Bab.37

4.1K 299 27
                                    

"Raaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Raaaaa.... " Teriak gia dari luar kelas.

" Lo kanpa GI, tarik napas dulu." Heran Ara melihat gia yang terburu-buru.

" Giooo Ra.... Giooo ...!"

" Gio kenapa?"

" Bilang gia, gio kenapa!" Cemas Ara.

" Gio kecelakaan dan sekarang tidak sadarkan diri."

Handphone yang di pegang Ara pun terjatuh sangking kaget nya.

" Antar gua sekarang." Ara tak hentinya meneteskan air mata nya .

" Raaaa sabar Ra, doain gio baik-baik aja." Ucap gia menenangkan Ara.

Ara pun dengan cepat berlari menelusuri koridor rumah sakit.

" Ma...pa...gio gak kenapa-kenapa kan?" Tanya ara sambil menangis.

" Mama gak tau Ra.... Mama juga khawatir banget." Ucap mama gio cemas .

" Keluarga pasien!"
Panggil dokter dengan cepat mereka berjalan menuju dokter.

" Pak buk, gio sudah sadar dan menyuruh kalian untuk masuk."

Dengan cepat mama dan papa gio masuk ke ruangan gio.

" Giooo sayang mama hiks hiks bertahan ya nak bertahan." Cemas mama gio sambil menangis memegang tangan gio.

" Ma, pa waktu gio gak banyak
Gio mohon kalau gio udah gak ada kalian gak boleh sedih, satu permintaan gio anggap vano anak kandung mama ma, sadar vano gak salah ...." Ucap gio lemah.

" Tapi...."

" Gio mohon ma, vano butuh kasih sayang seorang keluarga."

" Mama janji mama akan nganggap vano anak mama, tapi kamu sembuh ya nak, jangan tinggalin mama "

" Pa, jangan pernah sakitin vano ya, gio mohon." Mereka berdua mengangguk setuju.

"Buka tirai di sebelah ma, pa."

Terlihat vano yang terbaring lemah, dengan banyak alat.

" Awww ." Mama vano terjatuh terkejut melihat semua ini , sangat sedih melihat ke adaan vano yang terbaring tak berdaya.

" Maafin papa vano." Ucap papa gio menyesal, sangat menyesal.

" Kalau gio udah gak ada, gio mohon berikan ginjal gio untuk vano, kalian harus ikhlas lihatlah vano dan di sana pasti ada gio."

" Akhhhh sayang gio, kamu gak boleh ngomong gitu ya nak, kamu harus sembuh."

Gio menggeleng lemah.

Tak lama dari itu Ara masuk dengan perintah dokter.

"GI Lo kuat! Gua tau itu bertahan."

"Gua capek hadir dalam kerumitan ini Ra. Jaga diri Lo ya gua akan selalu jadi bintang Lo."

Ara terkejut melihat semua ini apa-apan ini Ara seakan di buat gila  tidak tau apa-apa yang terjadi.

" Melihat dua orang yang dia cintai terbaring lemah.

" Va....no." ucap Ara sambil menutup mulutnya terkejut.

Vano terbaring lesu sedikit menampakkan senyuman nya.
Rambut yang dulu menghiasi kepala sekarang tidak ada sehelai pun.

" Gua seperti orang bego yang gak tau apa-apa." Kesal Ara kepada diri nya sendiri.

" Ra...." Panggil gio.

" Vano mengidap penyakit gagal ginjal semenjak SMP."

" Akhhh loo...vanooo gak pernah cerita apa-apa gua seperti orang bego dalam cerita kalian, yang gak tau alur cerita ini mau kemana." Ara menutup mulutnya Sangat terkejut dan berjalan ke arah vano.

" Lo bersikap seolah-olah Lo baik-baik aja tapi ."

" Hiks maafin gua Van, gua gak tau hiks gua gak tau."

"Cerita ini terlalu rumit untuk gua pahami, gua seakan pemeran bodoh yang gak tau akhir dan tujuan cerita ini vano. Lo gak pernah jujur sama gua." Ara terduduk lemah memegang rambut nya menangis sekuat mungkin.

" Lo harus jaga vano, karna di hati vano ada gua." Ucap gio sambil tersenyum.

"Giooo Lo gak boleh gini gioo Lo gak boleh ninggalin kita semua hiks gak boleh gioooo." Teriak Ara sambil menggoyangkan badan gio.

Gio memejamkan mata nya untuk selama- lamanya......

"Bahagia ketikan pernah di cinta Lo sedalam ini Ra."

Vano PraditiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang