Chapter 16

13 2 0
                                    

"Ada apa? Kenapa kalian ngelihatin aku kayak gitu" tanya aila sembari berjalan menuju loker.

Rupanya orang yang baru saja dilihat oleh tiffani dan elsa adalah aila. Tiffani kemudian membisikkan sesuatu ke telinga elsa. "Yang tadi kita bahas jangan diceritain ke aila" bisik tiffani sementara elsa hanya mengiyakan.

"Owh, iya tadi kalian ada ngebahas tentang video. Video mana sih yang kalian maksud?" tanya aila. Gadis itu masih sibuk mencari sesuatu di lokernya.

"Kita ngebahas tentang video yang lagi trending di youtube" elsa sengaja berbohong untuk menghindari kecurigaan.

"Owh" balas aila singkat. Ia kemudian menutup pintu lokernya lalu berpamitan pada elsa dan tiffani.

"Kalau gitu aku duluan ya kak" setelah berpamitan, aila kemudian keluar dari markas RED TAIL. Barulah setelah itu elsa dan tiffani bisa bernafas lega.

***

Saat di kelas aila tak bisa berkonsentrasi dengan buku bacaannya. Sejak tadi gadis itu hanya memikirkan tentang percakapan antara elsa dan tiffani sewaktu di markas RED TAIL. Sejujurnya ia bahkan masih penasaran dengan video yang mereka bicarakan.

"Kira-kira video apa yang mereka bahas? Kalau emang beneran cuma video youtube biasa, terus kenapa mereka sampai seserius itu ngebahasnya" pikirnya.

"Hai ailaa!" Sapaan tadi mampu membuyarkan lamunannya. Ia lalu mendongak dan melihat faradina di sana.

"Kita ke kafetaria yuk" ajak faradina namun, ditolak secara baik-baik oleh aila.

"Gue sibuk jadi lo aja yang pergi" tolaknya.

"Lo sibuk atau emang gak mau pergi bareng gue" faradina menuding.

"Hah!" Aila terkejut mendapatkan balasan yang menohok dari faradina.

Wajah faradina yang tadinya menampilkan senyum ramah lantas berubah menjadi serius. "Ternyata apa yang dibilang sama runa emang benar. Lo emang suka pilih-pilih teman" faradina melipat tangan di dada

"Tunggu! Maksudnya?" Aila tak mengerti.

"Lo cuma mau berteman sama murid-murid tertentu aja dan memilih untuk menjauhi kelompok siswa yang masuk ke sini lewat jalur ke empat. Termasuk gue juga"

Aila diam, ia tak memungkiri kebenaran dari perkataan faradina.

"Jahat banget sih jadi manusia!" Sembur faradina. Sementara aila hanya bisa terdiam tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun. Ia lalu melihat ke sekelilingnya, beberapa dari teman sekelasnya menatapnya dengan sinis dan hal tersebut membuat aila merasa tak nyaman.

***

Sore itu di tengah hujan yang deras murid-murid memilih untuk pulang basah-basahan karena jarak dari gedung sekolah menuju gedung asrama hanya beberapa meter saja.

Namun, berbeda dengan aila yang justru lebih memilih untuk tinggal di dalam kelas sembari menunggu hujannya reda.

"Aila!" Panggil lisa di ambang pintu sementara aila hanya membalas panggilan tersebut dengan seutas senyuman.

"Lo kok belum pulang sih" tanya lisa sembari berjalan ke arahnya.

Aila menatap lisa sekilas setelahnya, ia kembali fokus menatap ke depan.
"Lo kenapa sih? Kelihatannya murung banget" tanya lisa penuh selidik.

Aila menatap lisa untuk waktu yang cukup lama kemudian barulah setelah itu ia menceritakan masalah yang menimpanya tadi.

"Apa! Benar-benar yah si faradina itu, emang dia pikir dia itu siapa huh!Padahalkan dia cuma siswa buangan yang masuk ke sini pakai jalur sogokan" wajah lisa memecah karena marah.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang