"Vano stop vano geli wahaha geli anjirr." Setelah acara suap-suapan vano dengan sengaja mengelitiki Ara alasannya cuma satu gabut.
Ara tak tinggal diam dia ikut menggelitik vano mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak.
Bruk....
Vano dan Ara jatuh dari kursi dengan vano yang berada di bawah Ara .
" Awww." Ringis berdua kesakitan.
" Sedang apa kalian?"
Deg, mereka mencari sumber suara itu, tepat sasaran dia adalah buk Ema guru paling kiler di antara seluruh guru.
Mereka berdua hanya diam dan kembali berdiri sambil membersihkan debu yang menempel.
" Ikut saya ke BK sekarang juga." Tegas buk Ema, mereka berdua pun mengikuti langkah buk Ema.
" Ini semua gara-gara Lo." Geram Ara melanjutkan langkahnya.
Mereka berdua pun telah sampai ke ruang BK sambil mendengarkan alunan ceramah dari buk Ema.
" Orang tua kalian berdua akan saya panggil sekarang, dan kalian akan saya nikahkan." Tegas buk Ema " karna kalian sudah di batas ketidak wajaran.
Mereka berdua pun terkejut" enggak buk Ara gak mau, semua ini gak seperti yang ibu lihat ibu salah paham, pokok nya Ara gak mau nikah sama vano gak mau." Ara pun mengeluarkan air mata nya, dia takut dia tidak akan bersekolah lagi, dia takut papa nya akan marah padahal semua ini tidak seperti yang ibu Ema lihat.
" Ra maafin gue." Lirih vano pelan namun Ara tak mau mendengarkan nya.
Orang tua vano dan Ara pun telah hadir, mereka semua terkejut mendengar semua penjelasan buk Ema, sekuat apapun mereka menjelaskan orang tua nya tak akan percaya Ara dan vano pun pasrah.
" Kalian berdua akan kami nikah kan 2 hari lagi ." Tegas papa Ara.
" Hiks hiks Ara gak mau, Ara mau sekolah Ara gak mau nikah." Ara menangis sejadi-jadinya ada rasa bersalah di hati vano namun semua tak ada artinya.
" Kalian berdua akan tetap sekolah, dan jangan sampai ada yang tau pernikahan kalian termasuk sahabat kalian masing-masing hanya Keluarga kita yang akan hadir di pernikahan itu, dan saya harap sekolah bisa merasiakan berita ini atau kami berdua tidak akan menjadi donatur di sekolah ini." Tegas papa vano .
" Sudah cukup vano. Kamu bikin papa malu kapan kamu sadar."Pram papa vano berbisik menahan sekuat tenaga semua amarahnya dan untung saja papa Ara dan vano sudah bersahabat sejak lama jadi ya mereka tidak terlalu mempermasalahkan tapi malu nya ini yang mereka pikirkan.
"Ara ikut papa sekarang!" Bentak Erik menarik tangan Ara untuk pulang ke rumah.
" Omm" panggil vano " Jangan marahin Ara. Ini semua salah vano bukan Ara." Namun Erik hanya tersenyum dan kembali melangkahkan kaki nya menarik tangan Ara.
Setelah sampai di rumah Erik langsung melepaskan tangan Ara dengan kuat. " Dosa apa yang papa perbuat sehingga kamu jadi seperti ini Ara!" Erik memijit keningnya.
Percuma saja Ara bersuara menjelaskan semuanya, Erik pasti tak akan percaya. Mungkin hati Erik untuk Ara memang tak sehangat dulu.
" Jawab Ara!"
Badan Ara bergetar mendengar bentakan dari papa nya."Ara gak tau pa. Ara gak tau dengan semua kesialan semenjak papa hadir kembali. Hiks Ara gak tau lagi harus apa karna semua nya salah di mata papa!" Teriak Ara kencang sambil mengacak rambut nya.
" Ini semua gara-gara papa. Ini semua salah papa!"
Plak..
Satu tamparan kembali melayang ke wajah Ara "SIAPA YANG NGAJARIN KAMU BEGINI ARA! PAPA GAK PERNAH NGAJARIN KAMU TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN SEPERTI INI."Teriak Erik menunjuk wajah Ara.
"Kamu contoh salsa tidak pernah jadi anak pembangkang seperti kamu." Sambung nya lagi sedikit pelan.
"SALSA! SALSA! SALSA! Pernah gak sih papa mikirin Ara? Pernah gak papa ngertiin perasaan nya Ara. Ara capek pa capek." Ara berusaha bersuara sekuat tenaga yang ia punya.
"Ini semua salah kamu Ara! Seandainya kamu jadi gadis penurut seperti salsa ini semua gak akan terjadi." Bela Erik sekali lagi.
" Capek Ara ngomong minta pengertian sama papa! Papa gak akan pernah ngerti Karna otak papa udah di cuci sama tu pelakor." Bentak Ara berteriak histeris.
"Mama meninggal di saat papa milih pergi bersama pelakor itu! Papa gak pernah ngasih kabar apapun ke Ara selama bertahun-tahun. Ara pun sudah ikut mati bersama jasat mama yang sudah terkubur dan sekarang papa datang cuma mau nyakitin Ara hah di mana. Hati nurani papa?" Jelas Ara mengeluarkan semua isi hatinya.
Ini semua sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
Vano Praditia
Short StoryPecinta broken home yaudah baca;) Ara berjalan kesetiap ruangan melihat tempat di mana dia tidur bersama dengan vano " Lo tega ninggalin gua sendiri di kerapuhan gua Van." Ara mengambil gunting di meja dan melihat ke arah cermin "Gua udah gak punya...