Bab.1

13.5K 862 88
                                    

"Apartemen Lo?" Tanya Ara setelah sampai di depan apartemen yang sangat mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apartemen Lo?" Tanya Ara setelah sampai di depan apartemen yang sangat mewah.

"GUA MAH ORANG KAYA."Sombong Vano sambil mencuil hidung Ara.

"Lo ngapain sih ngajak gua ke sini, kan gua jdi bolos." Kesal Ara .

"Noh ganti baju, nanti gembung!
Atau Lo mau gua gembungin?" Vano mengangkat alis nya jahil sambil Tersenyum, dengan malas Ara mengikuti ucapan vano untuk ganti baju.

"Gua masuk yaaa?"

"Gua sunat Lo." Bentak Ara cepat-cepat mengganti pakaian nya.

Ara  keluar dengan baju kaos pemberian vano "aaa, baju kita cauple." Ucap vano bangga sambil memutar badan nya memperlihatkan baju yang ia pakai.

Mata Ara membulat sempurna
Bisa-bisa nya vano memberikan nya baju yang sama dengan dirinya.

"Baju cewe Lo? Ara menatap vano bertanya.

"Xixix kagak, ni bokap gua punya pabrik nya."

Ajaib, manusia di depan Ara ini sungguh ajaib.

"Lo sakit?"Vano bertanya namun tak ada jawaban.

Ara berjalan ke kaca apartemen vano melihat  hujan membasahi kota hari ini "Gua ngerasa gak pantes untuk hidup."satu kata keluar begitu saja dari mulut Ara.

"Raa hidup gak sejahat itu, jangan pernah nyalahin diri Lo sendiri karna gak smua nya ninggalin Lo."

"Semua udah hilang Van, gua ngerasa gak ada tujuan lagi untuk hidup." 

Ara jatuh begitu saja dengan cepat vano memeluk Ara ini pertama kalinya vano melihat Ara sehancur ini.

"Ini bukan Ara musuh gua yang gua kenal semangat dong gua akan selalu sama Lo."

Entah apa yang di pikiran vano, terlintas niat untuk menjahili Ara."Kelihatan nya cuaya mendukung."
Vano tersenyum simpu ke Ara.

"Maksud Lo?"

"Masak mie gituhhh gak boleh souzon Ara astaghfirullah." Vano mengusap dada nya sambil menarik nafas.

"Setres!"

"Gua sumpahin Lo Lasiara putri jadi bini gua."

"Sumpah orang kek Lo gak akan di dengar Tuhan."

Kruik kriuk perut Ara bersuara, ingin rasanya Ara menghilang dari muka bumi ini, sungguh Ara malu saat ini.

"Whahaha laper bilang boy, dasar malu-malu kucing."vano  menarik hidung Ara gemes.

Wajah Ara memerah, ini bukan seperti di novel-novel yang cewek nya salting bukan, tapi wajah Ara memerah karna malu, bisa-bisa nya cacing nya bikin malu di depan vano.

"Mau makan apa?
Gua beliin nih sekalian resto nya gua beli."sombong vano bangga.

Namun Ara menggeleng "Tunggu sini...!"perintah Ara melangkah kaki nya mencari dapur vano.

Vano PraditiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang