Chapter 36

21 2 0
                                    

Para wartawan terus menanyai bu Niar terkait dengan laboratoriumnya yang akan segera diresmikan.

"Jika boleh tau apa alasan Anda membangun laboratorium ini" tanya salah satu wartawan.

"Aku membangun laboratorium ini untuk mengenang mendiang ayah dan kakeku yang dulu berprofesi sebagai ilmuwan" jawab bu Niar ramah.

"Lalu bagaimana dengan peluncuran obat terbaru yang sudah Anda teliti sebelumnya? Saya mendengar jika obat itu akan menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan, apa benar begitu?"

Bu Niar kembali tersenyum sembari menatap bu Nara. "Obat yang akan kami luncurkan merupakan hasil kerja sama antara aku dengan Nara sewaktu di bangku kuliah dulu" bu Niar menjelaskan.

"Obat yang akan kami luncurkan bukanlah obat seperti pada umumnya yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit" jelas bu Nara.

"Lalu apa fungsi dari obatnya?" salah satu wartawan kembali menyodorkan pertanyaan.

"Obat ini sedikit berbeda dari kebanyakan obat lain. Kami memberinya nama x-pirad 028 dan fungsinya sendiri untuk menambah daya ingat sekaligus daya tahan tubuh penggunanya" kali ini bu Niar yang menjawab.

"Karena itu kami menganjurkan agar kapsul x-pirad ini digunakan oleh para pelajar atau mahasiswa serta atlet nasional karena mampu meningkatkan daya pikir dan membuat produktivitas tubuh semakin meningkat" bu Nara menjelaskan secara rinci fungsi dari x-pirad 028.

"Apa obat ini sudah teruji keamanannya?" tanya wartawan lainnya.

"Pastinya aman untuk dikonsumsi dan aku sendiri bisa menjaminnya" kata Dr. Budi budi Cakrawala Agus selaku menteri kesehatan.

Awalnya sesi wawancara itu berjalan dengan lancar setidaknya sampai dua orang kurir bertopi datang membawa troli berisi paket besar di atasnya.
"Maaf mengganggu waktunya, tapi ada kiriman paket untuk nyonya Rahmaniar Kharisma" ujar kurir perempuan yang tak lain adalah Ruth.

"Maaf saya tidak memesan paket apapun" kata bu Niar berwibawa.

"Ini dari ibu Anda" Renald tersenyum di balik topi yang menutupi wajahnya.

"Kenapa tidak dibuka saja. Mungkin itu hadiah istimewa dari ibu Anda untuk mengapresiasi keberhasilan anaknya" Mendengar pernyatan dari salah satu wartawan membuat bu Niar terpaksa menampilkan senyum di wajahnya. Jika saja ini bukan permintaan dari para wartawan, maka ia tidak akan mau menerima paket itu.

"Bawa paketnya ke atas sini" suruh bu Nara. Ruth dan Renald lantas membawa paket besar itu naik ke panggung dan meletakkannya di dekat meja wawancara. Bu Niar berdiri dari kursinya berniat untuk membuka kotak besar itu, namun di sisi lain bu Nara justru merasa ada yang aneh dengan kedua kurir pengantar paket tersebut.

Bu Niar menarik pita yang terpasang di kotaknya dengan elegan. Kotak pun terbuka dengan sendirinya, namun bukannya bahagia ia justru malah terkejut dengan isinya yang ternyata adalah sebuah papan mading berukuran sedang yang telah ditempeli beberapa foto korban dari x-pirad 028 lengkap dengan biodatanya. Selain itu ada juga gambar serum x-pirad 028 dan obat penawarnya beserta fungsi dan efek sampingnya. Tidak hanya itu saja, beberapa berkas penting seperti surat perjanjian siswa dengan wali murid juga ikut terpasang di sana. Semua bukti-bukti telah disusun sedemikian rupa oleh Ruth.

"Benda apa itu" para wartawan jadi bertanya-tanya. Semua kamera lantas menyoroti mading. Kemudian layar besar yang terpasang di belakang mereka ikut menampilkan video bu Nara yang saat itu sedang dibawa menuju jurang.

"Apa-apaan semua ini" raut wajah bu Nara langsung berubah jadi panik.

Ruth dan Renald lantas melepas topi serta masker yang mereka gunakan.
"Video ini diambil satu tahun yang lalu" Renald buka suara. Semua kamera langsung tertuju padanya.

THE RED TAIL  II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang