Bab.23

3.9K 354 9
                                    

" wahahahha Van capek gua anjing udah hahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" wahahahha Van capek gua anjing udah hahaha." Ucap Ara sambil berlari, karna di kejar vano.

" Hahaha lemah Lo." Vano pun menyentil jidat ara.

Mereka berdua duduk di kursi depan kelas nya, kecapean.

" Woiii jamet kok bibir lu pucat banget sih?" Tanya ara heran.

Vano pun membisikan sesuatu " gak pp ini karena istri gua gak bagi makan." Vano pun mengedipkan mata nya.

" Istri.... Eakk." Vano pun tertawa sangat puas menjahili Ara, yang terdiam bingung.

" Babi, baru sadar gua ." Ucap Ara dan langsung mencubit vano.

" Lucu banget sih bini gua."

" Vanoooo." Ucap Ara takut ada yang mendengar nya.

Vano pun langsung menarik tangan Ara " Lo harus jaga diri kalau gua gak ada."

" Lo apa-apa sih yok beli minum ngeleg tu otak Lo." Ucap Ara menarik tangan vano.

Ara menarik tangan vano ke kantin. Jujur saja Ara sangat takut jika terjadi apa-apa dengan vano.

Rasa nyaman dan merasa selalu di lindungi membuat Ara sedikit kuat dan melupakan masalah yang ada.

" Ehemmm pegang-pegang tangan ya sekarang ehemmm ." Teriak Devan dan gia.

Dengan cepat Ara melepaskan tangannya dan langsung pergi mengejar gia.

Hari ini ada jam pelajaran seni budaya, dengan praktek menyanyi.

" Assalamualaikum anak-anak, sudah siap untuk mengambil nilai praktek nya." Ucap Bu Nanik semangat.

" Waalaikumsalam, sudah Bu."jawab mereka semua.

" Udah dong Bu, ada lagu khusus untuk ibu tercinta dari Devan." Ucap Devan sambil mengedipkan matanya namun di beri sorakan oleh temannya.

" Udah -udah diem ya, nama yang akan duluan tampil akan ibuk acak ya."

" Untuk vano Pradita silahkan kamu duluan."

Dengan cepat vano maju dengan langkah cool nya " apasih yang enggak buat ibu." Gombal nya, sedangkan Ara geli sendiri mendengarkan kata-kata vano.

" Lagu ini gua persembahan untuk orang yang sangat gua cinta, Liara putri."

" Ehemmmm ehemmm cieeeee

Cieeeee Ara cieeeee." Ucap mereka semua kegirangan.

Ara pun tersenyum geli melihat tingkah suami nya itu.

Vano pun langsung mengambil gitar, memainkan nya secara perlahan.

Mesin waktu

Kalau harus ku mengingatmu lagi
Aku takkan sanggup dengan yang terjadi pada kita
Jika melupakanmu hal yang mudah
Ini takkan berat, takkan membuat hatiku lelah
Kalah, kuakui aku kalah
Cinta ini pahit dan tak harus memiliki
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu lewat mesin waktu
Jika melupakanmu hal yang mudah
Ini takkan berat, takkan membuat hatiku lelah
Panjang perjalanan yang harus kulalui
Merelakanmu
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu lewat mesin waktu, ho-uh-oh
Wo-uh-oh
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu, oh-oh
Jika aku bisa, ku akan kembali
Ku akan merubah takdir cinta yang kupilih
Meskipun tak mungkin, walaupun ku mau
Membawa kamu lewat mesin waktu.

Vano pun berhenti bernyanyi dan tersenyum ke arah Ara.

Mereka semua bertepuk tangan sangat meriah.

" Segini aja dlu ya buk serek ni pengen minum." Vano pun langsung duduk di kursi nya.

" Secinta itu vano ke gua." Ucap Ara tak enak dalam hati.

Namun tak beberapa menit kemudian vano langsung terjatuh dari kursinya.

Dengan cepat gio langsung ke meja vano.
Mereka semua terkejut yang melihat vano pingsan.

Gio, Galang dan Devan langsung membawa vano ke UKS.

Sungguh Ara sangat cemas melihat vano yang kunjung untuk sadar.

" Tinggalin gua sama vano!" Ucap gio tegas.

" Tapi..." Ucap Ara.

" Tinggalin gua berdua, lu beli makanan untuk vano." Ucap nya singkat, Ara pun mengikuti ucapan gio.

" Lo kenapa gini sih Van, Lo kecapean lu pasti gak minum obat gua gak guna gua gak guna." Ucap gio menyesal.

Vano telah sadar, namun dia tak membuka mata nya, dia mendengar semua ucapan gio.

" Lo secemas itu sama gua." Ucap vano dalam hati.
Vano pun membuka mata nya perlahan sudah setengah jam gio menunggu vano akhirnya vano sadar jga.

" Lo gak minum obat?" Tanya gio dingin.

"Lo mau apasi mau mati ha." Bentak gio kesal.

" Maafin gua bang!" Ucap vano lemah.

Brakk suara nampan yang jatuh, ternyata Ara mendengarkan ucapan mereka sejak tadi.

" Ha...ABG??"

" LO BERDUA?????."

"Terkadang kita harus melepaskan orang yang kita cintai demi menemukan orang yang mencintai kita"

Vano PraditiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang