"Aku kalah sebelum berjuang."
Siang yang begitu terik, anak futsal sedang bermain dilapangan dengan keringat yang membasahi jersey futsal yang dipakainya.
"Kak kata pelatih, ekskul futsal diubah dari kamis jadi hari rabu." Ujar Rey mendekati Jeje yang sedang mengawasi para anggotanya dipinggir lapangan sambil istirahat.
"Oh yaudah, kabarin ke anggota yang lain." Jawab Jeje.
"Siap kak."
"Tangan lo udah baikan?" Tanya Jeje yang tak melihat gips yang kemarin terpasang dilengannya saat duduk dipinggir lapangan.
"Udah sembuh kok."
Nindy datang mendekati lapangan futsal dengan sebotol air mineral ditangannya.
Meski sedikit terkejut ketika melihat Rey berada disamping Jeje, Nindy kemudian memberanikan diri mendekati Jeje."Eh Nin!" Sapa Rey, disusul Jeje yang ikutan berbalik melihatnya.
Nindy hanya tersenyum kearah Rey.
"Ini buat Kak Jeje." Ujar Nindy menyodorkan botol air.Rey yang melihat itu memalingkan wajahnya, seolah tak melihat hal tersebut.
"Nama lo Nindy kan?" Tanya Jeje lalu dijawab anggukan oleh Nindy.
"Gini yaa, lo nggak usah ngasih gue coklat dan air lagi, gue tau lo anggota osis. Jadi cukup yaa perkenalannya.
Gue hargain semua pemberian lo.
Tapi soryy, apapun maksud lo untuk ngasih gue ini, Makasih, gue juga bisa beli sendiri.
Jadi lo beli untuk diri lo sendiri aja." Tegas Jeje kemudian berbalik menepuk bahu Rey lalu pergi meninggalkan lapangan futsal.Rey yang mengetahui situsai tersebut kemudian berbalik kearah Nindy.
"Nin..." Panggil Rey, tetapi tak diindahkan oleh Nindy yang langsung pergi dengan wajah murungnya."
"Duh, perih banget hati gue.
Terus selama ini Nindy suka sama Kak Jeje dong." Gumam Rey.Sepulang sekolah
Rey menghampiri Nindy diparkiran sekolah.
"Nin..." Panggil Rey.
"Apa? Mau ngetawain gue? Pulang sana." Sinis Nindy.
"Nin, lo tau kan selama ini gue suka sama lo. Tapi kenapa lo ga ngomong aja Nin sama gue kalau sebenarnya lo suka sama Kak Jeje." Tanya Rey.
"Ya terus kenapa kalau gue suka sama Kak Jeje? Kenapa gue harus bilang ke lo? Dengerin gue ya Rey, kita tuh cuma temen. Dan seterusnya bakal jadi temen, gue gabisa maksa diri gue untuk suka sama lo.
Udah cukup, berhenti ngejar gue. Mulai detik ini gausah cari tau tentang gue lagi, gausah nyamperin gue lagi.
Bukannya gue gamau sahabatan sama lo lagi,Tapi gue mau hidup gue tenang tanpa ada bayang-bayang lo lagi. Biarin gue ngejar sesuatu yang buat gue bahagia Rey.
Kita berdua perlu waktu, kita bukan lagi dua teman main, sekarang kita udah punya kehidupan masing-masing.
Urus hidup lo aja. Gausah masuk dihidup gue lagi!" Kata Nindy dengan nada yang begitu tinggi kemudian melepas paksa tangan Rey lalu pergi meninggalkannya.Sontak Rey terdiam setelah mendengar semua kalimat yang baru saja keluar dari mulut Nindy.
Edgar dan Daffa yang dari kejauhan menyaksikan hal tersebut juga ikut terkejut. Mereka berduapun menghampiri Rey yang masih belum bergeming dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vanilla Blue
Fiksi RemajaAda banyak trauma dan rasa sakit yang dialami oleh berbagai tokoh didalamnya. Sebelum cewek ini datang dihidup gue, rasanya hidup gue flat-flat aja tanpa ada kemajuan. Sampai gue ketemu Vanilla, yang bisa support gue secara fisik maupun mental. Be...