"Aku kira patah hati tak sesakit itu. Sebelum aku melihat mu tersenyum karena orang lain."
Nindy berjalan dengan banyaknya buku yang ia pegang sebagai bahan untuk mengerjakan beberapa tugas sekolah yang selalu ditundanya karena terlalu sibuk dengan kegiatan anak osis belakangan ini.
"Nin, tolong bawain Kak Jeje hasil rapat yang tadi yaa." Ujar salah satu anak osis menyodorkan beberapa map ke Nindy.
"Oh oke. Btw Kak Jeje nya mana?"
"Ga tau juga sih, tadi pas selesai rapat dia cuma minta tolong bawain kertas hasil rapat tadi kekelasnya." Jawab Siswi itu.
"Yaudah kalau gitu, gue bawa ini ke Kak Jeje dulu." Balas Nindy.
Nindy berjalan melewati taman sekolah, dan tanpa sengaja menemukan Jeje yang tengah tertidur diatas bangku taman panjang dengan posisi berbaring sambil mendengarkan lagu lewat airpods yang menyumbat kedua ditelinganya.
Nindy mendekati Jeje dan memandangi raut wajah tampan pria itu.
Melihatnya lekat-lekat sambil menghalau sinar matahari agar tak mengenai wajah tampan Jeje."Ganteng banget." Ujar Nindy dalam hati sambil tersenyum bahagia.
Rey yang tadinya berjalan, tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika melihat Nindy dari kejauhan yang sedang memandangi Jeje tertidur pulas dibangku taman.
"Mungkin sekarang saatnya gue berhenti ngejar lo lagi Nin, maafin gue udah nyusahin lo selama ini. Lo berhak bahagia dengan orang pilihan lo." Lirih Rey lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Jeje terbangun saat menyadari benda pipih persegi panjang itu sudah berbunyi dan menampilkan display alarm pada layarnya.
Jeje menghembuskan nafasnya pelan setelah mematikan alarm ponselnya.
Menyadari waktu istirahat nya sudah habis dan kegiatan berikutnya sedang menunggu.Jeje mencoba membuka mata.
Dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati Nindy tengah berdiri disampingnya dengan tatapan penuh arti."Ngapain?" Tanya Jeje memperbaiki posisi tubuhnya.
"Eh, aku tadi disuruh buat bawain Kak Jeje hasil rapat." Jawab Nindy menyodorkan beberapa map yang berisi kertas.
"Bukannya gue tadi minta tolong bawanya kekelas aja?"
"I-ya tadi ceritanya aku mau kekelas Kakak, tapi ngeliat Kak Jeje disini, jadi aku bawa kesini aja." Jawab Nindy.
"Hm, yaudah makasih ya." Ujar Jeje dingin lalu mengambil map tersebut.
Nindy masih belum bergeming dari tempatnya. Ia menatap Jeje dengan senyuman yang begitu lebar.
"Ada lagi?" Tanya Jeje.
"Udah ga ada Kak." Jawab Nindy.
"Terus?"
"Terus apa kak?"
"Kok masih disini?"
"Eh iya.
Hm Kak, aku boleh duduk disini gak?" Tanya Nindy."Dibangku ini?" Heran Jeje.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Vanilla Blue
Fiksi RemajaAda banyak trauma dan rasa sakit yang dialami oleh berbagai tokoh didalamnya. Sebelum cewek ini datang dihidup gue, rasanya hidup gue flat-flat aja tanpa ada kemajuan. Sampai gue ketemu Vanilla, yang bisa support gue secara fisik maupun mental. Be...