My Vanilla Blue 2

11 5 1
                                    

"Cocok bukan berarti pas. Cocok adalah rasa, sedangkan pas adalah bentuk yg pasti."

18.00

Seorang siswa dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya baru saja tiba dirumah dengan keadaan basah kuyup karena hujan yang tak kunjung reda hingga akhirnya membuat siswa itu memutuskan untuk menerobos hujan.

"Bibi, tolong ini makanannya disiapin yaa. Saya mau mandi dulu.
Saya taruh dimeja." Teriaknya kearah dapur.

Ia masuk ke dalam kamar, melempar tasnya kesembarang arah kemudian melucuti satu persatu seragam sekolahnya yang basah lalu berjalan kearah kamar mandi.

***

Setelah mandi dan bersih-bersih, Pria yang mengenakan baju putih polos, celana pendek hitam, dengan rambut yang masih basah itu kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Bibii." Panggil Rey.

"Iyaa dek?" Jawab Bibi berjalan mencari sumber suara.

"Bunda mana Bii?"

"Ada dikamarnya dek."

"Lagi ngapain? Udah makan? Mandi?"

"Udah mandi. Tapi nggak mau makan. Katanya nunggu dek Rey pulang."

"Loh? Lain kali kalau Bunda ga mau makan, suruh makan duluan aja, Soalnya kadang ada futsal dadakan disekolah bi." Jelas Rey.

"Iya dek."

"Bibi udah makan? Oiya saya bawa makanan tadi, Bibi makan dulu, terus istirahat, kerjaannya lanjut besok pagi aja Bii." Tawar Rey.

"Belum dek. Kalau gitu saya siapin meja makan dulu terus istirahat."

***

Rey berjalan menaiki tangga dengan piring makanan yang sudah ia siapkan.

Pria itu mencoba mengetuk pintu dengan pelan.

"Bunda... Bun.." Panggil Rey pelan. Tapi tak ada jawaban.

Rey mulai membuka pintu tersebut dengan suara yang berusaha ia buat sepelan mungkin.

Terlihat seorang perempuan cantik setengah baya sedang berbaring sendirian dipinggir kasur berukuran King miliknya.

Rey menarik nafas berat, matanya sendu seketika. Ia lalu berjalan menuju ke tempat tidur tersebut dengan perlahan,
Rey menaruh piring yang dipegangnya tadi diatas nakas disamping tempat tidur.
Tak lupa memperbaiki posisi kursi roda dan menaruhnya ditempat yang dapat dijangkau.

Rey duduk disamping kasur.
Menatap sendu perempuan yang tengah terbaring lemah itu.
Sudut bibirnya terangkat membentuk setengah lingkaran saat mengamati wajah perempuan yang menjadi fokus matanya saat ini.

"Bun... Rey udah pulang." Ucap Rey dengan suara pelan karena tak ingin membuat Bundanya terbangun.

"Bunda lain kali ga usah nungguin Rey pulang ya. Bunda makan duluan aja.
Maafin Rey ya Bun, karena belum bisa bahagia-in bunda." Gumam Rey kemudian mencium lembut kening wanita tersebut.

"Good night bun."

Rey menarik selimut untuk menutupi tubuh bundanya yang sudah tertidur lelap.

***
"Kakkk makan malaamm." Teriak Vanilla dari arah meja makan.

"Iyaaa sebentar." Balas Jeje.

"Gue masak nasi goreng kesukaan Kakak, cepetan turun." Teriaknya kembali.

Jeje menuruni tangga dengan kacamata yang masih menyangkut dihidung mancungnya. Ia mendapati adiknya yang sudah duduk manis dikursi meja makan.

Adik kesayangannya itu adalah sosok gadis yang gemar memakan coklat, dan apapun yang memiliki rasa coklat manis.
Berbeda dengan warna favoritnya, Vanilla menyukai warna biru. Biru pastel tepatnya.

My Vanilla BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang