuman ngelihat 3 CCTV aja yang terpasang di depan gedung" kata Dira masih mengawasi melalui teropongnya.

"Ada dua penjaga di sana jadi gimana caranya kita masuk" tanya Angga.

Dira lantas meletakkan teropongnya lali beralih mengeluarkan leptopnya dari dalam tas. "Aku bakal coba matikan CCTV nya biar kita gak ketahuan" Dira mulai melancarkan aksi meretasnya.

"Kalau gitu kita sekarang tinggal ngehajar penjaganya aja, iya kan" baru saja Angga akan melancarkan aksinya  namun, Art sudah lebih dulu menghentikannya.

"Jangan gegabah! Yang ada entar bu Nara sama bu Niar malah curiga lagi kalau penjaganya sampai dihajar sama orang yang gak dikenal" nasehat Art.

"Ya terus lo mau gimana, huh!" Kata Angga sedikit geram.

"Sial!" Umpat Dira tiba-tiba.

"Kenapa Dir?" Tanya Art khawatir.

"Ternyata gak cuman ada tiga CCTV aja, tapi ada sekitar tiga belas CCTV lainnya yang baru gue temuin dan tersebar di beberapa titik bangunan" jelas Dira.

"Yaudah kenapa gak lo hack aja langsung lagian kan lo peretas genius" Angga kembali berujar.

"Dek, mudah banget sih lo ngomong kayak gitu. Jangan kira ngeretas perangkat IT itu gampang" Dira mencoba berbicara sopan pada Angga.

"Gue punya ide, Dir gimana kalau kita minta bantuan Ruth aja" saran Art.

"Ide yang bagus" Dira kemudian segera  menghubungi Ruth untuk meminta bantuannya. "Gue udah minta bantuan Ruth dan sekarang lagi diproses" Dira memasukkan kembali leptopnya ke dalam tas.

"Masalah CCTV emang udah beres, tapi gimana soal penjaganya" Angga berkacak pinggang.

"Kita bakal lewat pintu belakang jadi kalian berdua tenang aja" Dira menyahut tanpa melihat ke arah Angga atau Art karena saat ini pandangannya justru terfokus pada layar HP.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang