My Vanilla Blue 4

11 5 0
                                    

"Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan. Tetapi menghargai apa yang kamu miliki."

Siang ini begitu terik, Vanilla duduk dibangku kantin bersama Tisa dan Rere.

"Hubungan lo sama Daffa gimana?" Tanya Vanilla sambil memakan bakso miliknya.

"Gitu deh. Gaada kemajuan. Sebatas temen jalan, sleepcall, dan temen main diclub."

"Club?" Tanya Tisa.

"Iya, gue ketemu dia disana. Lama-lama kita deket, bertukar cerita, ya gitu-gitu. Terus akhirnya gue mulai suka dan mulai naruh harapan ke Daffa." Jelas Rere.

"Gausah terlalu berharap deh Re." Ujar Tisa.

"Iya Re, Jangan pernah nyoba naruh ekspektasi lo ke Daffa, Bukan apa-apa sih. Tapi yaa lu taukan kalau cowok club itu gimana? Nyari kesenangan doang disana, ga lebih." Tambah Vanilla.

"Iya juga." Pikir Rere.

"Gue ga ngelarang Re, gue cuma takut lo bakalan sakit hati karna cowok seperti dia. Gapapa lo suka sama orang, tapi ingat. Jangan menaruh harapan yang nggak pasti, karena berharap itu  salah satu seni nyakitin diri sendiri." Ujar Tisa memberi nasehat.

"Iya-iyaa makasih nasehatnya bestiekuu" Balas Rere lalu memeluk sahabat-sahabatnya.

"Heleh didengerin doang. Sakit baru ngadu lu." Pasrah Tisa.

"Hai Laaa." Teriak Edgar saat memasuki kantin bersama kedua sahabatnya, Rey dan Daffa.

Vanilla tampak bingung dengan panggilan tersebut,  Rere dan Tisa juga ikut kebingungan saat Edgar memanggil Vanilla, karena baru kali ini Edgar memanggilnya.

"Sejak kapan lo kenal sama mereka La?" Tanya Rere menatap ketiga pria tersebut yang salah satu dari mereka membuat jantung Rere berdegup cepat.

"Hari ini mungkin?"Jawab Vanilla asal.

"Kok bisa?"

"Gatau juga."

"Boleh duduk disini gak Re?" Tanya Daffa mendekat.

"Boleh-boleh." Jawab Rere seketika yang dibalas sinis kedua sahabatnya.

"Laa, pesen makan gih. Gue yang traktir. Gue kan ada janji sama lo." Ucap Rey.

"Gue juga mau dong ditraktir." Tambah Edgar.

"Gue udah makan.
Tuh, mangkok bakso gue udah kosong.
Mending lo traktir temen-temen lo aja." Balas Vanilla.

"Pesen minum kek atau apa gitu."

"Lain kali aja kalau mau ngertraktir." Jawab Vanilla.

"Eh wait wait waittt.... kok kalian kenal? Kok Rey ngebet traktirin lo? Kok gue gatau apa-apa?" Bingung Tisa.

"Gue nolongin Rey semalem. Dia kecelakaan, udah gitu doang." Jawab Vanilla malas.

"Rey... ada Nindy tuhh." Kata Edgar sambil menunjuk Nindy dengan dagunya saat melihat Nindy yang baru saja masuk ke kantin sendirian.

"Gue kesana dulu yaa."

Rey bergegas berlari kecil ke arah Nindy, meninggalkan teman-temannya.

"Itu siapa?" Tanya Rere.

"Itukan cewek yang sama Kak Jeje waktu itu." Pikir Vanilla dalam hati.

"Anak kelas sebelah. Dia tuh sahabat nya Rey. Dekeeettt banget. Sebelum kenal kalian, dia ga ada tuh akrab atau ngobrol sama cewek-cewek lain. Itu kenapa gue kaget waktu Rey sok akrab sama Vanilla." Jelas Daffa.

My Vanilla BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang